Saturday 15 June 2019

Sikap Emosional Adalah Sumber Konflik

Masalah terbesar yang dihadapi orang adalah emosi sendiri. Jika emosi sendiri tidak dapat dikendalikan, maka dengan mudah akan dikendalikan oleh orang lain. Penjajahan suatu bangsa bersumber dari sini, dimulai dari orang per orang.

Orang yang emosional cenderung tidak akan berpikir panjang, tidak mengamati keadaan dan situasi dengan cermat. Saat emosi terusik, pikiran negatif yang muncul, informasi tidak dibaca dengan teliti dan pikiran sibuk membuat asumsi-asumsi. Tentu saja kesimpulan-kesimpulan yang dibuat akan misleading. Inilah mengapa dikatakan orang yang emosional hidup dalam ilusi.

Sikap emosional membuat orang gagal paham, logika yang dibangunnya tidak cermat dan lebih untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya untuk marah. Dalam keadaaan seperti ini, orang yang emosional sulit untuk dibantu, sebab baginya tidak ada penjelasan yang masuk logikanya. Ia akan cenderung difensif dan mencari-cari pembenaran dari pada melihat kemungkinan lain. Pemikiran yang berbeda akan cenderung dianggap lawan dan musuh yang menyerangnya, semacam halusinasi.

Konflik-konflik di antara manusia, termasuk konflik-konflik politik bersumber dari perilaku emosional kolektif. Inilah mengapa konflik-konflik terlihat ruwet dan rumit dan kian menjadi-jadi saat masyarakat terlibat dalam sengketa-sengketa emosional.

Hoax-hoax lahir dari konflik-konflik emosional dan semakin membesar oleh karena sikap-sikap emosional yang terburu-buru dilontarkan ke publik. Tanggapan-tanggapan emosional semakin menambah ruwet dan kubu-kubu permusuhan semakin membesar. Bisa diperhatikan media sosial selama bertahun-tahun ini lebih banyak diisi dengan lontaran-lontaran hujatan emosional dan masyarakat tenggelam dan kubu-kubu permusuhan dengan anggapan-anggapan kebenaran masing-masing.

Inilah mengapa masyarakat yang terbiasa melontarkan kata-kata emosional ke ruang publik jatuh dalam kegelapan pekat, seolah tidak ada solusi selain menghancurkan, menghabisi dan menghapus pihak-pihak yang dianggap sebagai lawan. Orang tidak punya rasa segan atau malu melontarkan hujatan dan kata-kata kasar. Orang juga dengan mudah setuju dengan tindakan-tindakan keras untuk menghabisi yang dianggap musuh.

Penjajahan dan penguasaan suatu bangsa atau negara oleh suatu pihak, yang disebut dalang, tidak akan terlihat dan disadari oleh masyarakat. Bahkan, seringkali kedua belah pihak yang berkonflik tidak menyadari masing-masing pihak hanya dimanfaatkan emosi mereka. Mereka tidak sadar bahwa sikap emosional mereka justru membela dan mendukung para penjajah.

Sesungguhnya tidak akan ada masyarakat atau bangsa atau negara yang akan bisa dijajah oleh bangsa atau negara lain jika mereka tidak bersikap emosional. Masyarakat yang damai, santun dalam bicara dan sikap, saling menghormati satu sama lain akan terlalu cermat, teliti, cerdas dan bijaksana, yang dengan demikian terlalu kuat hubungannya satu sama lain untuk bisa diadu domba, saling menghancurkan dan dikuasai.

Jadi, bangunan masyarakat yang kuat, cerdas dan kreatif sebenarnya dimulai dari budaya santun, bukan dari kekuatannya menghardik dan menggunakan kekerasan. Kekerasan dan kekuatan militer bahkan bisa digunakan pihak lain untuk menguasai masyarakat dan bangsa yang sikapnya emosional. Bisa perhatikan bahwa negara-negara yang terus-menerus terlibat konflik internal dan eksternal terjadi karena sikap-sikap emosional masyarakatnya sendiri.

