Tuesday 31 July 2018

Jalan Mana Yang Harus Dipilih?

Adalah suatu kenyataan banyak manusia terlibat dalam konflik mengenai jalan mana yang terbaik untuk mencapai Tuhan. Kegaduhannya begitu luar biasa yang melibatkan konflik politik perebutan kekuasaan sampai tekanan-tekanan psikologis dalam kehidupan sehari-hari. Ada budaya, cara berpikir, cara berperilaku sampai cara berbusana yang diwajibkan sebagai cara terbaik dan menjamin pencapaian.

Sekalipun ditolak dengan mengatakan “saya tidak melakukannya” atau “bukan saya” atau “agama/kepercayaan saya tidak mengajarkan seperti itu” atau “itu adalah perbuatan oknum” namun dalam kenyataannya terjadi kekerasan-kekerasan, paksaan-paksaan, intimidasi dan ancaman yang membuat gaduh dan tidak nyaman.

Tentu saja suatu masalah tidak akan pernah terselesaikan jika tidak dicari sumber masalahnya dan dibenahi. Kecenderungannya dan kebiasaan yang dilakukan adalah saling menyalahkan pihak lain. Dengan menyalahkan pihak lain seolah-olah masalah akan dan sudah selesai. Tentu saja sumber masalah itu akan tetap ada disana sebab tidak pernah disentuh, maka lagi dan lagi akan terus berulang. Masalah akan terus membesar sampai orang tersudut dan tidak ada jalan lain kecuali mendobrak tembok labirin pola pikir dan wawasan yang dibangunnya.

“Misi kita bukanlah untuk mengubah atau mengarahkan jalur orang lain. Tidak ada jalan salah atau jalan benar. Masing-masing dari kita memiliki perjalanan hidup sendiri-sendiri dan misi kita hanyalah menjadi CAHAYA yang menerangi jalur jalan sesama.” 
~ Jan Mckingley Hilado 

Apapun yang kita lakukan adalah bagian dari belajar menggunakan daya hidup, eksperimen-eksperimen yang sudah pasti ada kesalahan namun apapun hasilnya selalu memberikan pembelajaran. Tanpa pernah mencoba juga tidak akan pernah benar-benar tahu apa hasilnya dan tidak akan memiliki keterampilan menggunakan daya hidup untuk menciptakan kisah-kisah hidup sehingga mampu menjalani hidup abadi membahagiakan. Apapun yang kita lakukan baik benar atau salah selalu memberikan pembelajaran.

Seorang anak tidak akan pernah bisa naik sepeda jika tidak mencobanya dengan risiko jatuh dan terluka. Keterampilan bersepeda, menguasai keseimbangan saat melakukan manuver-manuver sulit didapatkan dari berkali-kali mencoba dan terjatuh serta terluka. Anak yang telah mahir bersepeda menjadi inspirasi teman-temannya untuk melakukan manuver-manuver bersepeda seperti dalam berbagai jenis perlombaan. Anak yang memutuskan untuk takut mencoba naik sepeda tidak akan mahir bersepeda. Orang yang memutuskan untuk takut hidup juga tidak akan mahir menciptakan kisah kehidupan dan akhirnya mati.

Itulah mengapa dikatakan jalan hitam dan jalan putih akhirnya akan membawa orang sampai ke tujuan juga. Hukum alam sebab-akibat secara netral selalu bekerja seiring dengan upaya jiwa-jiwa mengembangkan dirinya dalam menggunakan daya hidupnya. Hitam atau putih, salah atau benar adalah eksperimen-eksperimen yang dilakukan untuk tumbuh berkembang. Dampak terhadap diri sendiri yang dirasakan oleh setiap jiwa yang akan menyadarkannya dan membuatnya tumbuh dewasa dan bijak.

Untuk hidup setiap jiwa hanya perlu menggunakan daya hidupnya, kecerdasannya dan imajinasinya sehingga terus-menerus bertumbuh. Untuk selamat setiap jiwa hanya perlu bijaksana dan tidak mencelakai serta menciderai dirinya sendiri yang bisa membunuh dirinya sendiri. Untuk bahagia setiap jiwa hanya perlu bijaksana dan tidak melukai perasaannya sendiri. Proses jatuh bangun dalam berbagai eksperimen dan pengalaman sampai suatu jiwa sadar bahwa hanya dengan cinta tanpa syarat ia akan mampu menciptakan kisah-kisah hidup bahagia sejahtera.

“Kata sungai kepada Sang Pencari: Haruskah orang dipusingkan oleh masalah pencerahan batin? Tak peduli jalan apapun yang kutempuh, saya (tetap) dalam perjalanan pulang.” 
~ Anthony de Mello



...((( <3 )))... 





Logika Cinta Tanpa Syarat

Jika seseorang marah-marah, ngomel-ngomel dengan mengucapkan kata-kata kasar namun yang diomeli senyum-senyum saja, siapa yang terluka?
Tentu saja yang ngomel-ngomel itu satu-satunya pihak yang terluka. Yang diomeli aman-aman saja, tidak mengalami kerugian apapun, tetap bahagia.
Sementara itu karena pikirannya positif, maka terciptalah realita positif indah baginya, walau mungkin apa yang indah itu ditafsirkan buruk oleh orang lain.

Itulah gambaran jiwa yang hidup di dimensi surga, seperti kata Yesus/Isa: "Kerajaan surga ada di antara kamu". Batas-batas dimensi surga tidak dipisahkan dengan tembok, pagar atau bentang alam seperti sungai atau danau atau laut dan juga bahkan bukan oleh kematian; melainkan oleh perbedaan sikap, karakter, tingkat kesadaran.

“Kemarahan membuat pikiran tertutup awan gelap. Kebencian membuat penglihatan buram tidak jelas. Hati yang damai membuat pikiran bersih dan jernih. Cinta memulihkan kembali ketajaman penglihatan.” 

Cinta tanpa syarat menjadikan suatu jiwa tidak terganggu, tidak terusik, tidak tersentuh oleh kekacauan sebab ada di frekuensi lain atau di kanal lain dari siaran kehidupan. Cinta tanpa syarat didapatkan dari kesadaran bahwa tindakan membalas dengan ucapan kasar hanya akan muncul jika dirinya tersakiti dengan cara menerima disakiti, sehingga jika ia tidak menerima lemparan itu maka tidak tidak akan tersakiti. Ia mencintai dirinya sendiri dan memilih untuk bahagia, tentu saja ia berhak untuk bahagia.

Tidak ada kewajiban dan keharusan untuk menerima apa yang diberikan oleh orang lain. Saat seseorang diomeli dengan kata-kata kasar tidak ada keharusan untuk menerimanya. Kebiasaan umum seolah mengatakan, anda harus menerimanya dan harus membalasnya agar impas dan wajar. Dimensi surga menganut pola kehidupan lain, bukan pola kebiasaan yang wajar dilakukan di dimensi fisik.

“Kau tidak dapat menyakiti orang lain tanpa menyakiti dirimu sendiri. Kau tidak dapat mencintai orang lain tanpa mencintai dirimu sendiri.” 
~ We Are Human Angels 

Dimensi surga menganut pola dimana setiap jiwa berhak bahagia dengan cara mencintai dirinya. Jiwa yang benar-benar mencintai dirinya tentu tidak akan membiarkan dirinya menderita dan tersakiti. Omelan dengan kata-kata kasar adalah bukan sekedar menyakiti diri sendiri tetapi adalah tanda jiwa yang telah terluka dan mengaduh kesakitan. Saat ia sakit dan tidak bahagia, saat itulah ia terhempas dan terlempar dari surga yang adalah kehidupan membahagiakan.

Cinta tanpa syarat adalah sangat logis mengapa menjadikan jiwa hidup dalam kebahagiaan yang disebut kehidupan surga.

“Mengetahui orang lain adalah kecerdasan; mengetahui dirimu sendiri adalah kebijaksanaan sejati. Menguasai orang lain adalah kekuatan; menguasai dirimu sendiri adalah kekuatan sejati.” 
~ Lao Tzu

Pulang ke Rumah Cahaya

Setiap jiwa/soul hidup abadi. Setiap manusia asal-usulnya adalah cahaya. Cahaya adalah rumah Tuhan. Sekarang, sebagai manusia jarang yang menyadari dirinya adalah makluk cahaya, kebanyakan manusia menganggap dirinya makhluk fisik.

