Friday 31 August 2018

Hanya Cahaya Yang Dapat Menyingkirkan Kegelapan

Kau tidak akan bisa menarik orang lain untuk berkawan dan mendukungmu jika kau mengejek, merendahkan dan menyakiti mereka. Mereka justru semakin menjauh dan melawanmu karena dendam yang semakin membara.

Jika negeri ini kacau oleh karena pertengkaran dan permusuhan, siapa yang beruntung? Tentu saja pihak-pihak luar yang kegirangan melihat kepentingan mereka aman tak terusik sebab bahkan tidak diketahui dan disadari. Air keruh mudah ditangkap ikannya. Semua orang hidup dalam kegelapan yang keruh tidak tahu apa-apa yang terjadi dengan hidup mereka.

Sebutan ejekan, hinaan tidak akan membantu membawa negeri ini pada cahaya terang bahkan sebaliknya membawa pada kehancuran struktur bangunan kemasyarakatannya. Mereka yang sakit hati dan marah tidak mampu membaca, melihat dan mencerna karena gelapnya pikiran. Sikap-sikap mengejek itu justru membuat semua tenggelam dalam kebutaan.

Dalam kegelapan oleh karena ujaran kebencian yang terus-menerus mengisi kehidupan sehar-hari, orang tidak tahu mana yang benar-benar berusaha membantu sebab siapapun yang berbeda pendapat akan mereka anggap sebagai musuh dan ancaman. Pemikiran kritis untuk perubahan dianggap sebagai gangguan. Masyarakat tidak siap untuk berubah dan menggunakan cara-cara dan pola pikir baru.

Lihat saja, saat ejek-ejekan itu telah membutakan banyak orang dalam memilih pemimpinnya. Orang tidak melihat prestasi calon pemimpin tetapi mengikuti kemarahannya. Orang-orang yang dipenuhi amarah akan memilih pemimpin yang memenuhi hasratnya memuaskan kemarahan. Hasilnya bisa dilihat orang-orang terus-menerus menikmati mengobral kemarahan bahkan setelah pemilihan pemimpinnya.

Jika ingin hidup dalam damai sejahtera, hanya cara-cara damai yang akan dapat memenuhinya. Jika damai dan sejahtera yang diinginkan, mulailah berbagi dengan sapaan halus, menghormati dan menghargai mereka yang memerlukan rasa damai dan persahabatan.

Cara-cara gelap tidak akan dapat menyingkirkan kegelapan. Kebencian tidak dapat menyingkirkan kebencian; hanya cara-cara cinta yang adalah cahaya yang dapat menyingkirkan kegelapan. Cara-cara cinta adalah berupa rasa hormat, penghargaan, sapaan lembut, uluran tangan, pengetahuan yang akan membuat semua hidup dalam cahaya terang.

Cara-cara gelap tidak akan dapat menyingkirkan kegelapan. Kebencian tidak dapat menyingkirkan kebencian; hanya cara-cara cinta yang adalah cahaya yang dapat menyingkirkan kegelapan. 
~Martin Luther King, Jr 

Cara-cara cinta adalah berupa rasa hormat, penghargaan, sapaan lembut, uluran tangan, pengetahuan yang akan membuat semua hidup dalam cahaya terang.

...((( 💓 )))...

Teguh Sekalipun Sendirian

Saat kau banyak mengamati, mencermati, mencerna, kau akan menemukan banyak hal lebih mendalam. Kau akan memahami jauh lebih mendalam dari pada orang-orang lain. Apa yang kau ketahui tidak diketahui oleh orang lain.

Di lingkungan masyarakat yang lebih banyak menghafal, kebenaran umum dijadikan pedoman. Orang dianggap benar jika mengikuti kebenaran umum.

Kau mungkin akan dianggap aneh dengan semua yang kau yakini dari hasil melakukan pengamatan dan menemukan banyak hal berbeda. Kau telah mempelajari lebih jauh dengan pengamatan dan pengujian kebenarannya. Kebenaran sejati mulai kau gali.

Tetap berdiri tegak dengan apa yang kau yakini, sekalipun itu berarti kau harus berdiri sendirian. Cahayamu diperlukan oleh mereka yang berjalan dalam kegelapan. Ingatlah bahwa seorang guru spiritual adalah ahli di bidangnya dan langka, begitu juga nabi hanya ada satu-satunya pada zamannya.

“Tetap teguh dengan apa yang kau yakini sekalipun berarti kau harus berdiri sendirian.”

Thursday 30 August 2018

Bumi Adalah Sekolah Kehidupan

Dari sudut pandang jiwa/soul yang adalah energi, dan energi tidak musnah hanya berubah-ubah bentuk, saat suatu jiwa masuk ke bumi, tujuannya adalah sebagai pembelajaran.

Bumi adalah sebuah sekolah kehidupan bagi jiwa-jiwa. Sekolah adalah untuk mencerdaskan, membuat jiwa semakin terampil serta sekaligus semakin bijaksana. Pengalaman hidup apapun yang dijalani adalah pembelajaran hidup.

Sekolah kehidupan di bumi bukan berupa hafalan, melainkan melalui eksperimen-eksperimen, mengujinya untuk membuktikan kebenaran teori atau dugaan solusi. Dengan cara itu jiwa-jiwa mengalami evolusi kesadaran, semakin memahami kehidupan dan mampu mengolah hidupnya sehingga mampu menciptakan kehidupan indah.

Setiap kesulitan sering juga timbul dari sikap dan pikirannya sendiri, jadi mau tidak mau memang harus diatasinya. Mampu mengatasi masalah berarti naik satu tingkat di atas masalah itu.

Secara bertahap, setiap jiwa meningkat kesadarannya dengan cara itu. Itulah mengapa dikatakan apapun yang dilakukan seseorang akan membawanya lebih maju.

Benturan-benturan akan menyadarkan bahwa ia sedang menabrak tembok jalan buntu. Ia perlu mengamati situasi dan mencari celah untuk bergerak maju.

“Kita adalah benih dari penciptaan.” 

Sebagai benih kita akan terus-menerus tumbuh sebagaimana tanaman tumbuh, menumbuhkan akar, batang, cabang, ranting, daun, bunga, buah. Pengalaman hidup memberikan banyak pembelajaran untuk bertumbuh, meluas kesadaran, keterampilan, kreativitas dst. untuk menciptakan kisah-kisah kehidupan indah. 


...((( 💓 )))...







Damai Lahir dari Sikap Tenang

Banyak yang tidak tahu dan tidak sadar bahwa kondisi emosional manusia memancar dan menciptakan realita hidupnya. Ajaran leluhur mengajarkan untuk diam jika hanya kata-kata kasar yang keluar dari mulut, namun manusia sekarang merasa jika diam akan ditindas.

Nasehat untuk diam itu bukan berarti membiarkan yang jahat berkuasa, melainkan dengan memelihara ketenangan hati akan mampu bersikap dan bereaksi lebih tepat.

Leluhur memahami persis bahwa ledakan emosi justru memperkeruh keadaan dan menciptakan lingkungan gaduh serta alam bergejolak. Artinya membiarkan diri mengikuti sikap emosional justru membantu terciptanya situasi kacau.

Sikap hening membuat lebih cermat mengamati keadaan, membaca arah dan kemungkinannya serta melihat alternatif dan celah solusinya. Ini yang membuat manusia semakin cerdas, cerdik dan bijaksana.

Sikap hening memungkinkan manusia bereaksi secara tepat untuk mengendalikan keadaan dan menciptakan kehidupan damai dan indah.

“Memendam kemarahan adalah seperti menggenggam bara api dengan maksud untuk melemparkannya kepada orang lain; kau sendiri yang akan terbakar.” 
~ Buddha 

...((( 💓 )))...