Ada satu petuah bijak yang mengingatkan dalam hal ini: “Sura diro hayuningrat lebut dening pangastuti”, yang artinya “segala sifat keras hati, picik, dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut, dan sabar.” Semua konflik dan permusuhan yang terjadi di bumi ini hanya akan dapat diselesaikan dengan sikap damai, yakni cinta dan kebijaksanaan. Hanya cahaya cinta yang dapat mengubah kegelapan menjadi terang.
“Kau akan terus-menerus menderita jika kau selalu bereaksi emosional terhadap segala sesuatu yang dikatakan kepadamu. Kekuatan yang sesungguhnya adalah duduk dengan tenang dan mengamati segala sesuatu dengan cermat dan nalar sehat. Jika kata-kata yang dilontarkan orang dapat mengendalikan dirimu, itu berarti setiap orang lain dapat mengendalikan dirimu. Tarik dan hembuskan nafas panjang dan biarkan hal-hal berlalu.” 
~Bruce Lee 


…((( 💓 )))…

Thursday 13 June 2019

Misi Membawa Bumi ke Era Keemasan

Kau bisa memilih untuk mendengarkan orang yang mengatakan bahwa kau adalah lemah tak berdaya dan ia bisa membantumu menyelesaikan masalahmu, atau kau memilih mendengarkan orang yang mengatakan bahwa kau memiliki potensi luar biasa yang bisa kau kembangkan untuk mengatasi masalah-masalahmu.

Banyak pihak yang akan menawarkan janji padamu bahwa jika kau mendengarkan mereka, maka masalahmu akan beres. Kau hanya perlu percaya pada mereka sepenuhnya dan menunggu dibereskan. Tentu ini menyenangkan sekali, sebab kau tak perlu banyak bersusah payah untuk menyelesaikan masalahmu. Namun, yang perlu kau pertimbangkan apakah dengan menunggu dan masih terus menjalani hidupmu dengan cara-cara yang sama akan mengubah hidupmu?

Inilah pertanyaan-pertanyaan yang akan muncul di benakmu di masa-masa ini. Ini bukanlah kebetulan jika kau temukan tulisan ini, sinkronisitas telah membawamu pada kesempatan ini. Tidak banyak orang yang ingin tahu tentang hal ini sebab kebanyakan orang masih lebih percaya pada janji-janji manis itu. Hanya mereka yang berpikir kritis akan sadar bahwa hidup tidak akan berubah dengan tetap menjalani cara hidup dan cara berpikir yang sama dimana masalah-masalah itu timbul.

Kau adalah makhluk cahaya yang datang di alam fisik ini dengan bentuk fisikmu agar dapat berada di alam fisik ini. Tanpa bentuk fisik padatmu maka kau tak akan terlihat sehingga kau tak akan bisa menjalankan misimu. Kau butuh tubuh fisikmu untuk menjalankan misimu. Saat kau menyadari bahwa kau memiliki masalah dan perlu solusi untuk mengatasinya di situlah kau akan mulai menyadari dan mengenali dirimu, yakni semua potensimu.

Para pekerja cahaya memang sengaja turun ke bumi di tengah-tengah manusia yang hidup dalam kegelapan ini, hidup dengan cara-cara gelap berupa ketakutan, kekhawatiran, pertikaian, permusuhan; pekerja cahaya hadir untuk memancarkan cahayanya. Cahaya yang menerangi itu adalah cinta yang berwujud inspirasi untuk mendorong hidup secara bijaksana dan penuh semangat untuk kreatif mewarnai kisah hidup. Ketakutan sirna bersama keberanian untuk menjadi diri sendiri, mengeluarkan semua potensi yang adalah harta karun yang terpendam.

“Misi hidupmu tidaklah untuk menghindari kegelapan. Kau ada di sini dengan tujuan untuk masuk ke dalam kegelapan, mengumpaninya dengan cinta, membuat hidup ini bercahaya dan mengubahnya menjadi terang. Hanya cinta yang memiliki daya kekuatan untuk menyembuhkan kegelapan dalam dirimu.” 
~Alyonna Parveen 


Cara Mendapatkan Petunjuk

Guru yang baik akan sadar bahwa para muridnya akan mendapatkan tantangan zaman yang berbeda dengan dirinya, dan kehidupan selalu tumbuh dan zaman terus berubah lebih canggih, oleh karena itu muridnya harus lebih cerdas dan lebih pintar.