“Kau adalah tak terbatas yang lebih dari pada yang kau kira tentang dirimu.” 

Perumpamaan anak hilang menggambarkan manusia yang hilang kesadaran jati dirinya. Ia lupa. Ia mabuk dengan pesta-pesta di dimensi fisik.

Orang mabuk tentu lupa ingatan. Tidak ingat siapa dirinya. Tidak bisa diajak bicara. Ngomyang. Jangan harap bisa menjelaskan sesuatu pada orang mabuk. Ngelantur semua. Itulah kisah anak hilang yang mencoba menggambar keadaan suatu jiwa dalam bentuk tubuh fisik manusia di dimensi fisik.

Tuhan adalah Maha Cinta, mencintai semua jiwa tanpa kecuali. Tuhan adalah maha cerdas sekaligus maha bijaksana. Tuhan tahu bahwa orang mabuk tidak bisa diberi penjelasan, maka yang bisa dilakukan adalah membiarkannya puas mabuk. Tuhan dengan sabar menunggu jiwa-jiwa memiliki niatnya sendiri untuk pulang.

Berjalan pulang adalah melangkahkan kaki. Karena mabuk-mabukan berlama-lama jiwa dalam bentuk manusia lupa jalan pulang, maka perlu petunjuk dan mencari alamatnya. Tentu saja hanya jiwa yang mau banyak bertanya, belajar dan melangkah akan bisa pulang.

“Lakukan sendiri upaya penyelamatan dirimu. Jangan menggantungkan diri pada pihak lain.” 
~ Buddha 

Maka, jika bisa melihat janji akan mendapatkan hadiah bidadari di surga adalah janji pemanis belaka, begitu juga semua janji akan dapat hadiah surga adalah hanya iming-iming yang memabukkan. Surga bukanlah hadiah. Pulang ke rumah cahaya adalah perjuangan dan perjalanan individu masing-masing jiwa.

Semua jiwa adalah anak Tuhan yang dicintai dan pasti akan pulang. Tidak ada neraka abadi bagi setiap jiwa. Tuhan tahu bagaimana cara membuat anak hilang pulang dan tahu bahwa tidak mungkin dilakukan dengan paksaan. Inspirasi dan kisah-kisah bijak digunakan untuk membuat jiwa-jiwa yang telah bosan dengan kemabukan dunia mulai mengenali kembali dirinya, mengembangkan kembali kemampuannya sehingga kembali dapat hidup sebagai makhluk cahaya.

“Dalam malam yang paling gelap, selalu ada Cahaya yang bersinar. Begitu kau menyadari Cahaya itu ada dalam dirimu, kau akan selalu tahu jalan yang mesti kau tempuh.” 



...((( <3 )))... 







Monday 30 July 2018

Kekuatan Pikiran, Rasa Damai dan Terciptanya Kesejahteraan

Doa adalah mantra, afirmasi yang berfungsi memperkuat dan memfokuskan aliran energi untuk terciptanya realita yang diinginkan. Sangat logis sesuai pengetahuan fisika bahwa alam ini adalah aliran energi dan hologram.

Dengan kekuatan pikiran, masing-masing dari kita melukis realita kehidupan. Pikiran sebagai kuasnya dan semesta adalah kanvasnya, masing-masing dari kita adalah artis/pelukis kehidupan sehingga disebut co-creator.

“Bijaklah dengan pikiran-pikiranmu sebab setiap pikiran memiliki kekuatan untuk mencipta di baliknya.” 

Pengertian manunggaling kawula kalawan Gusti (bersatunya manusia dengan Sang Pencipta) dipahami dengan cara demikian itu, menyatu dengan Tuhan untuk menciptakan realita kehidupan.

Semakin pikiran fokus, semakin cepat realita yang diinginkan terbentuk, yang diistilahkan dengan sabda dadi atau sabda pandita ratu.

Sesungguhnya kekuatan pikiran manusia sangatlah kuat namun hanya sering kacau dan simpang siur. Sebagai akibatnya arah energi menjadi tidak fokus apalagi jika keinginan-keinginan bertabrakan dan bertentangan. Meditasi/samadi diperlukan untuk lebih tenang, tidak emosional sehingga tidak reaktif namun selektif dalam menentukan arah pikiran dan mudah terfokus.

“Pertama-tama pikiran manusia harus dibuat menjadi selaras, maka selanjutnya alam secara spontan akan mengambil tempatnya.” 

Selanjutnya manusia hanya perlu lebih bijak yang didapatkan dari menyadari setiap dampak atau akibat dari suatu tindakan. Manusia yang sadar bahwa pikiran dan perilaku negatif akan berdampak negatif terhadap dirinya sendiri tentu akan lebih bijak untuk memilih pikiran dan tindakan positif yang memungkinkannya menikmati realita membahagiakan yang tercipta.

Para guru spiritual mengajar dengan kisah-kisah bijak karena memahami prinsip kerja semesta ini terkait dengan getaran pikiran. Selama seseorang hidup tenang, damai, bahagia maka otomatis pikirannya selalu terfokus pada kebahagiaan dan energi mengalir untuk menciptakan baginya realita hidup bahagia sejahtera. Dengan bantuan kisah-kisah bijak manusia tidak perlu paham mekanisme alam yang rumit untuk mampu menciptakan kehidupan indah, sejahtera dan membahagiakan.

Spiritualitas sangat logis dan terkait erat dengan bidang fisika.

“Sukses bukanlah kunci untuk mencapai bahagia. Justru sebaliknya, kebahagiaan adalah kunci untuk mencapai sukses. Jika kau mencintai apa yang kau kerjakan, bahagia melakukannya, kau akan sukses.” 
~ Albert Schweitzer


...((( <3 )))... 







Tantangan Menjadi Diri Sendiri

Saat seseorang berkembang menjadi dirinya sendiri mungkin teman-teman lamanya akan heran atau terkaget-kaget, sebab seolah-olah ia keluar dari kawanannya. Ia berubah tidak lagi menjadi seseorang yang dikenal oleh mereka di masa lalu.

Berbagai reaksi muncul mengingatkannya untuk kembali seperti dulu untuk mengikuti pemikiran yang dianggap normal sebagai kawanan. Tekanan mulai muncul jika perubahan itu berkaitan dengan keyakinan yang dianggap benar secara umum.

“Saat menuliskan kisah hidupmu, jangan biarkan orang lain yang memegang penanya!” 

Menjadi diri sendiri memang penuh tantangan, dan tantangan itu justru semakin besar untuk menjadikan diri sendiri semakin tangguh. Perubahan hidup hanya akan terjadi jika seseorang meninggalkan kebiasaan-kebiasan lamanya yang tidak lagi memenuhi kebutuhan pertumbuhan hidupnya.

Masalah hidup hanya akan terselesaikan jika seseorang tidak lagi mengulangi perilaku dan kebiasaan yang membuatnya terjebak dalam masalah. Selain itu seseorang hanya akan sukses jika mampu mengatasi dan mengembangkan diri. Transformasi diri untuk kebahagiaan adalah keniscayaan.

Maka, tak perlu khawatir dengan tantangan dan tekanan dari teman-teman lama, sebab sesungguhnya mereka tetaplah bagian dari permainan kehidupan yang memungkinkan diri seseorang untuk semakin kuat bertumbuh dan kreatif. Mereka semua tetaplah sahabat yang mendukung pertumbuhan seseorang mencapai tujuannya dengan cara memberikan tantangan.

“Saat kau lepaskan identitasmu, kau akan menemukan dirimu sendiri.” 


...((( <3 )))... 







Bahagia Menjadi Diri Sendiri

Untuk bahagia orang perlu menjadi dirinya sendiri. Jika ia memilih menjadi orang lain, artinya ia hidup dalam kepura-puraan, membohongi diri sendiri dan bagaimana​ mungkin bisa bahagia?

