Dalam kontak terbuka di sosial media, hal ini memang sering tak bisa dihindari. Yang bisa dilakukan adalah tak perlu memaksa diri menanggapi. Biarkan mereka dengan pendapat dan pemikiran mereka. Hindari untuk terlibat secara emosional sebab jika emosi terpancing yang rugi adalah diri sendiri, yakni turunnya vibrasi yang ditandai dengan rasa capek dan amarah. Amarah sangat menguras energi dan logika tidak lagi lurus berbasis cinta sehingga tidak mampu menanggapi dengan cerdas. Diri sendiri akan kehilangan arah dan menggunakan kesempatan itu untuk membuka tabir misteri kehidupan lebih dalam.
“Tak perlu menghabiskan waktumu mencoba menerangkan siapa dirimu kepada orang-orang yang berkomitmen untuk salah mengerti tentang dirimu.”
~ Spirit Science
Perang informasi memang sedang berlangsung antara anak-anak cahaya dan mereka yang terus berusaha mempertahankan zona nyamannya dalam kehidupan remang-remang. Banyak pihak yang menikmati keuntungan dari kondisi minimnya cahaya atau minimnya informasi mengenai apa yang sesungguhnya terjadi dan kehidupan ini. Mereka yang ada dalam kegelapan selalu diuntungkan dengan sikap-sikap emosional sebab kebencian dan permusuhan adalah senjata mereka untuk merekrut orang.
Mereka mendapatkan simpati sebab bisa mendapatkan bukti bahwa pihak lawannya memang layak dimusuhi dan harus dikalahkan. Kata-kata yang keluar dari emosi kemarahan mudah diputarbalikan dan digunakan untuk tujuan-tujuan mereka. Sementara perdebatan panjang dengan mereka akan membuat perdebatan itu viral, dibaca lebih banyak orang dan melibatkan lebih banyak orang. Tujuan mereka tercapai, yakni membuka peluang gagasan-gagasan mereka mendominasi ruang publik.
“Tak perlu galau dengan orang-orang atau situasi, keduanya tidak akan memiliki kekuatan tanpa reaksi darimu.”
Saat media publik lebih banyak diisi dengan hal-hal yang informatif dan inspiratif maka publik dengan sendirinya memiliki cukup pengetahuan dan suasana tenang untuk memahami situasinya. Publik akan dapat merespon dengan lebih tepat sebab memiliki cukup cahaya untuk melihat realita kehidupan secara lebih jelas sehingga dapat berpikir dengan jernih. Jiwa-jiwa tenang dengan demikian akan menghindarkan bumi dari konflik senjata melalui perang psikologis dengan menggunakan informasi dan inspirasi.
“Kau tak akan dapat meredakan badai, maka berhentilah mencoba. Apa yang bisa kau lakukan adalah menenangkan dirimu. Badai akan berlalu.”
~ Spirit Science
Sains menjelaskan bahwa semesta ini adalah suatu hologram. Holographic universe dijelaskan dalam fisika quantum. Realita holografis semesta adalah hasil pancaran dari getaran pikiran seseorang yang dipengaruhi oleh situasi emosionalnya. Masing-masing orang secara individual melihat realita holografis masing-masing dan realitas holografis kolektif bersama-sama dengan mereka yang sefrekuensi. Itlah mengapa dikatakan dengan menenangkan diri otomatis badai akan berlaku dan reda.
...((( )))...
No comments:
Post a Comment