Wednesday 29 August 2018

Sabdo Palon dan Era Keemasan

Di Jawa dikenal ada figur spiritual Sabdo Palon. Sebelum masuknya agama-agama dari padang pasir ke Nusantara di masa Majapahit, rakyat hidup damai dengan agama utama Buddha Siwa, campuran Buddha dan Hindu yang rukun.

Sejak masuknya agama-agama yang merasa paling suci dari padang pasir, orang-orang yang tidak seiman dianggap kafir dan sesat yang harus dihapus.

Budaya Nusantarapun dianggap budaya kafir, sesat, penyembahan berhala. Yang menentang dibunuh. Raja Brawijaya yang tidak mau berganti agama ditumbangkan. Perang tak terelakkan oleh pemberontak Demak.

Ada strategi untuk menguasai suatu bangsa, yakni hancurkan budayanya dan gantikan dengan budaya baru sehingga mereka kehilangan jati diri, merasa lemah tak berdaya sebagai bangsa rendahan penuh dosa.

Sabdo Palon disebut sebagai tokoh spiritual memperingatkan Brawijaya ketika Brawijaya akhirnya memilih berganti agama.

Sabdo Palon berjanji akan datang kembali 500 tahun lagi untuk membawa kembali bangsa ini mendapatkan kemerdekaan dan kejayaannya.

Kini waktu itu telah lewat dan mulai terlihat anak-anak asuh Sabdo Palon muncul ke permukaan berjuang memulihkan kejayaan Nusantara dengan "senjata pengetahuan dan kebijaksanaan hidup".

Bagi yang merasa suci dan bersih dan merasa terganggu oleh orang-orang yang dianggapnya kafir dan sesat dipersilakan kembali ke padang pasir agar tidak terganggu dan terkotori dengan kekafiran dan kesesatan tanah ini. Padang pasir lebih tepat bagi orang-orang yang sudah paling suci dan paling bersih. Biarkan tanah ini bebas dan merdeka dengan kekafiran dan kesesatan budaya asli Nusantara yang kaya ragamnya.

Yang merasa paling suci tidak akan terganggu lagi di tanahnya, sehingga kita sama-sama tenang dan damai tak terganggu.

Biarkan Nusantara hidup damai dengan semua budaya asli Nusantara yang mungkin tak sesuai untuk alam padang pasir. Biarkan Nusantara terus berkreasi dengan cara-cara yang mungkin tak sesuai dengan aturan, adat dan budaya padang pasir. Nusantara adalah tanah merdeka untuk berkarya seni sesuai panggilan hati nurani, bukan dengan perintah dan larangan-larangan itu.

Jika ingin tetap tinggal di Nusantara, sesuaikan diri dengan alam dan budaya Nusantara, dan bukan sebaliknya memaksa Nusantara menerima dan digantikan budaya asing. Labelisasi sesat dan kafir adalah budaya asing yang tidak sesuai dengan semangat welas asih yang menyatukan dalam harmoni. Nusantara adalah negeri yang menghargai alam apalagi sesama manusia, dan agama-agama Nusantara disebut agama alam sebab berbasiskan keselarasan dengan dinamika alam kehidupan.

Saat Nusantara bangkit kembali kesadarannya adalah saat era keemasan dengan kehidupan damai sejahtera kembali dipulihkan oleh jiwa-jiwa pendamai dan bijaksana sehingga memungkinkan kreativitas menjadi cara untuk mengekspresikan kebahagiaan.

Nusantara Jaya Shakti ...((( ❤ )))...

“Tentu saja kau tidak mati. Tidak ada jiwa yang mati. Kematian jiwa tidak ada. Kau hanya mencapai suatu tingkat visi baru, suatu alam kesadaran baru, dunia baru yang belum kau ketahui.” 
~ Henry Miller 

Setiap jiwa/soul hidup abadi dan menjalani kehidupan dalam lapisan-lapisan kesadaran dan alam yang bertingkat dengan realitanya sesuai tingkat evolusi kesadarannya. Namun, kesadaran diri sejati sang jiwa menyatukan semua lapisan kesadaran itu yang bisa diakses untuk memandu dalam perjalanan hidupnya di suatu realita. 

...((( ðŸ’“ )))... 

Thursday 23 August 2018

Mencintai Diri Sendiri Vs Egois

Sering orang salah persepsi antara mencintai diri sendiri dan egois. Orang yang egois tidak peduli dengan sesama, sebaliknya orang yang mencintai diri sendiri sangat perhatian dengan sesama dan alam sebab sangat sadar bahwa jika berperilaku buruk terhadap alam dan sesama akan merugikan dirinya sendiri.

Contoh, hanya sekedar marah saja orang yang mencintai dirinya sendiri akan merasa telah menyakiti dirinya, oleh karena itu ia memilih memaklumi kekeliruan sesamanya dan mencari cara untuk membantu dengan cara halus. Ini membuat orang yang mencintai dirinya sendiri sangat bijak dan cerdas.

Lebih sering orang lain salah mengira bahwa orang yang mencintai diri sendiri sebagai tidak peduli karena sikapnya yang tidak mengikuti pola, sikap dan cara umum yang biasa dilakukan. Pola kebiasaan saling berbalas menyakiti, menghukum dan sikap-sikap emosional yang biasa dilakukan dihindari oleh orang yang mencintai dirinya sendiri sebab dirasakannya sebagai menyakiti diri sendiri.

Egoisme lebih merupakan sikap mementingkan dan sekedar demi kesenangan diri sendiri tanpa peduli dengan dampaknya terhadap sesama dan lingkungan yang berbalik kepada diri sendiri. Contohnya adalah tindakan menimbun harta seperti menguasai tanah sebanyak-banyaknya untuk investasi. Akibatnya, banyak lahan menganggur yang tidak diolah sementara para petani tidak memiliki lahan terlebih di perkotaan yang berakibat semakin mahalnya produk pangan sebab harus didatangkan dari jauh.

Sikap egois juga lebih sering hanya untuk kepuasan dan pelampiasan. Kegaduhan politik semakin menyesakkan dengan perilaku berbalas ejekan, mencari-cari kesalahan untuk menjatuhkan kelompok lain yang dianggap lawan. Orang berbalas ejekan untuk melampiaskan kemarahan dan sakit hatinya dan saat dilakukan merasa terpuaskan karena dapat melampiaskannya.

Namun realitanya yang didapatkan adalah kegaduhan dan kekeruhan dimana lebih banyak orang hidup dalam kegelapan. Dalam situasi yang keruh itu orang tidak mampu melihat dengan terang dan pikiran mereka yang gelap oleh awan emosi membuat tidak mampu membaca situasi dan menentukan sikap dan tindakan secara tepat. Hasilnya bisa ditebak, orang-orang salah menentukan pemimpin pilihan mereka dan ini terjadi di banyak negara.

Ketika seseorang mencintai dirinya sendiri, ia akan memilih untuk tidak mengambil sikap dan tindakan yang sifatnya emosional yang jelas akan memperkeruh situasi dan merugikan dirinya sendiri. Seperti disampaikan di atas, bersikap emosional sendiri akan telah melukai diri sendiri sebab kemarahan, ejekan, ungkapan kata-kata kasar adalah tanda nyata dirinya telah terluka. Contoh-contoh berikutnya menunjukkan bahwa dampak situasi yang tercipta adalah keadaan yang mempersulit hidupnya sendiri yakni bahan pangan yang semakin mahal dan kesalahan memilih pemimpin yang terampil mengelola kehidupan bersama.