“Dengan menjadi dirimu sendiri, kau meletakkan sesuatu yang mengagumkan di dunia yang sebelumnya tidak ada.” 

Setiap orang menghadapi dan menjalani kisah hidupnya sendiri. Ia memiliki bakat unik yang sekaligus juga tantangan nyata untuk mengembangkan bakatnya. Bakat dan tantangan ibarat dua sisi mata uang. Bakat hanya akan berkembang jika mendapatkan tantangan. Masalah adalah pembelajaran hidup nyata untuk bertumbuh. Seseorang selalu disebut kuat jika mampu mengatasi tantangan hidupnya.

“Segala sesuatu yang terjadi pada dirimu adalah guru bagimu. Rahasianya adalah belajar untuk berdiri di atas kaki hidupmu sendiri dan kau akan belajar darinya.” 
~ Polly Berrien 

Maka, seseorang hanya akan bahagia jika menikmati tantangan nyata hidupnya. Jika ia menolak tantangannya maka ia akan menderita sebab ia telah menolak hidupnya sendiri. Dan jika ia tidak mau bertumbuh, masalah hidupnya akan selalu dan terus-menerus muncul. Repotnya masalah-masalah hidupnya itu bersumber dari dirinya sendiri, dari cara penerimaan diri sendiri dan lingkungannya serta sikapnya dan keinginan-keinginannya.

Pengetahuan dan keterampilan akan berkembang sejalan dengan kemampuannya mengelola hidup. Dengan kemampuan itu selanjutnya ia akan tumbuh semakin kreatif dalam menciptakan pengalaman dan kisah-kisah petualangan hidupnya. Maka selanjutnya hidupnya yang penuh kreasi indah itu adalah ekspresi kebahagiaannya.

“Kau adalah kreator. Kau mencipta dengan setiap pikiranmu. Apapun yang dapat kau imajinasikan akan menjadi bentuk dirimu, akan mengarahkan apa yang kau lakukan dan itulah yang akan kau miliki.” 
~ Abraham Hicks 



...((( <3 )))... 





Sunday 29 July 2018

Pertumbuhan Kesadaran

Pertumbuhan melibatkan perubahan, seperti benih akan tetap menjadi biji jika tidak pecah cangkangnya, telur akan tetap menjadi telur jika tidak pecah cangkangnya. Benih tanaman yang pecah cangkangnya akan mulai tumbuh tunas dan/atau akar. Terjadi perubahan fisiknya. Perubahan-perubahan itu adalah proses pertumbuhan.

“Jika cangkang telur pecah oleh karena kekuatan dari luar, kehidupan akan berakhir. Jika cangkang telur pecah oleh karena kekuatan dari dalam, kehidupan akan dimulai. Hal-hal besar selalu dimulai dari dalam.” 

Begitu juga dengan manusia, kehidupannya akan bertumbuh bersama perubahan-perubahan yang berlangsung terus-menerus.

Perubahan-perubahan itu mencakup cara hidupnya, pola pikirnya dst. Aturan yang kaku akan menghalangi pertumbuhan sebab menjadikan manusia hidup dengan cara-cara yang itu-itu, diulang-ulang dan menghasilkan pengalaman hidup sama secara terus-menerus. Penderitaan timbul dari cara hidup dan aturan yang menjadi pedoman cara hidup jika menimbulkan penderitaan tentu saja perlu dibongkar. Cangkang yang menghalangi pertumbuhan harus didobrak oleh sang benih.

“Imajinasikan versi terbaik dari dirimu sendiri dan kau akan tumbuh ke arah itu.” 

Saat cangkang itu pecah maka pertumbuhan akan berlangsung. Perubahan-perubahan adalah keniscayaan seperti dinyatakan dalam ilmu fisika bahwa energi hidup hanya berubah-ubah bentuk dalam aneka ragam wujud realita kehidupan.

Perlu dicatat bahwa jika cangkang telur dipecahkan dari luar maka benih yang ada di dalam telur itu akan mati. Cangkang telur harus dipecahkan oleh benih itu sendiri. Seseorang dikatakan menjadi dewasa ketika berani memutuskan sendiri, bertindak dan mengambil tanggung jawab atas tindakannya. Seseorang yang didikte, dipaksa, atau hanya menunggu perintah akan mati kreativitasnya. Daya hidupnya mati sebab tidak berani memutuskan, melakukan inisiatif serta memiliki solusi mandiri.

“Kreativitas adalah keadaan dengan kesadaran dimana kau masuk ke dalam gudang harta di dalam dirimu dan membawanya keluar berupa keindahan yang mewujud sebagai realita.” 
~ Torkom Saraydarian 

Manusia yang hanya mengandalkan hafalan dan terjebak oleh aturan kaku ibaratnya tak mampu memecahkan cangkang telur. Saat terjadi perubahan besar dalam kehidupan ia akan berputar-putar pada hafalan, cara-cara lama yang tidak mampu menghadapi dunia yang telah berubah. Ia akan mati tertinggal perubahan yang semakin jauh meninggalkannya. Teori tanpa praktek tak akan mampu menjawab persoalan riil sehingga gelagapan saat menghadapi kehidupan nyata. Aturan kaku yang membelenggu semakin mempersempit ruang geraknya sementara dunia telah berubah.

Benih yang hidup dan tumbuh akan mengenali dirinya, menyadari potensi dan kemampuannya, mengembangkan dirinya dan kreativitas-kreativitas yang dibuatnya menunjukkan perubahan-perubahan yang terus-menerus sebagai bentuk pertumbuhan kesadarannya. Benih yang tumbuh akan survive untuk terus melanjutkan kehidupannya sebab selalu mampu mengatasi masalah-masalahnya. Cinta adalah pondasi hidupnya yang menjadikannya cerdas sekaligus bijak dimana kebijaksanaannya membuatnya selalu luwes dan tidak terikat oleh aturan-aturan kaku. Kebijaksanaan membuatnya mampu menempatkan diri secara tepat melampaui batasan-batasan aturan.

“Jika setiap hari adalah suatu kebangkitan, kau tidak akan tumbuh menua, kau hanya akan terus-menerus tetap bertumbuh.” 



...((( <3 )))... 







Keping Puzzle Kehidupan

Dalam diskusi mengenai kehidupan adalah sikap yang tepat untuk tidak perlu meyakini apa yang tidak diketahui dan dipahami; dan sebaliknya tidak perlu memaksa orang lain meyakini pendapatnya sebagai paling benar.

Masing-masing orang memiliki pengalaman hidupnya dan mempelajari sejauh menjadi minatnya. Gabungan dari belajar dan pengalaman membuat setiap orang memiliki perspektifnya masing-masing. Maka, apapun pendapat seseorang adalah suatu perspektif dari sudut pandangnya.

“Guru yang terbaik adalah mereka yang menunjukkan kepadamu dari mana untuk melihat, namun tidak mengatakan kepadamu apa yang dilihat.” 

Berbagai perspektif itu ibaratnya adalah kepingan-kepingan puzzle yang hanya akan terlihat bentuk gambarnya saat disatukan dengan kepingan-kepingan puzzle lainnya. Semakin banyak yang bisa digabungkan semakin terlihat gambar lebih utuh/luas.

Namun tanpa memahami gambar suatu kepingan puzzle tidak akan bisa tepat menempatkan kepingan itu ke kepingan-kepingan yang telah digabungkan. Imajinasi (bayangan) tentang bentuk gambarnya tidak terlihat tersambung. Maka, tidak perlu memaksakan suatu keping puzzle untuk dipasang dan digabungkan dengan yang telah disambung-sambung.

Namun bukan berarti kepingan yang tak dipahami itu sebagai tidak berguna, hanya perlu ditaruh terlebih dahulu sampai ditemukan kepingan puzzle perspektif lainnya yang menjadi penyambung gambarnya. Jika suatu keping puzzle dibuang karena dianggap tidak berguna, suatu saat ketika diperlukan tidak tersedia dan gambar puzzle secara keseluruhan akan terlihat bolong-bolong.