Guru yang menganggap rendah kemampuan muridnya akan menjerumuskan mereka pada kebodohan. Guru yang merasa lebih pintar dari muridnya dan bersikap otoriter mendikte justru akan membawa para muridnya yang cerdas menjadi lebih bodoh dari pada dirinya, degradasi, mundur ke zaman primitif.

Logikanya, realita kehidupan damai dan sejahtera hanya akan terwujud jika penghuninya hidup damai dan kreatif sehingga semua kebutuhan tersedia.

Jiwa yang belum siap tidak mungkin bisa hidup damai. Tidak mudah mengubah karakter! Butuh waktu lama untuk membentuk karakter. Butuh banyak latihan untuk memiliki ketrampilan. Butuh waktu lama untuk belajar dan paham.

Sementara itu, setiap jiwa hidup abadi, kematian fisik bukan akhir kisah setiap jiwa. Kematian hanya peristiwa melepas spacesuit dan melanjutkan hidup tanpa spacesuit yang dilepas itu. Tubuh fisik ini adalah pakaian ruang angkasa yang dikenakan oleh setiap jiwa/soul untuk dapat berada di realita dimensi fisik.

Maka, proses pembelajaran setiap jiwa akan terus berlanjut dari satu periode kehidupan fisik ke periode kehidupan fisik untuk mengumpulkan pengalaman dan pembelajaran sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan menciptakan realita kehidupan damai sejahtera.

Maka, jiwa yang belum siap tentu saja tidak akan mampu menjalani realita hidup damai sejahtera, oleh karena masih banyak melalukan kekeliruan. Komunikasi tidak akan nyambung, karakternya belum siap hidup damai. Takut dan khawatir membuatnya sering salah paham dengan sesama, bahkan dengan mereka yang berusaha membantu.

Oleh karena itu, sesungguhnya janji-janji hadiah surga itu secara logika tidak bisa diterima sebab karakter jiwa yang dihadiahi hidup surga tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan surga. Jiwa yang belum siap juga akan sering mencederai dirinya sendiri. Kekurangan timbul dari ketidaktahuannya akan potensi dirinya sendiri. Belum punya kreativitas untuk menciptakan kelimpahan.

Secara fisika, pikiran suatu jiwa yang akan membentuk hologram realita hidupnya. Jiwa yang karakternya ketakutan dan kawatir akan terus-menerus menciptakan hologram realita ketakutan dan kekhawatiran. Hanya sampai saat suatu jiwa mampu hidup bijaksana, barulah ia akan mampu hidup dalam realita damai sejahtera. Ini adalah penjelasan yang logis adanya, berdasarkan ilmu pengetahuan dan bukan bahan iman; ilmu yang perlu dipahami dan dikuasai.

Mati sajroning urip - transformasi

Jiwa yang terbangun kesadarannya akan memahami bahwa bukan orang lain yang harus diubah, melainkan dirinya sendiri yang harus berubah. Transformasi diri adalah keniscayaan untuk mampu menjalani hidup bahagia yang digambarkan sebagai surga itu.

Mati raga seperti puasa dan bertapa dan cara-cara lainnya merupakan cara untuk bermetamorfosis seperti ulat menjadi kupu-kupu. Istilah kerennya "mati sajroning urip" yang secara harafiah berarti mati selama dalam hidup atau mematikan nafsu/kemelekatan keduniawian.

Saat berubah menjadi kepompong ulat sibuk dengan dirinya, bertransformasi dan mengasingkan diri dari dunia luar. Ia fokus ke dalam dan selama itu tubuhnya secara bertahap melalui proses menyiapkan sayap dan juga mengubah sistem pencernaan untuk siap mengasup madu. Setelah masa mati raga itu tuntas, sang ulat sudah berubah menjadi kupu-kupu dengan sayap cantik untuk terbang. Hidupnya sama sekali berubah. Mati raga adalah proses untuk mempercantik diri. 

Asupan jiwa saat mati raga adalah inspirasi-inspirasi kebijaksanaan hidup untuk bertransformasi menjadi jiwa cantik.


Diam dalam keheningan itu tidaklah kosong, melainkan penuh dengan jawaban; karena pada saat hening itulah Tuhan kita berikan giliran untuk bicara, memberikan petunjuk.


...((( 💓 )))...