Orang yang mencintai dirinya sendiri menaruh hormat pada dirinya sendiri dan oleh karena itu memelihara sikap dan tindakannya. Seseorang akan kesulitan untuk mencintai dan menghargai orang lain jika dirinya sendiri saja diabaikan dan tidak dicintai.

“Kita hanya akan melukai orang lain adalah karena kita tidak mencintai diri kita sendiri. Dengan belajar untuk benar-benar mencintai dirimu sendiri kau akan mengubah hubunganmu dengan setiap orang.” 
~ Bryant Mc Gill 









Hafalan Mematikan Daya Pikir Kritis

Kita lebih banyak diajari dengan cara menghafal. Menghafal adalah tindakan mengingat dengan anggapan yang dihafalkan adalah tepat.

Kita kurang dilatih untuk berpikir kritis, mengamati, menganalisa, membuat kesimpulan dan melakukan tindakan untuk menguji kebenarannya.

Pola menghafal itu yang dianggap benar, apalagi jika berurusan dengan keyakinan keagamaan. Tidak ada ruang berpikir kritis dan mempertanyakannya akan dianggap kesalahan.

Dosa kesombongan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut mereka yang bersikap kritis menggunakan pikirannya. Mereka tidak disukai sebab dianggap mengganggu kenyamanan dan merusak kaidah, aturan dan ajaran.

Contoh, Syeh Siti Jenar dinilai sesat karena kekritisannya terhadap praktek beragama, yang menimbulkan banyak konflik dan korban dalam syiar agama. Cerita bahwa Syeh Siti Jenar dihukum dengan dibunuh adalah suatu tanda kontradiksi dengan keyakinan akan Tuhan yang Maha Cinta dan Pengampun. Hanya yang mau berpikir dengan damai dan jernih yang mampu menyadari hal ini.

RA Kartini juga dianggap pemberontak karena banyak berpikir kritis dan meletakkan pondasi dilakukannya penerjemahan Qur'an ke bahasa lokal agar orang benar-benar memahami isinya bukan sekedar hafalan tanpa mengerti arti satu katapun dari yang dihafalkan dan dianggap kebenaran mutlak.

Upaya-upaya untuk membangunkan manusia dari tidurnya yang panjang terus dilakukan dari generasi ke generasi.

Bell awakening call (panggilan untuk bangun) semakin keras berbunyi.

“Kehidupan ini adalah ujian yang paling sulit. Banyak orang gagal karena mereka menyalin jawaban orang lain, tidak menyadari bahwa setiap orang diberi lembar soal dengan pertanyaan yang berbeda.” 

Wednesday 22 August 2018

Cerdas dan Bijak Menenggelamkan Hoax

Kekeliruan strategi menghadapi hoax adalah ikut arus mereka dalam perdebatan. Dengan terlibat dalam perdebatan menanggapi postingan hoax justru membantu memviralkan postingan mereka.

Untuk melenyapkan postingan hoax cukup dengan tidak menggapinya, biarkan lewat dan berlalu. Lebih baik membuat postingan inspiratif sendiri dan membantu teman-teman yang membuat postingan inspiratif dengan memberikan komen sehingga postingan-postingan inspiratif menjadi viral dan muncul di newsfeed lebih banyak orang untuk dibaca dan dikomentari atau diforward lebih lanjut.

Untuk membantu ada lebih banyak tulisan inspiratif yang beredar cukup dengan memberikan komentar "up", "indah" atau lainnya untuk membuat postingan inspiratif muncul ke permukaan.

Jika media sosial lebih banyak diisi dengan postingan-postingan inspiratif maka suasana akan secara otomatis berubah menjadi lebih sejuk, teduh, damai, tenang dan suasana riang gembira. Hiduppun menjadi terasa lebih ringan, penuh semangat dan ceria.

Hanya cahaya yang bisa menyingkirkan kegelapan.

“Cara-cara gelap tidak dapat menyingkirkan kegelapan; hanya cara-cara terang atau cahaya yang dapat menyingkirkan kegelapan. Cara-cara membenci dan memusuhi tidak dapat menyingkirkan kebencian dan permusuhan; hanya cinta yang dapat menghapus kebencian dan permusuhan.” 
~ Martin Luther King, Jr. 







Tuesday 21 August 2018

Perangkap Pemikiran

Berdoa memohon agar hidup berubah namun tanpa melakukan perubahan tentu saja permohonan tersebut tidak akan terkabul. Kebiasaan-kebiasaan membentuk kisah-kisah kehidupan dan selama kebiasaan-kebiasaan tersebut terus-menerus dilakukan tentu saja kisah-kisah hidup yang sama bahkan memburuk akan dialami.

Contohnya seperti kebiasaan menghilangkan tanaman dan pepohonan yang menyediakan oksigen dan penyejuk udara karena dianggap mengganggu dan membuat sempit akan membuat kualitas kesehatan semakin memburuk. Berdoa memohon kesehatan namun tidak memelihara keseimbangan alam adalah sia-sia. Menggantikan fungsi pohon sebagai penyejuk dengan mesin penyejuk ruangan biayanya sangat tinggi, dan berdoa mohon rejeki sebanyak-banyaknya terasa tak pernah cukup.

Kebiasaan-kebiasaan yang dianggap sebagai kewajaran oleh karena umum dilakukan oleh masyarakat membentuk pola perilaku. Perilaku seperti itu bagaikan kawanan domba meninggalkan kandang yang sekalipun suatu ketika pagarnya tidak ada, hanya ada gerbang, namun karena kebiasaan itu yang mereka lakukan selama ini, saat pagar tidak ada mereka tetap keluar melalui gerbang.

Mengubah perilaku yang sudah menjadi kebiasaan tidaklah mudah sebab perlu keberanian, niat kuat dan tahan terhadap komentar orang-orang yang menganggapnya sebagai keanehan, kegilaan dan gangguan. Orang lain akan menilai sudah seharusnya setiap orang patuh pada norma dan kebiasaan umum. Tekanan dari masyarakat ini akan benar-benar dirasakan oleh mereka yang berani mengubah kebiasaan dan pola pikirnya.

Kawanan domba meninggalkan kandang. Tidak ada pagar, hanya ada gerbang... (namun karena kebiasaan itu yang mereka lakukan selama ini, saat pagar tidak ada mereka tetap keluar melalui gerbang). 

"Perangkap pemikiran"

...(((  )))...

Mengapa Mereka Menjual Mentalitas Tak Berdaya?

Saat seseorang merasa tak berdaya, apa yang akan dilakukannya? Tidak akan melakukan apa-apa, bukan? Ia hanya diam meratapi dirinya dan kekeliruan yang dicari-carinya, lalu sampai pada kesimpulan bahwa benar adanya. Ia seolah mendapatkan pembenaran-pembenaran bahwa ia tak berdaya.

Lalu ia mendapatkan penghiburan dari kekeliruan-kekeliruan orang lain bahwa orang-orang lainpun sama seperti dirinya. Ini membuat mempergunjingkan orang lain sebagai bahan obrolan paling viral di dunia maya.

Begitulah manusia hidup dalam ilusinya tenggelam dalam dunia tidak nyata, tidak melihat kehidupan yang sebenarnya. Ia bahkan tidak mengenal dirinya sendiri.

Mental ketidakberdayaan ini membuat manusia berhenti berpikir dan berusaha dan sebaliknya menganggap mereka yang berpikir sebagai kesalahan yakni dosa kesombongan. Manusia dianggap sudah seharusnya menggantungkan diri dan hanya mengandalkan Tuhan dan bukan mengandalkan pikirannya yang terbatas.

Saat manusia menjadi lebih tergantung, tidak berusaha mandiri di situlah ada pihak-pihak yang menikmati keuntungan. Mereka hanya akan membeli, hanya akan menjadi orang suruhan, takut melakukan hal-hal baru, dan menyalahkan orang lain dan keadaan.