Itulah sebenarnya mengapa semua orang perlu berbagi pengetahuan yang menjadi suatu perspektif atau suatu keping puzzle, sebab keseluruhan kehidupan ini dengan aliran kehidupan yang terus-menerus berlanjut melibatkan masing-masing mata yang menyaksikannya. Tentu saja gambar utuh dari kehidupan ini adalah saat setiap apa yang terlihat oleh masing-masing mata digabungkan.

Pelan-pelan semua nanti terkumpul dan mainan puzzle kehidupan ini tersusun dengan rapi dan terlihat gambarnya. Dengan semangat cinta akan memungkinkannya.

“Setiap hal yang terjadi dalam hidupmu mempersiapkanmu untuk suatu momen yang belum tiba saatnya.” 











Saturday 28 July 2018

Seimbang Bijak dan Berpengetahuan

Ilmu dan pengetahuan sifatnya netral seperti pisau, bisa digunakan untuk kejahatan namun juga untuk kebaikan. Demikian juga ilmu klenik dll termasuk permainan jailangkung, jathilan dst mengungkap suatu pengetahuan tentang kehidupan. Maka yang diperlukan jika ingin bahagia adalah mengembangkan pengetahuan dan kebijaksanaan secara seimbang.

Tanpa pengetahuan cukup tentang ilmu kehidupan ibaratnya hidup dalam kegelapan, tak tahu apa yang terjadi, tak tahu apa akibat perbuatannya sendiri dan tak tahu bagaimana cara dan solusinya serta tidak memiliki keterampilan melakukannya. Akibatnya hanya bisa meratap, minta tolong namun masih saja mengulang-ulang perbuatan dan cara hidup yang membuat dirinya sendiri menderita.

Memiliki pengetahuan dan keterampilan tetapi tidak bijak, juga bisa berakibat menyengsarakan diri sendiri, baik secara langsung atau tidak langsung melalui efek domino.

Dalam hal ilmu pengetahuan, kesombongan justru sering menimpa orang yang kurang ilmu, yakni merasa sudah cukup, merasa paling benar, menganggap pengetahuan lain tidak perlu, menganggap remeh, menganggap sesuatu yang tidak dipahaminya sebagai tidak berguna, tidak sadar bahwa perlu belajar terutama hal-hal yang belum diketahui, tidak sadar bahwa belajar adalah mempelajari hal-hal yang belum dipahami, merasa terganggu dengan orang lain yang berbagi pengetahuan.

Biasanya mereka ini banyak terlibat perdebatan sengit dan cenderung kasar sebab tidak memiliki argumentasi. Sikap kasar dianggap akan bisa menghentikan lawan bicaranya dan merasa menang sehingga pendapatnyalah yang paling benar.

Sebaliknya mereka yang semakin berpengetahuan luas malah haus ilmu pengetahuan ingin banyak belajar hal yang belum diketahui oleh karena itu dengan rendah hati mau belajar dari siapapun tanpa memandang gelar, pendidikan, jabatan, kedudukan, status sosial dan usia. Mereka ini sadar bahwa pengalaman hidup dan keterampilan lebih membuat seseorang memiliki pengetahuan unik dan mendalam yang sering tidak ditemui dalam buku-buku.

Dalam obrolan dan diskusi mereka lebih memilih menghindar dari perdebatan, sebab memahami bahwa seringkali bahan yang diperdebatkan hanya berbeda sudut pandang atau wawasan menentukan cara pandang orang lain yang artinya pihak lawan tidak akan bisa memahami penjelasannya sebab tidak memiliki referensi yang cukup.

Oleh karena itu para guru spiritual mengajar dengan kisah-kisah bijak sebagai bekal dan pondasi untuk menjadi cerdas sekaligus bijak sehingga pasti akan mampu menciptakan pengalaman hidup membahagiakan. Sikap bijak memungkinkan seseorang untuk tidak emosional sehingga dengan tenang mencermati setiap hal yang dengan kata lain ada dalam status siap belajar, sikap yang memungkinkan kecerdasan dan wawasannya terus meningkat dan meluas.

“Pikiran begitu ditarik melebar oleh suatu gagasan baru, tidak akan pernah kembali ke dimensinya semula”.

Friday 27 July 2018

Ilmu Penciptaan di Balik Permainan Jailangkung

Ada suatu permainan kuno yang mengajarkan bagaimana cara menginstal suatu program pikiran pada suatu benda fisik, yaitu permainan jailangkung.

Sejalan dengan itu, tradisi leluhur kita mengajarkan agar kita menjaga pikiran positif saat menantikan kehadiran anak/bayi, sebab selama proses pembenihan dan pertumbuhan janin, orangtua jabang bayi dalam proses menginstal suatu unit kesadaran soul untuk masuk ke tubuh manusia.

Sumber-sumber mengatakan di planet-planet dengan peradaban sangat maju, para calon orangtua mendapatkan pendampingan dan pelatihan khusus dari para bijak agar bayi-bayi yang terlahir di planet itu adalah jiwa-jiwa berkesadaran tinggi sehingga kehidupan planet itu terpelihara damai membahagiakan.

Itulah ilmu pengetahuan rahasia penciptaan kehidupan yang diwariskan oleh leluhur kita.

Dengan cara sederhana kita diajari ilmu sangat tinggi. Ilmu penciptaan kehidupan, ilmu pengendalian energi, menyadarkan kita betapa dahsyatnya kekuatan pikiran kita. Hanya perlu bijak dalam menggunakan dan mengelolanya.

“Hati adalah bagaikan sebuah kebun, di sana bisa tumbuh kasih sayang atau ketakutan, kebencian atau cinta. Benih apa yang akan kau tanam di sana?” 





Belajar tentang Perspektif

Melihat kehidupan dari perspektif lain yang berbeda akan membuat kita dapat menyadari bahwa bukan rusa yang melintas menyeberang jalan, melainkan jalan yang melintas di hutan. [Muhammad Ali]

Memahami perbedaan-perbedaan perspektif ini akan menjadikan lebih mudah memahami mengapa banyak orang berselisih paham sampai ngotot untuk argumentasi dari salah satu perspektif dengan orang lain yang memiliki perspektif lain yang berbeda. Dualitas salah-satunya/baik-buruk yang membuat mereka saling gontokan, mengklaim pendapatnya sebagai mutlak paling benar. Pertengkaran antar agama termasuk ada di level ini.

Sementara itu keuntungan dari mereka yang mampu melihat kehidupan dari berbagai perspektif atau multiperspektif, mereka tampak tenang, damai, cerdas dan bijak. Tumbuh menjadi makhluk dengan kesadaran multidimensi.















Monday 23 July 2018

Distorsi Sebutan Tuhan

Sebutan lord, deus, god diberikan kepada kaum bangsawan atau kaum darah biru alias kaum keturunan dari langit alias para keturunan alien.

Sebutan lord, deus dan god itu kemudian terdistorsi dengan sebutan "Tuhan" sebab di masa lalu lebih banyak menggunakan tradisi lisan alias bukan tertulis.

Bedakan antara sebutan tuan dan Tuhan yang sangat jelas dalam bahasa Indonesia, namun sebutan god dan God, deus dan Deus, lord dan Lord yang hanya dibedakan dengan penulisan huruf awal kecil dan huruf besar tidak ada bedanya dalam pengucapannya. Maka sangatlah wajar jika pengertiannya, dan distorsi ini sudah berlangsung ribuan tahun.

Banyak orang tidak sadar bahwa apa yang dikira disebut Tuhan dan dituliskan dengan huruf besar dalam teks-teks kitab suci sering sudah terdistorsi dan mereka itu yang disebut tuhan adalah para alien dan keturunannya.

Ada sumber-sumber yang mengatakan bahwa manusia yang memiliki jenis darah rh negatif disebut bukan berasal dari bumi alias keturunan para dewa yang datang dari langit. Sementara itu juga banyak jejak arkeologis serta cerita-cerita mitos tentang nenek moyang suatu suku bangsa yang mengatakan bahwa leluhur mereka berasal dari luar bumi. Tablet Sumeria malah dengan jelas menceritakan tentang kedatangan mereka yang datang dari luar bumi, menambang emas, kawin silang dengan manusia bumi.

