Tuesday, 31 July 2018

Logika Cinta Tanpa Syarat

Jika seseorang marah-marah, ngomel-ngomel dengan mengucapkan kata-kata kasar namun yang diomeli senyum-senyum saja, siapa yang terluka?
Tentu saja yang ngomel-ngomel itu satu-satunya pihak yang terluka. Yang diomeli aman-aman saja, tidak mengalami kerugian apapun, tetap bahagia.
Sementara itu karena pikirannya positif, maka terciptalah realita positif indah baginya, walau mungkin apa yang indah itu ditafsirkan buruk oleh orang lain.

Itulah gambaran jiwa yang hidup di dimensi surga, seperti kata Yesus/Isa: "Kerajaan surga ada di antara kamu". Batas-batas dimensi surga tidak dipisahkan dengan tembok, pagar atau bentang alam seperti sungai atau danau atau laut dan juga bahkan bukan oleh kematian; melainkan oleh perbedaan sikap, karakter, tingkat kesadaran.

“Kemarahan membuat pikiran tertutup awan gelap. Kebencian membuat penglihatan buram tidak jelas. Hati yang damai membuat pikiran bersih dan jernih. Cinta memulihkan kembali ketajaman penglihatan.” 

Cinta tanpa syarat menjadikan suatu jiwa tidak terganggu, tidak terusik, tidak tersentuh oleh kekacauan sebab ada di frekuensi lain atau di kanal lain dari siaran kehidupan. Cinta tanpa syarat didapatkan dari kesadaran bahwa tindakan membalas dengan ucapan kasar hanya akan muncul jika dirinya tersakiti dengan cara menerima disakiti, sehingga jika ia tidak menerima lemparan itu maka tidak tidak akan tersakiti. Ia mencintai dirinya sendiri dan memilih untuk bahagia, tentu saja ia berhak untuk bahagia.

Tidak ada kewajiban dan keharusan untuk menerima apa yang diberikan oleh orang lain. Saat seseorang diomeli dengan kata-kata kasar tidak ada keharusan untuk menerimanya. Kebiasaan umum seolah mengatakan, anda harus menerimanya dan harus membalasnya agar impas dan wajar. Dimensi surga menganut pola kehidupan lain, bukan pola kebiasaan yang wajar dilakukan di dimensi fisik.

“Kau tidak dapat menyakiti orang lain tanpa menyakiti dirimu sendiri. Kau tidak dapat mencintai orang lain tanpa mencintai dirimu sendiri.” 
~ We Are Human Angels 

Dimensi surga menganut pola dimana setiap jiwa berhak bahagia dengan cara mencintai dirinya. Jiwa yang benar-benar mencintai dirinya tentu tidak akan membiarkan dirinya menderita dan tersakiti. Omelan dengan kata-kata kasar adalah bukan sekedar menyakiti diri sendiri tetapi adalah tanda jiwa yang telah terluka dan mengaduh kesakitan. Saat ia sakit dan tidak bahagia, saat itulah ia terhempas dan terlempar dari surga yang adalah kehidupan membahagiakan.

Cinta tanpa syarat adalah sangat logis mengapa menjadikan jiwa hidup dalam kebahagiaan yang disebut kehidupan surga.

“Mengetahui orang lain adalah kecerdasan; mengetahui dirimu sendiri adalah kebijaksanaan sejati. Menguasai orang lain adalah kekuatan; menguasai dirimu sendiri adalah kekuatan sejati.” 
~ Lao Tzu

No comments:

Post a Comment