Lalu orang-orang yang memanfaatkan mereka datang berkata akan melindungi mereka, membantu mereka sambil menakut-nakuti adanya pihak-pihak yang mengancam kehidupan mereka. Orang-orang itu menunjukkan kebodohan, kekeliruan, kelemahan yang tak mungkin diatasi tanpa bantuannya.

Orang-orang itu memperoleh kekuasaan dan pembelaan dari mereka yang merasa memerlukan bantuan itu. Dunia begitu gaduh dengan pertengkaran, permusuhan dan perang membela para penguasa yang berjanji akan membela dan membantu para pendukungnya. Kenyataannya​ adalah sebaliknya. Manusia justru membantu dan membela mati-matian orang-orang yang berjanji menjadi penyelamatnya.

Mentalitas tak berdaya memiskinkan orang di tengah kelimpahan yang tidak dilihatnya. Manusia tidak sadar bahwa mereka memiliki harta terpendam di dalam dirinya yakni kemampuan berpikir dan kreatif. Jika kemampuan itu dikembangkan dan digunakan maka ia selalu memiliki solusi untuk setiap masalahnya.

“Bebaskan dirimu dari batasan-batasan yang diberikan oleh orang lain atas dirimu dan duniamu akan berubah” 

Alam yang ada dan tersedia hanya perlu diolah secara bijaksana​ dan kebijaksanaan​ itu datang dari pengalamannya​ sendiri. Selama manusia menyadari bahwa setiap tindakannya akan berdampak balik terhadap dirinya sebab ia menciptakan lingkungan hidupnya, maka ia akan tumbuh bijaksana dan sejahtera.

Manusia hanya perlu mengamati, berpikir, mencerna sehingga menjadi kreatif untuk menciptakan kisah-kisah indah dalam hidupnya. Manusia yang kreatif dan bijaksana hidup merdeka dalam dunia nyata.

“Satu-satunya penjaga kebahagiaanmu adalah dirimu sendiri. Jangan berikan orang lain kuasa untuk mengontrol senyummu, harga dirimu dan sikapmu.” 

...(((  )))...







Gerakan Radikal dan Perbudakan Mental

Mungkin banyak yang tidak sadar, sebenarnya apa tujuan gerakan radikal berbasis agama itu.

Mereka memaksa orang untuk menerima kepercayaan mereka, sebuah sistem dan budaya yang wajib dipatuhi.

Mereka memiliki aturan-aturan kaku yang tidak boleh dibantah dan dipertanyakan. Sebagai contohnya, wanita diharuskan berpakaian tertutup, simbol menutup diri dan menutup pikiran.

Membelenggu kaum ibu adalah langkah strategis untuk sepenuhnya mengontrol manusia sebab ibu adalah pendidik generasi muda.

Generasi muda yang dididik oleh ibu yang pikirannya terbatas dan terbelenggu akan menghasilkan generasi buta kehidupan.

Bisa dilihat bagaimana sikap mereka yang wawasannya sangat terbatas. Mereka tidak mampu berpikir, tidak mampu mencerna, tidak mampu memahami, hidup dalam dunianya sendiri, hidup dalam ilusi dan tidak mampu melihat kehidupan yang senyatanya.

Mereka memiliki sistem logikanya sendiri berdasarkan keyakinannya. Keyakinan dan dalil-dalil yang wajib dipatuhi. Mereka takut keluar dari bingkai itu.

Perbudakan mental memenjarakan pikiran dan mereka otomatis menjadi pembelanya sebab hidup dalam ketakutan. Mereka tidak berani keluar dari wilayah pengetahuannya. Sebagai akibatnya tidak berani berpikir dan tidak tahu bahwa mereka hanya diperbudak dan diperalat.

Para penolong mengalami banyak kesulitan dan perlu ekstra sabar sebab mereka yang akan ditolong ini justru menganggap para penolong sebagai musuh, pengganggu dan sesat sebab memiliki pemikiran yang berbeda. Menolong jiwa-jiwa yang meminta tolong namun tidak siap ditolong adalah tantangan para pekerja cahaya.
“Perbudakan mental adalah bentuk terburuk dari perbudakan. Perbudakan mental memberimu ilusi kebebasan, membuatmu menaruh kepercayaan, mencintai dan membela pihak yang menjajah dirimu, sementara kau malahan memusuhi mereka yang mencoba membebaskan dirimu dan membuka matamu (agar kau bisa melihat keadaan yang sesungguhnya).” 


Tuesday 14 August 2018

Siap Memperluas Wawasan

Sudah sering mendengar gelas setengah isi setengah kosong, ungkapan yang artinya gelas hanya bisa diisi jika ada ruang kosong untuk menerima air. Jika tidak ada ruang kosong maka air yang dituangkan ke gelas akan meluap tumpah.

Begitu juga pikiran tidak akan bisa menerima hal-hal baru untuk dipelajari jika sudah penuh. Apapun yang diisikan akan meluap. Pengetahuan baru tidak bisa masuk ke pikiran. Dalam keadaan penuh terisi, bukan berarti tidak ada pengetahuan baru yang perlu dipelajari.

“Pikiran yang menetapkan batas-batas adalah pagar pembatas (yang menghalangi untuk melihat dan menjelajah lebih jauh).” 
~ Buddha 

Selain itu, memahami artinya perlu proses mencerna dan bukan sekedar hafalan. Pikiran yang terlatih tidak perlu menghafal, melainkan cukup melihat, meraba, mendengar dan pikiran memprosesnya. Pemahaman muncul dari proses ini.

Pemahaman perlu proses berpikir dan jika terlatih berpikir lebih mudah memahami lebih jauh sehingga wawasan semakin meluas.

“Kau tidak akan memulai bab baru berikutnya dari kehidupanmu jika kau terus-menerus mengulangi membaca bab terakhir yang kau baca.” 

...(((  )))...

Gaib adalah Peristiwa Fisika

Segala sesuatu yang kita anggap sebagai gaib atau metafisik secara umum hanyalah kejadian-kejadian atau perilaku fisika yang belum kita pahami. Semuanya adalah energi dengan getaran dan frekuensinya. Apa yang tidak terlihat dan tidak terdengar bukan berarti tidak ada, melainkan hanya diluar jangkauan penglihatan dan pendengaran.

Semua yang ada diluar pengamatan tetap merupakan bagian dari gejala alam yang memiliki pola perilakunya. Gaib adalah bentuk-bentuk kehidupan dengan dunianya yang dengan berkembangnya ilmu dan wawasan akan dapat diungkap.

Mata Jasmaniah manusia tidak mampu melihat:
1. semua cahaya di atas 7600 Angstrom (merah), dan
2. semua cahaya di bawah 3800 Angstrom (ungu);
dan manusianya terpedaya, tertipu oleh diri sendiri ketika menyatakannya sebagai Gelap karena Cahaya tidak hadir, padahal matanya sendiri yang tidak mampu melihat Cahaya tersebut.
Begitu pula Telinga Jasmaniah tidak bisa mendengar gelegar gasing planet Bumi berkeliling 40000 km di khatulistiwa, berputar pada porosnya dengan kecepatan 1667 km/jam.
Karena, Telinga manusia tidak bisa mendengar (sunyi) getaran suara lebih kecil daripada 14 hertz= getaran per detik;
dan Telinga manusia tidak bisa mendengar (sunyi) getaran lebih besar daripada 22000 hertz.
[Mengutip komentar Mas Rohim]

Fakta bahwa ada orang-orang yang memiliki kemampuan lebih dengan latihan-latihan spiritual tertentu, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan penginderaan manusia dapat ditingkatkan. Dalam buku “Train Your Mind Change Your Brain” disebutkan berdasarkan riset para ahli ditemukan otak bersifat plastis dan dimungkinkan dikembangkan kemampuannya.