Para keturunan alien itu menjadi para bangsawan dan penguasa dengan model kerajaan yang sangat dipatuhi. Dalam beberapa tradisi dikatakan bahwa para bangsawan yang disebut berdarah biru adalah keturunan para dewa yang datang dari langit. Sebutan untuk para bangsawan adalah deus, god atau lord yang lazim untuk menyapa Tuhan.

Konflik-konflik antar agama yang mengklaim ajarannya paling benar atau mengklaim tuhannya paling benar bersumber dari sini sebagaimana terjadi konflik politik di antara kerajaan-kerajaan atau para raja/bangsawan yang disebut deus, god atau lord. Perintah-perintah para raja oleh banyak orang awam dianggap sebagai perintah Tuhan. Keinginan mendirikan negara dan menguasai bumi berdasarkan agama bersumber dari konflik-konflik di antara para raja yang dikira keinginan Tuhan.

Tentu saja Tuhan Pencipta yang sesungguhnya adalah Maha Cinta dan Pengampun serta tidak terlibat konflik dan perang sebab mencintai semua manusia. Tuhan Pencipta ingin semua hidup damai dan bahagia.
“Singkat ceritanya… Mereka lupa bahwa mereka semuanya adalah bersaudara tinggal bersama di satu planet. Mereka mengalami delusi dan mengimajinasikan adanya batas-batas, kepercayaan-kepercayaan dan struktur-struktur yang memisahkan mereka dan mulai saling menghancurkan satu sama lain di bumi dimana mereka hidup bersama. Mestinya mereka cukup hidup, berbagi, mencipta dan berevolusi bersama-sama.”


[https://cintadankebijaksanaan.blogspot.com/2018/07/distorsi-sebutan-tuhan.html]

Tentang golongan darah rh negatif yang dikatakan sebagai keturunan orang-orang dari luar bumi: https://www.collective-evolution.com/2018/02/08/according-to-a-new-theory-people-with-rh-negative-blood-dont-come-from-earth/
















Menciptakan Surga

Aku datang di sini bukan untuk mati dan mencari surga
Aku datang untuk menciptakannya
Sebab rasa suka citaku yang begitu besar
Membawa kegembiraan itu
Untuk aku persembahkan
Sebagai karya tanda hidup ini nyata
Ya, tentu saja hidup sebab surga bukanlah dunia yang mati melainkan adalah dunia orang hidup

Surga adalah kehidupan membahagiakan
Tentu saja hanya cara yang membahagiakan jalan menuju surga
Benci, dendam, permusuhan tidak pernah membahagiakan
Menyimpan benci hanya membuat jengkel tak berkesudahan
Tubuh menjadi lemah, sakit dan berakhir pada kematian
Mati dengan cara seperti itu tentu tidak membahagiakan
Cinta dan pengampunan yang bisa melepaskan sakitnya menyimpan dendam
Cinta dan pengampunan adalah cara membawa kebahagiaan

“Kebahagiaan adalah pilihan bukan hasil. Tidak ada hal apapun yang akan membuatmu bahagia sampai kau memilih untuk bahagia. Tidak ada seorangpun yang akan membuatmu bahagia kecuali jika kau memutuskan untuk bahagia. Kebahagiaan tidak datang menghampirimu. Kebahagiaan hanya datang dari dalam dirimu sendiri.” 

~Buddhist Journal 

Wednesday 18 July 2018

Semoga ini Menjadi Kabar yang Menggembirakan

Dalam fisika quantum juga dibahas tentang fractal. Setelah saya coba pelajari pelan-pelan, maklum sebagai orang berlatar belakang jurasan IPS butuh waktu lama untuk lebih paham, fractal ini membahas tentang serpihan-serpihan atau potongan-potongan energi semesta. Setiap dari kita adalah serpihan semesta.

Padanan istilah fractal ini dalam kasanah religi disebut percikan ilahi. Dengan kata lain, bidang fisika melalui fractal menjelaskan bahwa masing-masing dari kita adalah percikan ilahi.

“Saat aku melihat kembali hidupku, aku melihat kepahitan, kekeliruan dan sakit hati. Saat aku melihat ke cermin, aku melihat kekuatan, pembelajaran yang kudapatkan, dan harga diri dalam diriku.” 

Dalam fractal lebih lanjut dijelaskan, semakin turun ke tingkat dasar bentuk alam terlihat tidak karuan, kasar. Jika dilihat dari jauh akan tampak halus dan indah. Padanan istilah untuk cara melihat ini adalah "sri gunung". Gunung tampak indah dilihat dari jauh, namun saat didekati terlihat batuan, jurang, dedaunan berserakan.

Realita yang kita lihat saat ini adalah realita dimensi 3, ada di tingkat bawah ujud semesta seperti dalam istilah lain dikatakan adanya lapisan langit hingga tingkat 7. Istilah dimensi menunjukkan tingkat kepadatan materi. Dimensi 3 adalah lapisan bawah realita dengan kepadatan materi tertinggi. Di tingkat bawah kehidupan ini yang terlihat adalah bentuk-bentuk kehidupan kasar, kacau. Seperti melakukan pembesaran detil gambar dengan komputer dan terlihat seperti mozaik dimana garis halus terlihat menjadi kotak-kotak, turun sampai di tingkat dimensi 3 ini kita melakukan zoom in dan yang terlihat adalah bentuk-bentuk kasar atau kacau.

“Saat kita melihat kebaikan yang ada pada masing-masing orang, ini bagaikan berjalan-jalan di kebun, menikmati bunga-bunga di sekeliling kita.” 
~ Ram Dass 

Maka jika ingin melihat wajah kehidupan yang halus dan indah kita perlu naik tingkat. Untuk naik tingkat kita perlu menyadari bahwa sebenarnya kita adalah percikan ilahi. Mengakui keilahian dan bertindak/berperilaku sebagaimana mestinya sebagai makhluk ilahiah.

Seperti bentuk dasar yang kacau sesuai pola pikir, maka perlu memperhalus. Cinta adalah istilah yang digunakan sebagai kata kunci untuk naik ke tingkat lebih tinggi. Semakin kita naik maka kehidupan dan semesta tampak indah.

Semoga bahasanya cukup mudah untuk menjelaskan fractal dan memperlihatkan keterhubungan antara ilmu fisika dan spiritual.

“Kosmos ada di dalam kita, kita terbuat dari debu bintang, kita adalah cara semesta untuk mengetahui dirinya sendiri.” 
~ Carl Sagan


Tuesday 17 July 2018

Menciptakan Kebahagiaan

Yang diperlukan untuk bahagia sejahtera dalam hidup ini bukanlah mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang lain untuk dimusuhi dan dikalahkan supaya takluk. Juga bukan menyalahkan keadaan agar terbebas dari tanggung jawab. Melainkan yang diperlukan adalah melakukan eksperimen dan mempelajari hasilnya untuk menemukan cara yang lebih efektif sehingga memiliki keterampilan dan semakin kreatif menciptakan keindahan. Dengan cara itu semakin banyak orang yang mempercayai untuk mendapatkan bantuan jika perlu, maka kesejahteraanpun akan berlimpah.

Mencari-cari kesalahan tidak akan membuat bahagia, sebab menjadikan sulit bersyukur dan tidak bisa melihat kelimpahan yang tersedia. Memelihara permusuhan sama dengan menghidupi kekhawatiran dan ketakutan untuk dipanen setiap saat. Jika ditambah dengan menyalahkan keadaan, masalah tidak akan pernah terselesaikan apalagi jika keadaan itu sumbernya adalah dari perbuatan atau kekeliruan sendiri.

“Saat kau mati, kau tidak akan tahu bahwa kau sudah mati. Semua kesedihan akan dirasakan oleh orang lain. Hal yang sama terjadi saat kamu melakukan kebodohan.” 