Kuas Kebahagiaan

Karena kebahagiaan itu diungkapkan
dalam bentuk kisah-kisah
perjalanan hidup yang menggambarkannya
menyatakan rasa bahagia itu

Setiap pribadi adalah unik
dengan kisah hidup masing-masing
tidak ada yang sama seragam
kebersamaan hanyalah pertemuan
untuk saling berbagi

Perbedaan kisah itu adalah semarak
keanekaragaman yang memperkaya
menghadirkan kelimpahan
penciptaan keindahan kehidupan
kesejahteraan yang terus mengalir

Jalan berbeda bukanlah ketersesatan
lihat saja isi kisahnya
jika bermuatan ketakutan dan permusuhan
tentu bukanlah kisah bahagia

Mereka yang tidak suka
dengan jalan yang kau pilih
dan disebutnya sebagai sesat
sesungguhnya sedang kehilangan kebahagiaan

Bahagia surga adalah tentang rasa
bukan tempat dan waktu di masa depan
kebahagiaan selalu tersedia
dalam setiap kekiniannya

Ambillah jalan cinta
rasa yang memancarkan kebahagiaan
dan cara-cara berseni sebagai ungkapan
maka dimanapun berada adalah surga

Keceriaan mengalir sebagai kisah
yang dilukiskan di kanvas semesta
menyatu bersama Pencipta
menggoreskan kuas warna-warni kebahagiaan

“Orang-orang mengambil jalan yang berbeda-beda untuk mencapai pemenuhan dan kebahagiaan. Hanya karena mereka tidak memilih dan melalui jalan yang sama denganmu bukan berarti bahwa mereka telah tersesat.” 

...((( 💓 )))...

Tuesday 11 June 2019

Mengapa Kegaduhan Politik dan Kekacauan Terjadi?

Ini semata-mata karena kita membeli apa yang mereka jual. Semua sibuk berkomentar, membagikan dan menimpali dengan kata-kata ejekan dan menyakiti hati yang memicu pertengkaran dan permusuhan. Luka-luka jiwa semakin dalam dan sulit tersembuhkan. Kata-kata kasar tidak pernah menciptakan kehidupan damai. Kebencian tidak pernah menghasilkan kebahagiaan.

Ingatlah: jumlah orang yang kasar dan menginginkan kegaduhan dan perang tidak banyak tanpa keterlibatan kita ikut menimpali dan membagikan ide-ide mereka. Mayoritas manusia sebenarnya menginginkan kehidupan damai dan sejahtera dan hanya sering emosional dan terburu-buru berkomentar tanpa menyadari dampaknya. Mereka sebenarnya yang membutuhkan kita untuk membuat ide-ide mereka menjadi populer dan arus utama.

Sebagai gambaran, suatu hoax hanya dibuat oleh satu orang yang mungkin disebarkan dengan beberapa akun atau oleh tim buzzer, jumlah mereka tidaklah banyak dan pihak yang mendanai atau membayar mereka juga hanya beberapa saja; maka jika postingan hoax itu tidak diteruskan dan dikomentari maka sama tidak akan mendominasi dan menguasai ruang publik. Jadi, sebenarnya emosi kita yang mereka manfaatkan untuk memviralkan dan mempopulerkan hoax itu. 

Para dalang itu hanya keluar uang sedikit untuk biaya tim dan mendapatkan bantuan secara gratis kita. Kita beli jualan mereka untuk memenuhi kebutuhan emosional kita, yakni untuk marah dan saling ejek. Oleh karena itu, jangan lagi populerkan orang-orang bodoh dan jahat.

Sistem yang menghancurkan peradaban ini akan runtuh dan hilang jika kita tidak lagi mengikuti permainan mereka, tidak lagi begitu saja patuh tanpa berpikir, bersikap kritis menguji kebenaran, berbagi inspirasi, motivasi dan kreativitas dengan sentuhan seni. Dunia akan berubah saat kita berani memainkan permainan kita sendiri, mengisi hidup kita dengan karya-karya kreatif. Kegelapan hanya bisa menjadi terang oleh cahaya.

Sistem mereka akan runtuh, jika kita tidak lagi membeli apa yang mereka jual – ide-ide mereka, versi sejarah mereka, perang mereka, senjata mereka, gagasan mereka tentang keniscayaan. Ingatlah ini: Jumlah kita adalah banyak dan jumlah mereka hanya sedikit. Mereka membutuhkan kita lebih dari kita membutuhkan mereka. 
Dunia lain tidak hanya dimungkinkan, ia sedang dalam perjalanan. Pada hari yang tenang, aku bisa mendengar napasnya. 