Riset tersebut menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai kemampuan supranatural yang dimiliki oleh para biksu dengan melakukan latihan-latihan spiritual. Pemahaman ini membuka wawasan baru bahwa manusia dengan mengembangkan kemampuan kepekaannya kemungkinan akan menemukan dunia yang dianggap hilang, kehidupan lain yang banyak dikisahkan sebagai mitos-mitos kuno yang tersebar di setiap budaya. Reuni dengan saudara-saudara di dimensi realita lain bukanlah hal mustahil.
“Setiap hal yang dianggap sebagai spiritual atau metafisik secara umum hanyalah peristiwa fisika yang belum kita pahami.”
~ Nassim Haramein

...(((  )))...

Menyalahkan Keadaan Tidak Akan Menyelesaikan Masalah

Menghadapi diri sendiri sering menakutkan, sebab semua sumber masalah ada di sana. Masuk ke kedalaman diri seolah begitu gelap. Ini yang membuat lebih suka melihat keluar, menyalahkan keadaan atau orang lain sehingga bebas dari kewajiban membenahinya. 

Apalagi jika mendapat teman ngobrol yang mendukung menyalahkan keadaan dan orang lain. Berjam-jam, berhari-hari, bertahun-tahun terasa mengasyikan. Cukup mengeluh dan menyalahkan, merasa sudah lega; namun ilusif. Masalah akan tetap terus muncul, sebab sumbernya tidak dibenahi.

Namun, saat seseorang berani terjun masuk ke dalam dirinya, mengenali dirinya lebih baik, ia semakin paham 2 sisi positif negatif dirinya. Ia lebih banyak belajar tentang sebab akibat dari hasil pengamatan pengalaman-pengalamannya yang selalu bersumber dari pikiran dan perbuatannya. Ia semakin bijaksana dalam berpikir dan bertindak sebab sadar akan akibatnya.

“Menyalahkan keadaan, alam dan orang lain hanyalah sekedar pelarian sebab banyak keadaan buruk yang terjadi bersumber perilaku diri sendiri. Bantuan menjadi sulit dan terhalang selama perilaku yang menjadi kebiasaan tersebut tidak diubah.” 

Pengetahuan didapatkan dari membaca sedang kebijaksanaan didapatkan dari pengalaman hidup, sementara itu kecerdasan spiritual didapatkan dari kepekaan intutif yang didasari oleh sikap-sikap bijaksana. Kebijaksanaan berpedoman pada hukum cinta yang dalam aplikasinya melampaui aturan-aturan sehingga tidak ada jawaban yang sama untuk masalah serupa.

Evolusi kesadaran terlihat dari transformasi yang dimulai dari sikap mau bertanggung jawab yang dilakukan dengan pengamatan terhadap pengalaman-pengalaman hidup. Saat menyadari bahwa masalah-masalah itu lebih banyak bersumber dari pikiran, sikap dan perbuatan sendiri maka solusinya menjadi lebih mudah. Sumber masalah bukan dari orang lain dan keadaan melainkan ada dalam jangkauan yakni dalam lingkup diri sendiri sehingga mudah untuk dilakukan tata kelola ulang.

“Saat seseorang mampu mengubah vibrasi negatif menjadi energi positif, ia telah mendapatkan pembelajaran mengenai makna kehidupan.”


...(((  )))...

Sunday 12 August 2018

Memisahkan Diri Vs Menyatu dengan Tuhan

Saat kau menyembah Tuhan, ini yang kau lakukan.
Kau tempatkan Tuhan di hadapanmu.
Oh, tidak. Tuhan tak terlihat.
Kau mulai berdoa, mengucap syukur dan memohon.
Lalu kau menunggu dan menunggu permohonanmu dikabulkan.
Kau mengulang lagi dan lagi.
Kau merasa semakin jauh.
Sebab kau membuat jarak dengan Tuhan dan hanya menunggu.

“Kerajaan surga ada di dalam dirimu; dan siapapun yang mengenal dirinya akan menemukannya.” 
(Pepatah Mesir) 

Coba kau ubah sikapmu.
Duduklah dengan tenang dan masuk ke keheningan.
Bersyukur atas nafas yang kau hirup.
Nikmati leganya paru-paru terisi dengan udara segar.
Kau rasakan kelimpahan itu, terasa dalam dirimu.
Kau rasakan angin menyentuh pipimu, dagumu, lehermu, tanganmu.
Kau memiliki semua itu.
Kau mengenali dirimu.
Kau dengar suara jengkerik di kejauhan, lembut.
Kau dengar suara kepak kelelawar.
Kau mendengarnya sebab kau dalam keheningan.
Ya, dalam hening kau lebih peka merasakan dan mendengar.
Kau banyak menerima saat kau hening.
Kau banyak belajar dalam hening.
Kau begitu saja mengenali, mengetahui dan memahami dalam hening.
Kau memiliki semua itu, dalam kelimpahan.
Tuhan begitu dekat dan nyata menyapamu.
Kau tak perlu menunggu, hanya perlu duduk diam, hening, membuka diri dan merasakan gelontoran berkatNya.

“Meditasi adalah seni membangkitkan Keilahian di dalam dirimu.” 
~ Amit Ray 


...(((  )))..

Friday 10 August 2018

Arti Surga – Etimologi dan Quantum

Dari etimologi, kata "surga" bahasa latinnya adalah "cielo" (plural: "cieli"). Bahasa Inggrisnya adalah "heaven", "sky". Maka, langit lapis tingkat 7 = surga lapis ke 7. Kata "sky", "heaven", "langit" dan "surga" adalah sinonim.

Pengertiannya akan menjadi jelas dan gamblang jika memahami fisika quantum yang menjelaskan tentang holographic universe, bahwa semesta ini adalah multiverse yang artinya adalah paralel universes/semesta-semesta paralel.

Lebih lanjut, semesta raya ini adalah lautan energi dimana energi terbentuk dari atau berupa vibrasi dengan frekuensinya. Suatu rentang frekuensi membentuk masing-masing lapisan dari semesta paralel itu yang disebut juga sebagai suatu dimensi. Masing-masing dimensi atau satu semesta dengan semesta lainnya hanya dipisahkan oleh batas-batas rentang frekuensi dari getaran semesta.

“Apa yang kita pikirkan, akan menjadi sesuatu ciptaan yang kita buat. Apa yang kita rasa, kita menariknya sehingga berkumpul dengan mereka yang satu perasaan. Apa yang kita imajinasikan, begitulah diri kita akan menjadi apa." 

Posisi realita kita di alam paralel (multidimensi) ini ditentukan oleh vibrasi pikiran kita. Jika vibrasi pikiran kita berubah frekuensinya maka akan bergeser di semesta paralel lainnya atau masuk ke dimensi lain, dengan kata lain masuk ke lapisan langit lainnya. Kita sendiri adalah makluk energi dan getaran pikiran kita adalah bagian dari lautan energi itu yang membentuk gelombang lautan energi, ibarat sebuah ombak dari lautan.

“Segalanya adalah energi.” 

Maka jika berkeinginan masuk ke surga, caranya adalah mengubah vibrasi dan frekuensi pikiran kita. Realita dimensi 3 di bumi saat ini memiliki ciri cara hidup penuh persaingan, permusuhan yang adalah langit tingkat bawah dari bentuk kehidupan manusia. Untuk masuk ke lapisan realita kehidupan damai dimensi 5 maka perlu mempraktekkan cinta tanpa syarat dan hidup bijak serta kreatif. Pola cinta tanpa syarat dan hidup bijak serta kreatif adalah penjelasan yang paling mudah untuk apa yang disebut vibrasi dan frekuensi tinggi.

