Jawabannya, memang begitu adanya. Koruptor kakap tentu saja sangat intens dalam penggunaan pikirannya untuk melakukan aksinya. Ia cerdik dan taktis dengan ide-ide untuk mencari peluang dan mengatur strategi serta perlindungannya. Ia sangat fokus sehingga sukses.
Namun, semua tindakan berlaku hukum sebab-akibat, sehingga selalu akan berbalik. Selanjutnya hanya menunggu bangkitnya kesadaran kolektif dan saat pikiran kolektif positif menguat maka perilaku korup akan terdesak dan memanen hasil dari benih-benih negatif yang ditaburnya sendiri.
Maka, tak perlu ragu dengan terus fokus pada pikiran positif sebab bilapun berbalik pada diri sendiri realita positif yang terwujud dan dinikmati.
Di sisi lain, tak perlu terlalu khawatir dengan kesalahan orang lain sebab selama diri sendiri bertindak tepat maka akan dapat bebas dari dampaknya bahkan dapat memberikan solusinya. Yang perlu dikhawatirnya justru jika tidak menyadari diri sendiri yang membuat kesalahan dan sudah merasa paling benar.
“Pelajaran terbesar yang telah aku dapatkan dalam hidup ini adalah bahwa aku masih perlu banyak belajar lebih jauh lagi”
Banyak tokoh besar yang diperlakukan tidak adil dan disingkirkan seperti misalnya Yesus/Isa. Mereka yang menyingkirkan Yesus/Isa bahkan merasa sedang membela agamanya dan Tuhan. Mereka sama sekali tidak merasa tengah melakukan kekeliruan.
Pelajaran yang bisa didapatkan dari kisah itu adalah membela atau memperjuangkan sesuatu dengan kekerasan, tidak adil atau sikap permusuhan adalah sikap yang keliru dan terlebih jika dianggap demi membela Tuhan dan agama sebab sangat membutakan.
“Saat kita mewujudkan cinta dalam realita ini, kita adalah makhluk yang paling kuat di semesta”.
~Emannuel
Mau bonus slot 200%????
ReplyDeletemari bergabung bersama kami di Winning303
Dapatkan ragam bonus menarik untuk permainan slot kesukaan anda setiap minggunya
Informasi Lebih Lanjut, Silakan Hubungi Kami Di :
WA : 0877 8542 5244