~Arundhati Roy 



...((( 💓 )))...

Tersesat oleh Emosi Sendiri

Emosional itu menyesatkan. Orang kebanyakan tersesat lebih oleh emosinya sendiri dari pada oleh keadaan dan lingkungan sekitar. Dalam keadaan emosional akan kesulitan untuk melihat keadaan realita yang sebenarnya. Sebaliknya jika senantiasa tenang justru akan melihat peluang dan celah yang selalu tersedia untuk kreatif memanfaatkannya. Tenang dan cinta sungguh dahsyat.

Ketenangan menciptakan keseimbangan. Jiwa damai yang dilatih melalui pengalaman hidup sehari-hari sebagai jalan spiritual menyatu dengan keagungan Pencipta.

Dalam jiwa yang teduh, emosi terkendali tenang dan pikiran hening, akan mendengar bisikan Tuhan sehingga menerima langsung panduan dari Tuhan. Emosi tenang lebih dipenuhi dengan cinta yang lembut sehingga kecerdasan yang muncul akan disertai kebijaksanaan untuk lahirnya kreativitas indah. Jiwa-jiwa yang menyatu dengan kesadaran Ilahi menghadirkan kehidupan surga.


Kesadaran pada diri manusia disebut “jiwa”/”soul” karena faktor emosi mendominasi dan berpengaruh besar terhadap pola pikirnya. Emosi menentukan caranya mencerna apa yang dilihat dan didengarnya. Reaksinya sangat tergantung pada kondisi emosionalnya. Itulah mengapa dikatakan manusia lebih banyak hidup dalam ilusi dan tidak hidup dalam realita.

Persepsimu atas diriku adalah cerminan dirimu sendiri. Reaksiku terhadap dirimu menyatakan kesadaran diriku sendiri. Apapun yang dipancarkan akan memantul alias mencerminkan kesadaran diri sendiri. Pastikan hanya cinta yang terpancar.
Kata-kata Yesus/Isa yang menarik: "Hendaknya yang punya mata melihat dan yang punya telinga mendengar". Mungkin kata-kata ini terasa aneh. Namun, banyak orang tidak sadar bahwa mereka lebih suka melihat apa yang ingin dilihat dan mendengar hanya yang ingin didengar. Manusia hidup dalam ilusi. Manusia tidak melihat realita kehidupan yang sesungguhnya. Realita kehidupan yang sesungguhnya hanya bisa terlihat dengan mata cinta.

Sikap hening yang terlatih melalui meditasi akan membantu untuk tidak bias oleh emosi. Ketenangan menentukan kepekaan dan ketajaman melihat realita kehidupan yang sesungguhnya. Mereka yang mampu terus dalam keadaan meditatif lebih mudah saling mengerti satu sama lain, komunikasi lebih nyambung.


...((( 💓 )))... 

Zombie – Manusia Tanpa Jiwa

Wong Jawa ilang jawane, "hilang jiwa"-nya, "soulless". Fenomena ini terlihat jelas di masa ini seperti terlihat di media sosial begitu mudahnya orang mengeluarkan kata-kata kasar, hujatan, ejekan, makian, fitnah dan hoax. Lebih-lebih saat membela nafsu dan kepentingannya, tak segan-segan menyerukan slogan-slogan ancaman permusuhan, merusak dan bahkan mengebom.

Manusia yang kehilangan jiwanya atau soulless beings tak lain adalah monster tak berjiwa yang bengis, tidak kenal ampun dan liar. Banyak orang tidak menyadarinya bahkan memuja dan memujinya sebab para zombie ini menggunakan atribut dan panji-panji relijius. Banyak orang bergabung dan mendanai aksi-aksi para zombie yang dikiranya sebagai membela Tuhan demi imbalan mendapatkan berkah. Mereka mengira bahwa Tuhan juga melakukan transaksi dagang sama seperti manusia untuk mendapatkan keuntungan.

Banyak kerusakan dan kehancuran telah dibuat oleh para zombie itu, seperti negara-negara yang hancur oleh aksi-aksi teror. Satu demi satu negara yang mereka kuasai diluluhlantakkan dan masyarakatnya jatuh dalam kemiskinan, perang dan kekerasan, saling curiga dan siapa yang kuat akan menjadi hakim dan menetapkan hukum yang berlaku.

