Saat dan jika malaekat memaksa suatu jiwa untuk taat atau pulang, ia akan mengalami kejatuhan sebab pemaksaan kehendak membuatnya kehilangan cinta kasih, sebab pemaksaan kehendak berarti kemarahan yang muncul dan kekerasan yang akan digunakan.
Sementara itu jiwa yang diminta untuk taat atau diajak untuk pulang, dengan kehendak bebasnya akan tetap memilih caranya sendiri yang dianggapnya benar. Maka malaekat meiliki dua pilihan, yakni membiarkannya atau memaksanya untuk patuh. Jika dilakukan pemaksaan, malaekat akan jatuh kualitas kesadarannya sebab harus melakukannya dengan kekerasan.
Itulah mengapa Tuhan dan para malaekat dengan sabar menunggu dan mengawasi tanpa akan memaksa. Saat suatu jiwa berkehendak untuk pulang, maka dengan tergopoh-gopoh mereka akan membantu.
Para pekerja cahaya yang turun ke dimensi fisikpun hanya memberikan petunjuk jalan pulang melalui keteladanan dan memberikan pengajaran melalui kisah-kisah bijak. Kita hanya akan pulang dengan kehendak bebas kita dan berjalan melangkah pulang.
Seandainya kita tidak memiliki kehendak bebas, kita akan seperti robot terprogram dan hanya melakukan hal-hal yang sudah diprogram untuk kita lakukan. Perlu dicatat bahwa kesadaran kita tumbuh karena memiliki kehendak bebas. Kesadaran tumbuh bersama dengan kemampuan berpikir, mempertimbangkan pilihan-pilihan, belajar dari akibat-akibat dari pertimbangan yang dipilih, mencari solusi lain untuk perbaikan sehingga kesadaran meningkat.
Tuhan dan para malaekat hanya akan menolong dengan memastikan kita mendapatkan pengalaman hidup yang menjadi pembelajaran untuk peningkatan kesadaran kita dan untuk itu kita diberikan kebebasan untuk berpikir, menentukan pilihan tindakan dan mempelajari akibatnya.
“Kita bukanlah boneka yang hanya ‘bicara’ dan melakukan perbuatan berdasarkan skenario sang dalang. Karakter boneka ditentukan oleh dalang dan sang boneka tidak bisa mengubahnya sendiri; namun kita manusia bisa mengubah dan meningkatkan kesadaran kita."
No comments:
Post a Comment