Saat Isa/Yesus mengatakan "kamu adalah terang", ini artinya bahwa sesungguhnya kita berasal dari kerajaan terang yang disebut kerajaan surga itu. Maka kita akan kembali ke jati diri kita jika memancar sebagai terang.
Inilah mengapa Isa/Yesus tidak perlu menjanjikan surga, sebab kita hanya perlu pulang kembali ke asal usul sebagai keluarga surga, keluarga cahaya; yakni dengan memancar sebagai terang.
Kata-kata "debu kembali menjadi debu" hanya mengingatkan bahwa tubuh kita berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Namun jiwa kita berasal dari cahaya dan akan kembali pada cahaya.
Mekanismenya seperti itu dan hanya perlu disadari dan saat dilakukan, memancar sebagai cahaya, kita sudah ada di sana, dalam kerajaan terang itu saat ini juga, sebagai keluarga cahaya yang sedang berada di bumi.
Kita hanya lupa akan jati diri kita dan asal-usul kita sesungguhnya dan hanya perlu mengingatnya kembali. Pengalaman hidup sehari-hari adalah bentuk nyata dan aktual atas pulihnya ingatan dan kesadaran kita sebagai keluarga cahaya. Praktek dalam kehidupan nyata oleh karena itu adalah wujud dari penguasaan atas pembelajaran kembali terang mencahaya.
Oleh karena itu dalam aplikasinya, sebaik dan sebenar apapun menurut pemikiran kita, namun kita tidak berhak memaksa orang lain untuk wajib percaya pada pemikiran kita sebagai satu-satunya yang paling benar. Pemaksaan adalah pelanggaran atas kehendak bebas dan hukum cinta. Hormatilah orang lain dengan pilihan mereka masing-masing. Berkati selalu sesama maka berkat akan pertama-tama mengalir melalui diri kita sehingga semakin mencahaya terang.
Kita saling menghormati pilihan saja. Kita bagikan yang kita tahu. Kita tidak perlu marah dan mengutuk mereka yang berseberangan dan berbeda pendapat. Kita tidak perlu mencelakai dan menyingkirkan yang berbeda pendapat untuk selamat. Ya, tentu saja, sebab tujuan kita adalah mengekspresikan cinta dan memberkati semua. Kita hanya berbagi pengetahuan dan berkat cinta. Biarkan hukum alam karma, yakni hukum sebab-akibat, yang bekerja untuk pembelajaran masing-masing sehingga benar-benar bijaksana penuh cinta.
Ingatlah juga pesan Eyang Sabdo Palon bahwa kita hanya menggunakan senjata pengetahuan, sebab pengetahuan adalah cahaya terang di tengah-tengah kegelapan karena ketidaktahuan. Kegelapan adalah simbol atas mereka yang tidak tahu apa yang terjadi dan tidak tahu apa solusi untuk menyelesaian masalah. Mereka yang menggunakan cara kekerasan, ancaman dan paksaan bukan dari arahan Eyang Sabdo Palon.
Vibrasi cinta memancarkan cahaya.
“Hanya ketika kita cukup berani untuk mengeksplorasi kegelapan, kita akan menemukan kekuatan tak terbatas dari cahaya kita.” |
§
Investasi tidak hanya cukup berupa uang tetapi juga inspirasi yang mencerdaskan, membangun rasa damai dan bijaksana untuk mengembangkan keterampilan kreatif sehingga akan memanen hasil-hasil karya kreatif dan kebahagiaan.
Monggo untuk share. Rahayu sagung dumadi.
Vibrasi cinta.
...((( 💓 )))...
No comments:
Post a Comment