Sunday, 15 July 2018

Mengampuni adalah Cara Jiwa untuk Menyembuhkan Dirinya

Jiwa yang terluka tidak sembuh dengan cara mendapatkan pengampunan, namun sebaliknya yakni dengan cara mengampuni. Luka-luka jiwa berupa benci dan dendam adalah kemarahan yang disimpan dan dipendam dalam jangka waktu sangat panjang. Tidak ada orang lain yang dapat menyembuhkannya. Luka jiwa semacam itu hanya dapat disembuhkan oleh orang itu sendiri.

Jika berharap pengampunan dari Tuhan dapat menyembuhkannya, jelas tidak akan menyembuhkan luka jiwa seperti itu sebab orang yang bersangkutan tidak mau melepaskan dan tetap menyimpan rasa benci dan dendam itu. Ia akan tetap dan terus terluka selama terus menyimpan rasa benci dan dendam itu.

Itulah mengapa dalam Doa Bapa Kami diajarkan: "Ampunilah kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami". Sebuah pendekatan halus untuk menyadarkan bahwa luka jiwa hanya akan sembuh bukan dari mendapatkan pengampunan namun sebaliknya bahwa luka jiwa hanya akan dapat sembuh dengan cara mengampuni.

Jiwa yang telah sembuh dari lukanya karena mengampuni dan melepaskan rasa benci dan dendam itu akan sangat sehat, hidupnya akan sangat ringan dan penuh kegembiraan. Dunia tampak berubah menjadi begitu indah. Sisi-sisi kehidupan yang selama ini tak terlihat olehnya, terlihat begitu jelas dan banyak hal baru ditemukannya.

Ternyata pendapat seperti: "rugi dong atau keenakan dong orang itu jika tidak diberikan balasan setimpal" yang lazim dianggap wajar tidaklah membuat diri sendiri enak dan beruntung. Sebaliknya, itu malah membuat diri sendiri tambah rugi dan buntung serta sama sekali tidak nyaman, karena hanya tersimpan sebagai luka jiwa. Luka jiwa itu membuat diri merasa menderita dan mata tak mampu melihat keindahan kehidupan yang hanya bisa terlihat dengan atau oleh jiwa yang sehat. 

"Mengampuni adalah tindakan membebaskan seseorang yang terpenjara dan saat dilakukan akan didapati bahwa ternyata orang yang terpenjara itu dirimu" 







No comments:

Post a Comment