Dikatakan bahwa orang sukses telah melakukan jauh lebih banyak kesalahan dari pada orang yang gagal. Maka tak perlu takut melakukan eksperimen, melakukan hal-hal baru dengan resiko salah atau gagal. Tanpa mencoba dan dibuktikan yang ada hanyalah prasangka yang bisa jadi keliru. Dengan pengujian jika ada kekeliruan atau belum sempurna masih bisa diperbaiki. Semua keterampilan perlu dilatih dan setiap kreativitas merupakan hal baru. Keindahan dan kelimpahan dihasilkan oleh mereka yang dengan tekun terus-menerus berusaha mengembangkan diri sebab melakukannya dengan cinta. Cinta membuat orang memiliki passion, sehingga hal yang tampak berat bagi orang lain dilakukannya dengan ringan oleh karena senang melakukannya.

“Dengan setiap pikiran, rasa, kata-kata dan tindakan penuh cinta kita menghembuskan kehidupan baru menjadikan indahnya dunia kita.” 

Jiwa Tenang Membuka Pintu Pengetahuan

Pengetahuan kehidupan akan terbuka saat jiwa tenang dan tidak lagi emosional. Itulah mengapa pengajaran spiritual menggunakan pendekatan kisah-kisah bijak. Kisah-kisah bijak tidak bersifat menggurui namun mengajak pembacanya menyelami ceritanya dan mendapatkan pembelajaran dari cerita itu. Pembaca menjadi terbiasa merenung dan menggali maknanya. 

Begitulah pengetahuan akan didapatkan selalu dengan menggali maknanya. Orang tidak akan mendapatkan pengetahuan jika masih terus sibuk berdebat dan berbantah secara emosional. Pesan-pesan akan terlewatkan dan maknanya tak tercerna.

“Pikiran yang tenang dapat mendengarkan intuisi karena mampu mengatasi ketakutan-ketakutannya”. 

Suatu nasehat mengatakan, musuh terbesar adalah diri sendiri. Selama seseorang belum mampu mengendalikan emosinya akan cenderung terlibat dalam konflik bahkan dengan orang-orang yang ingin membantu atau yang berbagi pengetahuan. Ia justru sibuk mencari-cari kesalahan atau menggunakan perspektif negatif hanya untuk memuaskan diri dan merasa menang.

“Berlatihlah melihat sisi-sisi baik yang ada di setiap hal. Bersikap positif adalah suatu pilihan. Kebahagiaan hidupmu tergantung pada kualitas pikiranmu.” 

Orang yang tidak mau ditolong tentu saja tidak mungkin bisa ditolong, sekalipun ia terus-menerus berdoa mohon pertolongan. Namun para bijak memahami masalah mendasar dari penolakan bantuan semacam itu. Jiwa yang masih labil dan emosional perlu bantuan dasar berupa hal-hal yang dapat membuat mereka tenang. Kisah-kisah bijak dan inspirasi telah teruji sebagai jurus ampuh dan jitu. Mereka yang memiliki minat ingin tahu dan merasa perlu memelihara ketenangan batin sangat menikmati kisah-kisah bijak dan inspirasi.

Sekalipun kisah-kisah bijak itu adalah kisah-kisah sederhana, namun karena melatih kecermatan, kepekaan dan menghidupkan intuisi dampaknya sangat luar biasa. Mereka yang terbiasa menikmati kisah-kisah bijak menjadi sangat cerdas melampaui orang rata-rata. Pemikirannya jauh ke depan dan wawasannya sangat luas sehingga sering tak terjangkau orang pada umumnya. 

“Telah tersedia panduan di dalam dirimu, dan jika kau merasakan cinta di dalam hatimu, segalanya tidak akan menjadi suatu yang keliru bagimu.” 



Monday 16 July 2018

Kehendak Bebas dan Peningkatan Kesadaran

Mungkin ada yang bertanya mengapa kehendak bebas manusia dihormati?

Saat dan jika malaekat memaksa suatu jiwa untuk taat atau pulang, ia akan mengalami kejatuhan sebab pemaksaan kehendak membuatnya kehilangan cinta kasih, sebab pemaksaan kehendak berarti kemarahan yang muncul dan kekerasan yang akan digunakan.

Sementara itu jiwa yang diminta untuk taat atau diajak untuk pulang, dengan kehendak bebasnya akan tetap memilih caranya sendiri yang dianggapnya benar. Maka malaekat meiliki dua pilihan, yakni membiarkannya atau memaksanya untuk patuh. Jika dilakukan pemaksaan, malaekat akan jatuh kualitas kesadarannya sebab harus melakukannya dengan kekerasan.

Itulah mengapa Tuhan dan para malaekat dengan sabar menunggu dan mengawasi tanpa akan memaksa. Saat suatu jiwa berkehendak untuk pulang, maka dengan tergopoh-gopoh mereka akan membantu.

Para pekerja cahaya yang turun ke dimensi fisikpun hanya memberikan petunjuk jalan pulang melalui keteladanan dan memberikan pengajaran melalui kisah-kisah bijak. Kita hanya akan pulang dengan kehendak bebas kita dan berjalan melangkah pulang.

Seandainya kita tidak memiliki kehendak bebas, kita akan seperti robot terprogram dan hanya melakukan hal-hal yang sudah diprogram untuk kita lakukan. Perlu dicatat bahwa kesadaran kita tumbuh karena memiliki kehendak bebas. Kesadaran tumbuh bersama dengan kemampuan berpikir, mempertimbangkan pilihan-pilihan, belajar dari akibat-akibat dari pertimbangan yang dipilih, mencari solusi lain untuk perbaikan sehingga kesadaran meningkat.

Tuhan dan para malaekat hanya akan menolong dengan memastikan kita mendapatkan pengalaman hidup yang menjadi pembelajaran untuk peningkatan kesadaran kita dan untuk itu kita diberikan kebebasan untuk berpikir, menentukan pilihan tindakan dan mempelajari akibatnya.

“Kita bukanlah boneka yang hanya ‘bicara’ dan melakukan perbuatan berdasarkan skenario sang dalang. Karakter boneka ditentukan oleh dalang dan sang boneka tidak bisa mengubahnya sendiri; namun kita manusia bisa mengubah dan meningkatkan kesadaran kita." 


16 Juli 2018

Sunday 15 July 2018

Rasa Takut Menghalangi Bahagia

Jika diliputi rasa takut dan khawatir, orang tidak akan bahagia. Rasa takut memunculkan berbagai pikiran negatif dan kehidupan ini terlihat begitu mengkhawatirkan. Bahkan orang juga takut mencoba hal-hal baru, takut memikirkan cara-cara dan kemungkinan lain. Akibatnya orang hanya mengulang-ulang cara yang sama sehingga lagi dan lagi jatuh pada pengalaman penderitaan hidup yang sama.

Ketakutan adalah pengalaman traumatis yang terekam di bawah sadar. Hidup dalam ketakutan membuat manusia hidup di masa lalunya. Sulit baginya​ untuk melihat kenyataan dan realita kekinian yang terhampar di depan mata. Gambaran luka traumatis yang terlihat sehingga hidup dalam ilusi.

“Setiap kali Anda mencoba bereaksi dengan mengulang-ulang cara lama yang sama, tanyakan pada diri Anda apakah Anda ingin terpenjara oleh masa lalu atau terpenjara oleh masa depan.” 
~ Deepak Chopra 

Kata "jangan takut" muncul 365 kali dalam Kitab Suci. Peringatan yang cukup penting sebab manusia sering hidup dalam ketakutan dan kekhawatiran.

Untuk menghapus ketakutan dan kekhawatiran yang adalah traumatis itu yang diperlukan adalah pengampunan, yakni dengan mengampuni diri sendiri dan sesama. Dalam doa yang diajarkan Yesus/Isa ada bagian yang mengatakan "Ampunilah kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami".

Dengan pengampunan total maka semua trauma akan terhapus dan menjadikan seseorang hidup di masa sekarang. Ia mampu melihat kenyataan yang ada dan tidak lagi hidup dalam ilusi masa lalunya. Ia terbebas dari penjara masa lalunya. Ia siap menciptakan apapun di kanvas semesta yang kosong untuk dilukis kisah kehidupan baru setiap saat.