“Cinta adalah energi. Cinta adalah spiritual dan tanpa syarat, pergeseran ke frekuensi vibrasi lebih tinggi… Jiwa yang bangkit kesadarannya.” 
~ Raphia Khan 


...(((  )))...

Thursday 9 August 2018

Katalis Transformasi

Mungkin anda mengeluh sulit, berat dan melelahkan untuk berpikir, namun ketahuilah bahwa orang yang mengajak anda berpikir akan membantu anda untuk mengembangkan diri seluas-luasnya dan mampu terbang tinggi.

Sebaliknya mereka yang hanya sekedar menyenangkan diri anda, bersikap hanya agar diterima oleh anda; mereka akan membuat anda terlena, diam di tempat dan stagnan. Hidup anda hanya begitu-begitu saja mengulang-ulang kebiasaan lama tanpa perubahan. Lebih-lebih jika sikap-sikap yang hanya menyenangkan anda itu membuat anda mendapatkan pembenaran-pembenaran atas apa yang anda anggap benar sehingga memiliki alasan untuk meyakininya sebagai kebenaran mutlak. Sementara itu, mereka yang memaksa anda menerima kata-kata mereka sebagai kebenaran mutlak, mereka menenggelamkan anda di bawah ketiak mereka.

Kesulitan dan tantangan adalah katalis bagi anda untuk melakukan lompatan kesadaran, lompatan quantum, transformasi diri untuk kisah-kisah kehidupan lebih indah membahagiakan. Setiap kali Anda berhasil mengatasi masalah, Anda terus bergerak naik, keterampilan dan kemampuan meningkat. Pengalaman mengatasi masalah memperkokoh kepercayaan diri.

“Kau adalah dunia. Saat kau melakukan transformasi diri, dunia dimana kau hidup juga akan berubah.” 
~ Deepak Chopra 

Selama terbiasa melihat celah dalam setiap persoalan yang dihadapi, keyakinan semakin tumbuh bahwa dalam setiap masalah selalu ada jalan keluarnya. Kecerdasan terus-menerus meningkat dan wawasan semakin diperluas. Kehidupan ini semakin dirasakan adalah sebuah permainan yang hanya perlu kreativitas jika berhadapan dengan masalah.

Kejelian dalam pengamatan terhadap pengalaman-pengalaman akhirnya menuntun pada pemahaman bahwa masalah-masalah yang muncul itu terutama bersumber dari diri sendiri. Semakin mau bertanggung jawab, kebijaksanaan semakin tumbuh dan otomatis masalah-masalah tidak lagi muncul. Hiduppun selanjutnya lebih diisi dengan menikmati kreativitas.

“Dunia yang kita alami saat ini merupakan hasil dari kesadaran kolektif kita bersama, dan jika kita menginginkan sebuah dunia baru, masing-masing dari kita harus mulai mengambil tanggung jawab untuk membantu menciptakannya.” 
~ Rosemary Fillmore 

Wednesday 8 August 2018

Logika Naik Surga Berdasarkan Fisika Quantum

Untuk bisa masuk ke surga yang digambarkan sebagai kehidupan yang indah, berdasarkan teori fisika quantum ini seseorang perlu meningkatkan vibrasinya.

Pikiran seseorang bergetar dalam frekuensi tertentu sesuai dengan pola pikirnya. Pikiran yang memuat permusuhan, kebencian, dendam, iri, serakah, dst yang dikategorikan sebagai pikiran negatif bergetar pada frekuensi rendah.

Sebaliknya, pola pikir cinta kasih, pengampunan, penuh syukur, tulus, kreatif dst adalah pola pikir positif yang bergetar pada frekuensi tinggi.

Setiap jiwa/soul adalah energi yang menurut fisika tidak bisa musnah dan hanya berubah-ubah bentuk, maka hidup abadi. Rentang getaran pikirannya menciptakan realita dimensi suatu tampilan kehidupan baginya. Dimensi rendah yang padat adalah tampilan realita semesta bagi jiwa-jiwa bergetaran rendah. Dimensi tinggi yang lebih transparan adalah tampilan realita semesta bagi jiwa-jiwa bergetaran tinggi. Semesta ini adalah multidimensional yang disebut memiliki banyak lapisan dimensi yang juga disebut alam gaib dan lapisan langit sampai lapis ke-7 bahkan lebih.

“Semesta ini adalah suatu realita multidimensional. Pada level rendah, semesta memuat bentuk-bentuk kehidupan ketidaksadaran dan persaingan. Pada level lebih tinggi semesta memuat kehidupan indah, kebahagiaan dan keilahian. Fokuslah pada dimensi lebih tinggi.” 
~ Amit Ray 

Oleh karena itu, secara logika seseorang tidaklah cukup dengan mendapatkan pengampunan atau dengan mendapatkan hadiah akan dapat masuk ke alam dimensi tinggi yang disebut surga. Pola pikir dan getaran pikirannya sendiri yang menentukan dan menempatkan diri seseorang pada suatu realita kehidupan di semesta ini.

Maka, sejalan dengan logika berdasarkan cara kerja semesta, sebaliknya bukan dengan diampuni melainkan justru dengan aktif mengampunilah seseorang akan naik tingkat kehidupannya. Suatu jiwa tidak akan bergeser ke realita dimensi tinggi selama pola pikirnya masih tetap bertahan dalam getaran rendah.

Transformasi kesadaran adalah cara yang tersedia bagi setiap jiwa untuk naik tingkat. Inilah alasan para guru spiritual mengajar dengan kisah-kisah bijak sebagai bantuan bagi jiwa-jiwa untuk melatih diri meningkatkan vibrasi pola pikir atau kesadarannya.

“Biarkan hatimu terisi dengan Cinta, energi yang akan menyembuhkan dan menggeser vibrasi setiap orang di sekelilingmu.” 

...(((  )))...



Tuesday 7 August 2018

Ilmu Rahasia Tidak Boleh Dibagikan Sembarangan

Mungkin pernah bertanya-tanya dimana keadilan Tuhan jika ada orang yang cerdas dan kurang cerdas.

Sebenarnya semua orang memiliki kecerdasan yang setara. Namun, tidak semua orang akan sama persis sebab masing-masing adalah unik. Kecerdasan seseorang tidak ditentukan oleh tingginya​ pendidikan sekolah melainkan oleh pengalaman. Faktor lainnya yang menentukan kemajuan kecerdasannya adalah ketenangan batin. Semakin tenang semakin tajam kepekaannya.

“Kita semua adalah jiwa-jiwa dari cahaya yang sama yang bermain pada frekuensi unik kita sendiri.” 
~ Kosmic Evolution 

Samadi atau meditasi dilakukan sebagai latihan untuk mempertajam kepekaan. Oleh sebab itu dikatakan, mereka yang sering masuk dalam keheningan​ adalah orang-orang yang benar-benar berpikir. Mereka tidak lari dari dunia nyata, melainkan keluar dari ilusi dan delusi. Mereka tidak bodoh melainkan bersikap bijaksana dan tidak mau berdebat dengan orang-orang yang tak mampu memahami pemikiran cerdas mereka.

Jadi sebenarnya ilmu dan pengetahuan rahasia kehidupan disarankan untuk tidak dibagikan sembarangan adalah demi keselamatan. Tidak semua orang siap menerima dan mempelajarinya dan sering hanya menjadikan orang-orang terlibat dalam perdebatan panjang dan pertengkaran hebat. Pengetahuan rahasia kehidupan oleh beberapa kepercayaan dianggap sebagai sesat dan sudah sering memakan korban nyawa, oleh karena itu demi keselamatan maka hanya beredar di komunitas terbatas.

