Saturday, 7 March 2020

Kesadaran Satu Kesatuan Umat Manusia

Banyak yang tidak menyadari bahwa sebenarnya konflik-konflik terjadi karena manusia terkotak-kotak dan terpisahkan secara politik dan agama dan diadu domba. Seandainya manusia benar-benar memahami dan melaksanakan peribahasa “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” semua konflik itu pasti terselesaikan dan kehidupan di bumi damai dan bahagia. 
Manusia terbiasa patuh dan hanya mengikuti instruksi karena diajarkan untuk patuh tanpa berpikir ulang untuk verifikasi kebenarannya. Agar tidak berani berpikir ulang dan mandiri manusia ditakut-takuti dengan ancaman neraka, setan dan juga tuhan yang siap melakukan tindakan pembalasan dan azab yang berakhir di neraka abadi.

Tekanan mental itu sudah berlangsung ribuan tahun sehingga dianggap sebagai bagian normal dari kehidupan dan cerita kehidupan yang sebenar-benarnya. Sekalipun sudah ada perubahan namun di masa lalu saat sistem pemerintahan menjadi satu dengan sistem keagamaan, sistem kepercayaan itu sangat efektif untuk mengontrol manusia.

Konflik-konflik antar negara dan politik di internal suatu negara yang melibatkan keagamaan adalah warisan dari kontrol atas manusia sejak masa silam. Bidang keagamaan memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan pola pikir. Kepentingan-kepentingan politik dengan mudah diatur melalui jalur sistem kepercayaan.

Saat perkembangan teknologi dan informasi semakin meningkat, informasi dan pengetahuan dapat tersebar luas ketergantungan pada media massa cetak/elektronik dari satu sumber yang mudah dikontrol dan berfungsi untuk kontrol hilang sejak munculnya berbagai media sosial. Informasi dan pengetahuan yang semula tersembunyi muncul ke permukaan.

Kesadaran manusia meningkatkan dan mulai menyadari kemampuannya untuk berpikir dan kreatif menyelesaikan masalah. Kecerdasan dan kreativitas yang melibatkan kemandirian berpikir berarti kebebasan dan kemerdekaan manusia dari belenggu kekuasaan.

Upaya untuk mengembalikan ke kekuasaan tunggal (new world order) atas bumi kembali dijalankan. Gerakan-gerakan radikal keagamaan yang sekaligus menghapus jejak budaya lokal dimanapun gerakan itu muncul adalah upaya mereka mengembalikan bumi di bawah cengkeraman tangan mereka secara total sepenuhnya.

Mereka yang patuh pada sistem kepercayaan dan tidak berani verifikasi cenderung terjebak pada permainan lihai yang melibatkan adu domba ini. Masing-masing kelompok keagamaan merasa perlu membela keyakinannya dan mempertahankan kontrol atas diri mereka bahkan berjuang untuk membela para penjajah atas diri mereka itu karena masih terbiasa patuh dan takut. Sebagian lagi ragu-ragu karena mulai bisa berpikir mandiri namun takut pada tekanan mainstream.

Mereka yang sudah sadar melihat praktek ini dengan gamblang dan mulai terus bergerak untuk kebangkitan kesadaran di bumi.

Seandainya manusia memahami bahwa kekuatan mereka yang sebenar-benarnya adalah dalam persatuan sebagai satu kesatuan umat manusia, mereka tidak akan tunduk pada perintah dan mengabdi penjajah yang tidak mereka sadari. 

§ 

Inspirasi tidak menghilangkan masalah namun akan menjadikan tekanan masalah sebagai dorongan untuk berpikir kreatif sehingga wawasan mengembang seperti tekanan angin pada ban yang membuat roda kehidupan kita berputar menggelinding.

Klik "Follow" di blog untuk inspirasi-inspirasi baru.

Monggo untuk share. Rahayu sagung dumadi.


Vibrasi cinta. 

...((( 💓 )))...

No comments:

Post a Comment