Jiwa yang terpenjara oleh traumanya adalah jiwa yang sakit (terluka). Dengan pengampunan maka yang sakit oleh trauma itupun menjadi sembuh, jiwa yang sehat. Jiwa yang sehat hidup merdeka dan memancarkan cinta dan kebahagiaannya.

Cinta adalah kata kunci untuk pembebasan jiwa dari penjara traumatis masa lalunya. Cinta membuat orang berani menjalani hidup di masa sekarang (now) dan hidupnya selalu diperbaharui dengan karya-karya kreatif yang indah. Orang berani menciptakan hal-hal baru.

Maka manusia akan menjalani hidup penuh kebahagiaan, menikmati kelimpahan yang ada, benar-benar hidup dengan memancarkan kebahagiaan itu dalam berbagai karya kreatif nan indah. Manusiapun hidup bahagia dalam kekinian yang abadi.

“Tahukah Anda mengapa begitu sulit untuk bahagia? Jawabannya adalah karena kita menolak untuk melepaskan hal-hal yang membuat kita sedih.” 

Mengampuni adalah Cara Jiwa untuk Menyembuhkan Dirinya

Jiwa yang terluka tidak sembuh dengan cara mendapatkan pengampunan, namun sebaliknya yakni dengan cara mengampuni. Luka-luka jiwa berupa benci dan dendam adalah kemarahan yang disimpan dan dipendam dalam jangka waktu sangat panjang. Tidak ada orang lain yang dapat menyembuhkannya. Luka jiwa semacam itu hanya dapat disembuhkan oleh orang itu sendiri.

Jika berharap pengampunan dari Tuhan dapat menyembuhkannya, jelas tidak akan menyembuhkan luka jiwa seperti itu sebab orang yang bersangkutan tidak mau melepaskan dan tetap menyimpan rasa benci dan dendam itu. Ia akan tetap dan terus terluka selama terus menyimpan rasa benci dan dendam itu.

Itulah mengapa dalam Doa Bapa Kami diajarkan: "Ampunilah kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami". Sebuah pendekatan halus untuk menyadarkan bahwa luka jiwa hanya akan sembuh bukan dari mendapatkan pengampunan namun sebaliknya bahwa luka jiwa hanya akan dapat sembuh dengan cara mengampuni.

Jiwa yang telah sembuh dari lukanya karena mengampuni dan melepaskan rasa benci dan dendam itu akan sangat sehat, hidupnya akan sangat ringan dan penuh kegembiraan. Dunia tampak berubah menjadi begitu indah. Sisi-sisi kehidupan yang selama ini tak terlihat olehnya, terlihat begitu jelas dan banyak hal baru ditemukannya.

Ternyata pendapat seperti: "rugi dong atau keenakan dong orang itu jika tidak diberikan balasan setimpal" yang lazim dianggap wajar tidaklah membuat diri sendiri enak dan beruntung. Sebaliknya, itu malah membuat diri sendiri tambah rugi dan buntung serta sama sekali tidak nyaman, karena hanya tersimpan sebagai luka jiwa. Luka jiwa itu membuat diri merasa menderita dan mata tak mampu melihat keindahan kehidupan yang hanya bisa terlihat dengan atau oleh jiwa yang sehat. 

"Mengampuni adalah tindakan membebaskan seseorang yang terpenjara dan saat dilakukan akan didapati bahwa ternyata orang yang terpenjara itu dirimu" 







Friday 13 July 2018

Bunga Lotus Simbol Pengetahuan Misteri Kehidupan

Cakra mahkota disimbolkan dengan bunga lotus/teratai. Bunga teratai tumbuh di air dan di bawahnya ada lumpur, namun selalu bersih dari lumpur. Itulah gambaran jiwa/soul yang bersih dari emosi.

Jiwa yang damai, tenang tidak diombang-ambingkan oleh emosi akan mampu mengembangkan diri dan tumbuh dengan baik. Jiwa yang tidak emosional otomatis akan tenang, menjadi seorang pengamat yang baik, memiliki kepekaan yang tinggi, lebih cermat melihat dan lebih peka merasakan dirinya dan lingkungannya. Kesadarannya terhubung dengan alam, oleh karena itu ia memiliki ketajaman yang memungkinkannya memiliki pengetahuan dan wawasan sangat luas.

Sejalan dengan di atas, oleh karena itu bunga lotus disebut juga sebagai lambang pengetahuan. Jiwa yang tenang dan damai selalu terhubung dengan kesadaran kosmos atau disebut menyatu Tuhan Pencipta. Dalam spiritualitas Jawa kondisi ini disebut sedulur papat, kalimo Pancer, jiwa yang terhubung menyatu dengan alam sebagai saudara dan terhubung menyatu dengan Pancer atau Pusat Kehidupan.

Oleh karena itu kedamaian batin adalah dasar untuk dapat menyatu dengan Tuhan. Ketenangan diri mesti dicapai dan menjadi langkah awal untuk mampu melihat kehidupan, dapat menjalani hidup dengan bahagia sebab memiliki semua pengetahuan dan keterampilan untuk menyelesaikan masalah dan menciptakan kehidupan indah membahagiakan.

Mahkota dikenakan oleh seorang raja, yang dengan demikian menjadi lambang atau pertanda seseorang telah meraja atas dirinya sendiri. Ia dapat mengatur, menguasai, mengontrol, mengendalikan dirinya sendiri. Seseorang yang berkuasa atas hidupnya sendiri.

“Kedamaian batin dimulai saat kau memilih tidak mengizinkan orang lain mengendalikan emosimu” 







Thursday 12 July 2018

Kematian adalah Terbangun dari Mimpi

Kematian sering dianggap sebagai akhir dari kehidupan, sebagian menganggapnya akan menjadi ahli kubur namun ada juga yang berpendapat bahwa kematian adalah pintu masuk ke kehidupan baru. Ada berbagai pandangan lainnya yang menarik untuk disimak.

Keterbatasan fitur tubuh fisik membuat seseorang hanya mengingat sejauh yang terekam di dalam otaknya dengan kata lain selama seseorang berpikir dengan otaknya dan sebatas mengandalkan indera fisiknya maka hanya sejauh itu ia akan mampu melihat kehidupan. Namun melalui latihan-latihan spiritual yang membangunkan kesadarannya selaku makhluk spiritual seseorang dapat membangkitkan kesadarannya yang melampaui keterbatasan fisiknya. Istilah “mati sajroning urip” (mati selama dalam menjalani hidup fisik) memuat pesan bagaimana seseorang bisa bangun dari mimpi buruk berupa pengalaman hidup fisik.

Suatu periode hidup fisik hanyalah sepenggal kisah hidup suatu jiwa, sekedar sepotong mimpi dalam tidurnya berupa menjalani hidup di alam fisik. Saat seseorang mati meninggalkan tubuh fisiknya mungkin baru akan menyadari bahwa ia sesungguhnya memiliki hidup abadi. Ia terbebas dari semua keterbatasan tubuh fisiknya itu. Ia merdeka untuk menjalani hidup baru lepas dari tubuh fisiknya yang membuatnya banyak mengalami penderitaan. Mimpi buruknya berakhir sudah.

Namun tentu saja kebebasan itu akan benar-benar dinikmati jika ia tahu bagaimana menggunakan kebebasannya untuk menciptakan hidup damai dan membahagiakan. Jika selama dalam menjalani hidup dengan tubuh fisik banyak belajar menciptakan keindahan semuanya menjadi begitu mudah sebab ia tinggal memetik buahnya dan memiliki keahlian menciptakan keindahan.

Dalam fisika quantum dijelaskan bahwa semesta ini adalah berupa hologram (holographic universe), lautan energi berupa getaran dengan frekuensinya yang menampilkan suatu versi tampilan sesuai getaran pikiran kita. Wajah semesta adalah proyeksi pikiran masing-masing jiwa, beda getaran dan frekuensinya akan berbeda tampilan holografisnya.


“Bagaimana jika ternyata hidup di dunia fisik ini hanyalah sebuah mimpi dan pada saat mati kita terbangun dari tidur dan terjaga.”

