Monday, 23 July 2018

Distorsi Sebutan Tuhan

Sebutan lord, deus, god diberikan kepada kaum bangsawan atau kaum darah biru alias kaum keturunan dari langit alias para keturunan alien.

Sebutan lord, deus dan god itu kemudian terdistorsi dengan sebutan "Tuhan" sebab di masa lalu lebih banyak menggunakan tradisi lisan alias bukan tertulis.

Bedakan antara sebutan tuan dan Tuhan yang sangat jelas dalam bahasa Indonesia, namun sebutan god dan God, deus dan Deus, lord dan Lord yang hanya dibedakan dengan penulisan huruf awal kecil dan huruf besar tidak ada bedanya dalam pengucapannya. Maka sangatlah wajar jika pengertiannya, dan distorsi ini sudah berlangsung ribuan tahun.

Banyak orang tidak sadar bahwa apa yang dikira disebut Tuhan dan dituliskan dengan huruf besar dalam teks-teks kitab suci sering sudah terdistorsi dan mereka itu yang disebut tuhan adalah para alien dan keturunannya.

Ada sumber-sumber yang mengatakan bahwa manusia yang memiliki jenis darah rh negatif disebut bukan berasal dari bumi alias keturunan para dewa yang datang dari langit. Sementara itu juga banyak jejak arkeologis serta cerita-cerita mitos tentang nenek moyang suatu suku bangsa yang mengatakan bahwa leluhur mereka berasal dari luar bumi. Tablet Sumeria malah dengan jelas menceritakan tentang kedatangan mereka yang datang dari luar bumi, menambang emas, kawin silang dengan manusia bumi.

Para keturunan alien itu menjadi para bangsawan dan penguasa dengan model kerajaan yang sangat dipatuhi. Dalam beberapa tradisi dikatakan bahwa para bangsawan yang disebut berdarah biru adalah keturunan para dewa yang datang dari langit. Sebutan untuk para bangsawan adalah deus, god atau lord yang lazim untuk menyapa Tuhan.

Konflik-konflik antar agama yang mengklaim ajarannya paling benar atau mengklaim tuhannya paling benar bersumber dari sini sebagaimana terjadi konflik politik di antara kerajaan-kerajaan atau para raja/bangsawan yang disebut deus, god atau lord. Perintah-perintah para raja oleh banyak orang awam dianggap sebagai perintah Tuhan. Keinginan mendirikan negara dan menguasai bumi berdasarkan agama bersumber dari konflik-konflik di antara para raja yang dikira keinginan Tuhan.

Tentu saja Tuhan Pencipta yang sesungguhnya adalah Maha Cinta dan Pengampun serta tidak terlibat konflik dan perang sebab mencintai semua manusia. Tuhan Pencipta ingin semua hidup damai dan bahagia.
“Singkat ceritanya… Mereka lupa bahwa mereka semuanya adalah bersaudara tinggal bersama di satu planet. Mereka mengalami delusi dan mengimajinasikan adanya batas-batas, kepercayaan-kepercayaan dan struktur-struktur yang memisahkan mereka dan mulai saling menghancurkan satu sama lain di bumi dimana mereka hidup bersama. Mestinya mereka cukup hidup, berbagi, mencipta dan berevolusi bersama-sama.”


[https://cintadankebijaksanaan.blogspot.com/2018/07/distorsi-sebutan-tuhan.html]

Tentang golongan darah rh negatif yang dikatakan sebagai keturunan orang-orang dari luar bumi: https://www.collective-evolution.com/2018/02/08/according-to-a-new-theory-people-with-rh-negative-blood-dont-come-from-earth/
















No comments:

Post a Comment