“Kau adalah tak terbatas yang lebih dari pada yang kau kira tentang dirimu.”
Perumpamaan anak hilang menggambarkan manusia yang hilang kesadaran jati dirinya. Ia lupa. Ia mabuk dengan pesta-pesta di dimensi fisik.
Orang mabuk tentu lupa ingatan. Tidak ingat siapa dirinya. Tidak bisa diajak bicara. Ngomyang. Jangan harap bisa menjelaskan sesuatu pada orang mabuk. Ngelantur semua. Itulah kisah anak hilang yang mencoba menggambar keadaan suatu jiwa dalam bentuk tubuh fisik manusia di dimensi fisik.
Tuhan adalah Maha Cinta, mencintai semua jiwa tanpa kecuali. Tuhan adalah maha cerdas sekaligus maha bijaksana. Tuhan tahu bahwa orang mabuk tidak bisa diberi penjelasan, maka yang bisa dilakukan adalah membiarkannya puas mabuk. Tuhan dengan sabar menunggu jiwa-jiwa memiliki niatnya sendiri untuk pulang.
Berjalan pulang adalah melangkahkan kaki. Karena mabuk-mabukan berlama-lama jiwa dalam bentuk manusia lupa jalan pulang, maka perlu petunjuk dan mencari alamatnya. Tentu saja hanya jiwa yang mau banyak bertanya, belajar dan melangkah akan bisa pulang.
“Lakukan sendiri upaya penyelamatan dirimu. Jangan menggantungkan diri pada pihak lain.”
~ Buddha
Maka, jika bisa melihat janji akan mendapatkan hadiah bidadari di surga adalah janji pemanis belaka, begitu juga semua janji akan dapat hadiah surga adalah hanya iming-iming yang memabukkan. Surga bukanlah hadiah. Pulang ke rumah cahaya adalah perjuangan dan perjalanan individu masing-masing jiwa.
Semua jiwa adalah anak Tuhan yang dicintai dan pasti akan pulang. Tidak ada neraka abadi bagi setiap jiwa. Tuhan tahu bagaimana cara membuat anak hilang pulang dan tahu bahwa tidak mungkin dilakukan dengan paksaan. Inspirasi dan kisah-kisah bijak digunakan untuk membuat jiwa-jiwa yang telah bosan dengan kemabukan dunia mulai mengenali kembali dirinya, mengembangkan kembali kemampuannya sehingga kembali dapat hidup sebagai makhluk cahaya.
“Dalam malam yang paling gelap, selalu ada Cahaya yang bersinar. Begitu kau menyadari Cahaya itu ada dalam dirimu, kau akan selalu tahu jalan yang mesti kau tempuh.”
...((( <3 )))...
No comments:
Post a Comment