Bukan Penyembahan Berhala Melainkan Menghargai Sesama Makhluk

Mempelajari spiritual timur cukup rumit dan perlu banyak merenung, berpikir menggali maknanya. Tentu saja sangat mencerdaskan. Orang cerdas tidak akan bertengkar dengan otot namun menjelaskan dengan argumentasi.

Tidak semua telah siap untuk belajar, banyak yang tidak tahan membaca tulisan panjang seperti banyak keluhan, tulisan panjang membuat capek. Itulah mengapa dalam sejarah agama-agama sering terlibat perang yang kejam sebab lebih memilih menggunakan okol dan pedang dari pada menggunakan argumentasi. Perang salib/sabil yang dianggap sebagai perang suci adalah contoh bagaimana okol dan pedang lebih dipilih dari pada menggunakan argumentasi, pembuktian dan verifikasi.

Akibat sikap main hajar itu, pengetahuan-pengetahuan spiritual yang memang perlu kesabaran, ketekunan, latihan bertahun-tahun untuk memahami dan menguasai ilmunya seperti gnostik di barat dihabisi. Setelah habis lalu diklaim bahwa hilangnya pengetahuan tersebut adalah karena direstui Roh Kudus, atas kehendak Tuhan. Tuhan dianggap berpihak dan mendukung cara-cara peperangan yang jelas-jelas penuh kekerasan dan kejam.

Kegiatan misi dan syiar agama dari barat banyak menghancurkan tradisi spiritual timur yang dinilai sebagai penyembahan berhala. Cara-cara kekerasan itu dianggap sebagai perjuangan memuliakan Tuhan dan memperluas kerajaan Tuhan. Diluar agamanya dianggap jahat, tidak mengenal Tuhan yang diistilahkan dengan orang-orang atau budaya kafir atau sesat yang halal untuk dilenyapkan. Tidak ada ruang dialog, diskusi dan argumentasi untuk semua yang dianggap kafir dan sesat.

Sebagai contoh mudah, sesungguhnya tradisi yang dianggap penyembahan berhala seperti menyarungi pohon beringin adalah cara mengedukasi masyarakat untuk menghargai alam dan memelihara alam. Pada gilirannya alam juga memelihara, mendukung dan melindungi manusia. Pohon beringin menyediakan air yang menghidupi selain oksigen untuk bernafas. Dalam pembelajaran spiritual lebih lanjut dipahami bahwa pohon adalah juga sebentuk kesadaran yang memiliki kecerdasan yang juga mengalami evolusi kesadaran.

Dalam ajaran spiritual timur ada ungkapan "semoga semua makhluk berbahagia" yang sangat dalam maknanya. Ungkapan tersebut mengajarkan dan mendorong untuk bukan hanya saling menghargai sesama manusia namun juga semua bentuk kehidupan sebab masing-masing bentuk memiliki kesadaran yang hidup. Setiap kesadaran akan semakin meningkat dengan cara saling menghargai dan bukan dengan merusak atau menghancurkan.

“Setiap kesadaran akan semakin meningkat dengan cara saling menghargai dan bukan dengan merusak atau menghancurkan.”

Wednesday 11 July 2018

Kisah Bijak Sederhana Mengungkap Misteri Hidup

Para guru spiritual banyak mengajar dengan kisah-kisah bijak sederhana sebab menyadari keterbatasan kemampuan orang untuk memahami. Kisah-kisah sederhana itu berfungsi untuk melatih orang menyadari dirinya dan menyadari kemampuannya untuk mengembangkan diri. Saat seseorang siap untuk mencerna pengetahuan yang lebih kompleks, dengan mudah ia menggunakan kemampuannya untuk menciptakan hidupnya.

Itulah mengapa Tuhan begitu sabar menunggu setiap benih kehidupan untuk tumbuh dan sangat menghargai kehendak bebas manusia, sebab hanya dengan berproses dalam belajar manusia dapat membebaskan dirinya dari kekeliruannya sendiri yang membawanya pada pengalaman penderitaan. Tidak ada orang yang suka dipaksa-paksa dan hanya melakukan perbuatan-perbuatan yang dianggapnya benar.

Kisah-kisah bijak sederhana inspiratif memudahkan untuk memahami hal-hal yang lebih besar dan kompleks dengan cara mendorong seseorang menikmatinya dan menggali makna-makna di balik kisah-kisah itu. Dengan cara itu seseorang menjadi terlatih menggunakan pikirannya yang diiringi dengan sentuhan-sentuhan kepekaan sebagaimana kisah-kisah bijak menyentuh hati. Peningkatan kemampuan berpikir dipertajam dengan kepekaan hati semakin memudahkan untuk menembus batas-batas cakrawala. Itulah mengapa para penikmat kisah-kisah bijak mampu mengembangkan kecerdasan spiritualnya.

Kisah-kisah bijak ibaratnya adalah pupuk penyubur yang membantu benih-benih kehidupan untuk tumbuh subur. Kisah-kisah inspiratif adalah asupan jiwa yang sangat menyegarkan. Benih yang mendapatkan nutrisi yang bergizi menumbuhkan akar yang kuat, batang yang kokoh, namun memiliki ranting-ranting yang lentur sehingga tidak getas mudah patah saat diterpa badai. Bila saatnya tiba, bagaikan pohon akan berbuah lebat dan ranum.


“Kau tidak dapat memaksa seseorang untuk memahami suatu pesan yang belum siap mereka terima. Namun, jangan pernah menganggap remeh kekuatan menanam benih.” 



Kebenaran yang Mencerahkan

Kebenaran yang disampaikan dan dibela dengan makian, hujatan, kemarahan atau kekerasan tentu saja tidak akan berbuah pencerahan melainkan sebaliknya menciptakan kegelapan. Manusia selama ini hidup dalam kegelapan yang ditandai dengan berbagai keluhan, tangisan dan doa permohonan menunjukkan bahwa mereka tidak mendapatkan pencerahan atau belum tercerahkan.

Apa yang dianggap sebagai pencerahan ternyata lebih banyak menakuti-nakuti, mengancam dan bersifat mengajak permusuhan dan tentu saja akibatnya mereka hidup dalam kegelapan sehingga tidak dapat melihat dan memerlukan cahaya. Contoh: diharuskan beragama dengan ancaman neraka, diwajibkan mengimani suatu versi ajaran/tafsir dengan ancaman dianggap sesat dan disingkirkan, dst.

Dalam situasi semacam itu tentu saja cahaya penerang yang diperlukan adalah pengetahuan dan pelatihan sehingga mampu memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menciptakan pengalaman-pengalaman dan kisah-kisah kehidupan indah membahagiakan. Ini namanya baru benar-benar kebenaran yang mencerahkan.

“Setiap pikiran tentang cinta dan cahaya yang kita pegang dan pancarkan menaikkan getaran energi di dalam diri kita dan planet.” 



Menjalani Surga

Jika kau bersikukuh ingin hidup abadi di surga,
Ingatlah bagaimana kau perlakukan dirimu sendiri,
sebab tanpa memperhatikannya tak mungkin kau bisa hidup abadi.

Jika kau bersikukuh inginkan hidup damai di surga,
Ingatlah bagaimana cara hidupmu bersama dengan sesama,
sebab karakter dan sikapmu yang menentukan apakah kau bisa hidup damai bersama orang lain termasuk untuk hidup bersama di surga.

Jika kau bersikukuh inginkan hidup berkelimpahan di surga,
Ingatlah bagaimana kau perlakukan alam ini,
sebab jika kau biasa tidak bijak memperlakukan dan memelihara alam, kelestarian alam surgapun tak akan terpelihara.

Jika kau bersikukuh inginkan hidup bahagia di surga,
Ingatlah bagaimana caramu menikmati hidupmu,
sebab jika kau terbiasa menghabiskan waktumu dengan mengeluh dan memenuhi pikiranmu dengan hal-hal negatif kau akan selalu kesulitan untuk bahagia sebab rasa bahagia itu datangnya dari dalam dirimu bukan dari luar dirimu.

“Kata-kata yang kau ucapkan akan menjadi rumah dimana kau tinggal di dalamnya.” 
~ Hafiz