Sikap mengasingkan diri adalah sikap menghargai dan menghormati mereka yang belum siap untuk belajar dan mengembangkan diri lebih jauh. Para bijak tahu bahwa bila tiba saatnya dan telah memiliki cukup banyak pengalaman jiwa yang mendengar panggilan hatinya akan datang untuk mendengarkan dan belajar. Sikap tenang dan siap mendengarkan panggilan hati adalah kunci pembuka kecerdasan spiritual.

“Jangan batasi dirimu sendiri. Banyak orang membatasi dirinya sendiri pada apa yang dapat mereka lakukan. Kau dapat bergerak sejauh pikiranmu melayang. Apa yang kau percaya, ingat, akan kau capai.” 


...(((  )))...



Monday 6 August 2018

Kendali Total Atas Bumi

(Silahkan diverifikasi, tidak perlu dipercayai jika tidak melihat dasarnya)

Ada suatu pihak yang berusaha mengontrol bumi secara total dan manusia sama sekali tidak menyadari. Bahkan manusia justru berjuang membantu pihak yang memenjarakan itu.

Caranya?

Agama yang diyakini mutlak benar dan wajib dipatuhi dan tidak boleh mempertanyakannya menjadi jalan untuk dapat secara total menguasai bumi. Gerakan radikal didanai oleh pihak itu. Agama digunakan sebab biayanya paling murah daripada dengan senjata.

Pertama mereka merekrut orang-orang seperti dengan menciptakan isu bahwa agamanya dizolimi. Dengan cara itu penganut agama mudah dimobilisasi dan tergerak membantu.

Setelah mendapatkan dukungan mayoritas di suatu negara maka mereka merebut kekuasaan untuk mendirikan negara berbasis agama. Setelah mereka berkuasa semua aliran agama itu yang tidak sepaham dianggap sesat dan disingkirkan. Para penganut radikal dengan sukarela dan kejam tanpa komando akan melakukan pembersihan kelompok aliran yang tidak mau tunduk.

Suatu negara totaliter dengan kekuasaan mutlak terbentuk. Lalu satu demi satu negara-negara​ di bumi direbut dan semua yang tidak sejalan dengan mereka dianggap kafir dan sesat.

Cara-cara kekerasan dan kejam dianggap wajar demi kejayaan agamanya. Contohnya di negara-negara​ yg dikuasai ISIS, hancur dan hukuman bagi pembangkang menjadi tontonan. Manusia menjadi terbiasa dengan kekerasan dan kekejaman. Manusia menjadi brutal dan buas tanpa menyadarinya. Kegelapan total.

Bagaimana jalan keluar untuk mencegah?

Perlu diingat bahwa mereka itu bukanlah musuh, melainkan saudara-saudara sesama makhluk yang tidak tahu apa yang mereka perbuat. Mereka butuh pertolongan dan mereka adalah orang-orang yang paling butuh pertolongan. Kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Kegelapan hanya bisa diatasi dengan cahaya. Cinta dan pengetahuan adalah cahaya itu.

Memerangi mereka, justru mempercepat proses menenggelamkan bumi dalam kegelapan, sebab perlawanan dengan​ kekerasan akan mereka jadikan bukti bahwa kita adalah musuh yang harus dilenyapkan. Saat kita mengambil sikap permusuhan bahkan kita malah membantu kekuatan gelap sebab kegelapan hanya dapat disingkirkan dengan cahaya, dengan sikap permusuhan kita menjadi agen kegelapan.

“Dorong, bantu dan promosikan apa yang kau cintai dari pada terus-menerus menghantam keras apa yang tidak kau sukai.” 

Saat kita mendorong, membantu dan mempromisikan apa yang kita cintai maka keindahan itu akan menjadi viral; sedang sebaliknya jika sibuk mengekspresikan apa yang dibenci justru memviralkan apa yang tidak disukai itu. Dunia akan terisi dengan hal-hal yang tidak kita sukai sebab kita sendiri ikut memviralkannya. Tentu kita bisa memilih untuk memviralkan keindahan, bahkan cukup dengan komentar satu kata: indah, mengagumkan, hebat, dst. di sosial media setiap menemukan tulisan-tulisan inspiratif sebagai contohnya.

Bersikap membantu terciptanya kehidupan damai, indah dan sejahtera bisa dilakukan dengan menggelontorkan inspirasi-inspirasi, pengetahuan dan pemikiran kritis yang akan menjadi cahaya penerang hati yang gelap. Hanya jika manusia memiliki wawasan luas, mampu berpikir kritis dan mandiri manusia tidak​ akan bisa dikontrol sebab mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan mandiri. Manusia bijak tidak akan mencelakai sesamanya.

“Bermurahhatilah dengan roh anda dan bantulah dunia di sekitar anda dengan menjadi cahaya berupa kemauan penuh cinta yang bersinar terang. Lihatlah dan rasakan keindahan dari perbuatan memberikan cinta.” 


...(((  )))...

Perang Psikologis

Hubungan menjadi banyak keributan jika tidak sefrekuensi atau resonansinya tidak seirama. Minat dan pemikiran mencerminkan resonansi itu. Salah paham akan terus-menerus terjadi dan tentunya akan sangat melelahkan. Maka, jika memang benar-benar ingin tenang dan damai hindari menghabiskan waktu dengan mereka yang tidak sefrekuensi. Bagaimanapun akan dijelaskan mereka tidak akan paham.

Dalam kontak terbuka di sosial media, hal ini memang sering tak bisa dihindari. Yang bisa dilakukan adalah tak perlu memaksa diri menanggapi. Biarkan mereka dengan pendapat dan pemikiran mereka. Hindari untuk terlibat secara emosional sebab jika emosi terpancing yang rugi adalah diri sendiri, yakni turunnya vibrasi yang ditandai dengan rasa capek dan amarah. Amarah sangat menguras energi dan logika tidak lagi lurus berbasis cinta sehingga tidak mampu menanggapi dengan cerdas. Diri sendiri akan kehilangan arah dan menggunakan kesempatan itu untuk membuka tabir misteri kehidupan lebih dalam.

“Tak perlu menghabiskan waktumu mencoba menerangkan siapa dirimu kepada orang-orang yang berkomitmen untuk salah mengerti tentang dirimu.” 
~ Spirit Science 

Perang informasi memang sedang berlangsung antara anak-anak cahaya dan mereka yang terus berusaha mempertahankan zona nyamannya dalam kehidupan remang-remang. Banyak pihak yang menikmati keuntungan dari kondisi minimnya cahaya atau minimnya informasi mengenai apa yang sesungguhnya terjadi dan kehidupan ini. Mereka yang ada dalam kegelapan selalu diuntungkan dengan sikap-sikap emosional sebab kebencian dan permusuhan adalah senjata mereka untuk merekrut orang.

Mereka mendapatkan simpati sebab bisa mendapatkan bukti bahwa pihak lawannya memang layak dimusuhi dan harus dikalahkan. Kata-kata yang keluar dari emosi kemarahan mudah diputarbalikan dan digunakan untuk tujuan-tujuan mereka. Sementara perdebatan panjang dengan mereka akan membuat perdebatan itu viral, dibaca lebih banyak orang dan melibatkan lebih banyak orang. Tujuan mereka tercapai, yakni membuka peluang gagasan-gagasan mereka mendominasi ruang publik.

“Tak perlu galau dengan orang-orang atau situasi, keduanya tidak akan memiliki kekuatan tanpa reaksi darimu.” 

