Sebagai penulis baru, menjadi orang yang tidak dikenal lebih menguntungkan dari pada jika dikenali, mereka akan lebih fokus pada isi tulisannya dari pada siapa penulisnya. Namun, sebaliknya jika sudah terkenal apapun yang ditulis akan diterima sebagai karya penulis terkenal.
Masyarakat pemuja sering sedemikian fanatik memuja bak sesembahan sehingga ditemukan bahwa cara paling mudah untuk diterima oleh masyarakat adalah dengan menggunakan nama Tuhan.
Berbicara atas nama Tuhan bisa mengorbitkan orang sedemikian terkenal dan kata-katanya bagaikan sihir dan diamini orang seolah mewakili Tuhan. Bukan hanya ratusan bahkan ribuan hingga jutaan orang larut mengamini kata-katanya sebagai kebenaran. Bayangkan, sekalipun mereka bicara dalam bahasa asing yang tidak diketahui artinya semua orang serempak mengamini!
Namun, bagaimana dengan suatu bangsa jika berpura-pura menjadi bangsa lain? Hidup dalam kepura-puraan tentu tidak menjadikan bangsa itu menjadi kuat melainkan akan terombang-ambing dalam kepalsuan.
Hidup dalam kepura-puraan tentu saja berarti bukan hidup dalam kebenaran melainkan hidup penuh kepalsuan. Orang-orang hidup dengan topeng-topeng palsu hanya agar diterima oleh sesama mereka, demi menyenangkan hati sesama dan dianggap baik namun sesungguhnya hidup tanpa pijakan.
Menjadi diri sendiri di tengah-tengah masyarakat pemuja kepalsuan tidaklah mudah, semua orang akan melihatnya sebagai orang aneh, tidak wajar dan bahkan tidak segan menudingnya sebagai sesat. Mereka akan merasakan kehadirannya sebagai gangguan dan ancaman yang harus dibereskan.
Namun, di lingkungan masyarakat yang hidup dalam kepura-puraan seperti itu, menjadi diri sendiri adalah tantangan yang benar-benar menantang untuk tumbuh semakin kuat dan kuat seperti pohon yang menumbuhkan akar-akar yang mencengkeram tanah kuat-kuat dan menumbuhkan batangnya besar menjulang tinggi yang tahan dari terpaan angin.
Jiwa-jiwa tangguh, seperti halnya pohon yang tumbuh besar menjadi naungan bagi para satwa dan burung, kepribadiannya menginspirasi dan menggerakkan bangsanya untuk tumbuh berjiwa besar dengan menjadi diri sendiri.
Menjadi diri sendiri berarti tidak ikut-ikutan apa kata orang melainkan mengekspresikan dirinya apa adanya dengan karya-karya kreatif unik. Bangsa yang memiliki jati diri adalah bangsa yang melahirkan beraneka ragam karya kreatif seni budaya indah yang menjadikannya penuh pesona.
§
Investasi tidak hanya cukup berupa uang tetapi juga inspirasi yang mencerdaskan, membangun rasa damai dan bijaksana untuk mengembangkan keterampilan kreatif sehingga akan memanen hasil-hasil karya kreatif dan kebahagiaan.
Klik "Follow" di blog untuk berlangganan gratis inspirasi-inspirasi baru.
Monggo untuk share. Rahayu sagung dumadi.
Vibrasi cinta.
...((( 💓 )))...
Numpang promo ya gan
ReplyDeletekami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*