Sebenarnya untuk mematikan informasi yang keliru, informasi yang dikelirukan atau hoax hanya perlu lebih banyak distribusi informasi yang tepat. Untuk mampu menilai apakah suatu informasi tepat yang diperlukan adalah kemampuan berpikir, bahan-bahan yang mendorong peningkatan kemampuan berpikir dan inspirasi-inspirasi yang membuat semangat hidup tinggi dan menenangkan pikiran. Suasana hati dan pikiran tenang akan sangat membantu kemampuan mencerna dan memahami.

Saat media publik lebih banyak diisi dengan hal-hal yang informatif dan inspiratif maka publik dengan sendirinya memiliki cukup pengetahuan dan suasana tenang untuk memahami situasinya. Publik akan dapat merespon dengan lebih tepat sebab memiliki cukup cahaya untuk melihat realita kehidupan secara lebih jelas sehingga dapat berpikir dengan jernih. Jiwa-jiwa tenang dengan demikian akan menghindarkan bumi dari konflik senjata melalui perang psikologis dengan menggunakan informasi dan inspirasi.

“Kau tak akan dapat meredakan badai, maka berhentilah mencoba. Apa yang bisa kau lakukan adalah menenangkan dirimu. Badai akan berlalu.” 
~ Spirit Science 

Sains menjelaskan bahwa semesta ini adalah suatu hologram. Holographic universe dijelaskan dalam fisika quantum. Realita holografis semesta adalah hasil pancaran dari getaran pikiran seseorang yang dipengaruhi oleh situasi emosionalnya. Masing-masing orang secara individual melihat realita holografis masing-masing dan realitas holografis kolektif bersama-sama dengan mereka yang sefrekuensi. Itlah mengapa dikatakan dengan menenangkan diri otomatis badai akan berlaku dan reda. 

...(((  )))...

Sunday 5 August 2018

Jiwa Merdeka

Mungkin sastrawan juga terlihat aneh, walau secara ekonomi dihitung tidak menguntungkan tetap saja mereka menulis. Menulis bukan karena untuk mendapatkan uang, menulis karena suka menulis atau bisa dikatakan sebagai hobi. Bahkan ada yang rela dipenjara seperti Pramudya. Ada suatu nilai yang mereka junjung dan perjuangkan.

Kebebasan bicara/mengungkapkan pendapat hanya salah satunya yang mewakili kemerdekaan mental dan spiritual. Banyak orang tidak menyadari bahwa hidupnya terbelenggu,terpenjara oleh keharusan-keharusan dan aturan-aturan yang dianggap benar dengan ancaman dan hukuman jika tidak mematuhinya. Intimidasi dan tekanan adalah ciri khas "penjara" itu.

Orang lain akan menganggap kemerdekaan spiritual itu sebagai kesalahan atau penyakit. Label atheis, komunis, kafir atau sesat adalah istilah yang manusia gunakan untuk apa yang mereka sebut penyakit itu.

Faktanya apa yang seringkali dianggap benar oleh seseorang hanyalah sekedar suatu persepsi yang bisa dianggap salah dari suatu persepsi lain. Suatu hal bisa dilihat dari berbagai sudut pandang yang menghasilkan berbagai persepsi. Mereka yang memiliki wawasan luas melihat secara multiperspektif sehingga tidak lagi terjebak dengan dualitas salah-benar/baik-buruk.

Manusia yang telah merdeka secara spiritual tidak peduli dengan penilaian, label, penghakiman dan hukuman yang mereka terima. Mungkin secara fisik mereka dipenjara namun secara mental mereka adalah jiwa yang merdeka.

Jeruji penjara tidak pernah dapat mengurung kemerdekaannya dan ia akan terus dan terus menulis mengekspresikan jiwanya yang bebas merdeka. Orang lain akan merasa asing dengan dirinya, namun sang jiwa bebas merdeka tidak terasing dari dirinya sendiri.

"Burung yang terlahir di dalam sangkar akan mengira bahwa terbang bebas adalah suatu penyakit."
~ Alejandro Jodorosky 


 ...(((  )))... 

















Saturday 4 August 2018

Jembatan untuk Memahami Misteri Kehidupan


Para guru spiritual banyak memberikan petunjuk dengan menggunakan kisah-kisah bijak dengan maksud agar direnungkan dan dicerna maknanya. Untuk menjelaskan misteri kehidupan yang jelas diluar jangkauan perlu "jembatan keledai".

Maka sesungguhnya bidang spiritual tidaklah asing dengan bidang fisika dengan kata lain fisika dan spiritual saling berhubungan. Jika merasa keduanya sama sekali berbeda artinya belum sampai pada kesatuannya.

Contohnya​ adalah kisah anak hilang yang menceritakan tentang anak bungsu yang meminta jatah warisan pada ayahnya lalu pergi berfoya-foya bersama teman dan pelacur menghabiskan uangnya. Setelah kehabisan uang dan kelaparan, hidup susah si anak baru tersadar dan ingin pulang ke rumah ayahnya yang tersedia banyak makanan. Pulang kembali lebih berarti kembali menjalani cara-cara hidup secara bijak dan penuh cinta. Ayahnya diceritakan tidak menghukumnya malah membuat pesta atas kembalinya anak hilang, sebuah gambaran tentang cinta tulus tanpa syarat.

Albert Einstein mengatakan: "Segala sesuatunya adalah energi dan itulah adanya semuanya energi. Selaraskan frekuensimu (getaran pikiranmu) dengan frekuensi realita yang kau inginkan dan kau tidak akan dapat membantu apapun selain mendapatkan wajah tampilan realita itu. Tidak ada cara lain. Ini filosofi. Ini adalah fisika."

Kisah anak hilang menggambarkan jika pola pikir kita memuat egoisme, serakah, foya-foya maka pada akhirnya akan menderita. Hanya sampai kita mulai menyadarinya, baru akan ada keinginan untuk pulang. Selama mengiranya baik-baik saja dan mabuk dengan kesenangan berfoya-foya, senang dengan cara hidup seperti itu orang tidak akan sadar akan perilaku dan pola pikirnya.

Pulang kembali ke rumah ayahnya yang berkelimpahan adalah dengan cara mengubah cara hidup dan pola pikir yang dalam religi diistilahkan dengan bertobat. Pertobatan bukan hanya sekedar menyesali perbuatan namun sampai dengan mengubah kebiasaan, perilaku dan pola pikir.

“Sebagai kreasi dari Yang Maha Tinggi, kau terbuat dari cinta yang sempurna, cahaya sangat terang, dan kebijaksanaan tertinggi.” 

Pola pikir mencerminkan getaran pikiran atau frekuensi pikiran. Saat frekuensi pikiran masuk ke frekuensi cinta tanpa syarat dan kebijaksanaan, maka tampilan realita kehidupanpun akan berubah. Itulah mengapa bantuan untuk mengubah pola pikir dan frekuensi pikiran digunakan kisah-kisah bijak. Saat orang terinspirasi oleh kisah-kisah bijak dan mengubah cara hidup dan pola pikirnya maka realita hidupnya akan berubah.

Bisa pelajari lebih lanjut tentang fisika quantum yang menjelaskan tentang holographic universe, resonansi, energy dst yang menjelaskan semesta kehidupan ini dengan cara kerjanya. Dengan memiliki pengetahuan lebih luas tentang semesta tentu banyak membantu dalam mengelola hidup dan memiliki peta yang lebih komprehensif sebagai panduan.

“Kau adalah tubuh Tuhan, kendaraan di mana Sang Pencipta membentuk esensinya yang tanpa bentuk sebagai sarana untuk secara langsung mengalami dirinya sendiri. Kau dibuat untuk bermain-main menikmati suka cita.” 
~ Bentinho Massaro


...(((  )))...