Nasehat-nasehat kebijaksanaan hidup dan budaya menghormati sesama ditinggalkan, praktek menghormati alam disebut penyembahan berhala, penghormatan kepada leluhur dianggap takhayul dan musyrik, budaya leluhur ditinggalkan sehingga hilang jati diri sebagai bangsa berperadaban luhur.

Nasehat-nasehat leluhur memang nampaknya sederhana, sekedar menjaga pikiran dan perkataan untuk tidak melukai sesama, namun sebenarnya langsung mengena pada inti spiritualitas bahwa makhluk berbudi luhur hanya mengucapkan kata-kata indah dan damai. Kata-kata adalah mantra yang menjadi ageman/busana bagi makhluk berjiwa luhur. Seni dan peradaban luhur lahir dari jiwa penuh welas asih.

Manusia yang berjiwa adalah manusia yang hidup welas asihnya, tepa slira yang artinya bisa merasakan penderitaan sesama dan memperlakukan sesama seperti halnya dirinya ingin diterima dan diperlakukan. Jiwa yang hidup akan menggunakan kepekaannya berbela rasa sehingga perilakunya bijaksana dalam menggunakan kecerdasannya, maka sebagai hasilnya adalah penciptaan kehidupan dengan sentuhan rasa seni keindahan.

Saatnya kembali ke semangat spiritualitas leluhur yang telah mewariskan aneka ragam seni budaya adiluhung. Kedekatan leluhur dengan Sang Pencipta tidak dituliskan dalam buku untuk diyakini sebagai perintahNya, melainkan dituliskan dalam hati untuk menggerakkan pikiran kreatif menciptakan karya-karya seni dan pengalaman hidup damai, sejahtera dan bahagia.

Spiritualitas asli Nusantara adalah roh suci (spirit) yang melahirkan seni budaya indah sebagai ekspresi menyatu dengan Sang Pencipta Keindahan. Jiwa-jiwa suci (animisme) yang menggunakan daya hidup (dinamisme) untuk terus-menerus merayakan kebahagiaan dengan cara-cara suci, yakni kreativitas seni.

...((( 💓 )))...

Monday 10 June 2019

Proses Kenaikan Bumi – Era Keemasan

Saat ini kita berada pada akhir siklus ketiga dari siklus 25.000-an tahun atau akhir siklus 75.000 tahun. Ini juga sering disebutkan sebagai akhir zaman. Ini siklus akhir zaman kaliyuga dan memasuki zaman satyayuga atau era keemasan. Kekacauan dan bencana yang sambung-menyambung adalah akumulasi karma atau akibat dari cara hidup yang tidak selaras dengan alam. Bumi dalam penjelajahannya mengelilingi semesta sampai di ekuator semesta. Dampaknya adalah pancaran energi dari pusat semesta semakin intens. Gejala ini muncul salah satunya dengan apa yang disebut solar flare atau badai matahari.

Efek lanjutan dari pasokan energi ini adalah melimpahnya energi atau bahan bakar untuk kebangkitan kesadaran, keberanian jiwa-jiwa di bumi untuk bangkit. Frekuensi meningkat sehingga bumi berubah dari realita dimensi 3 menjadi dimensi 5. Saat ini bumi sudah bervibrasi di dimensi 5. Hal ini dijelaskan dengan resonansi Schumann (Bisa googgling untuk penjelasan lebih lanjut tentang Schumann Resonance).
Gelar seni budaya adalah ujud kebangkitan kesadaran bumi dimana kehidupan ini merupakan perayaan syukur atas kelimpahan dan ekspresi kebahagiaan.

Untuk perubahan besar ini, jiwa-jiwa yang tercerahkan bertugas mengawal dan memastikan kehidupan bumi berubah. Dikatakan ada 144.000 Lightworkers di bumi yang tengah bekerja, tersebar di berbagai wilayah bumi. Mereka adalah "pasukan" inti perubahan di bumi. Maka, berbeda dengan masa-masa sebelumnya, dimana jiwa yang tercerahkan (moksa/ascension) akan segera pindah ke dimensi lebih tinggi, untuk masa akhir zaman ini, para jiwa yang tercerahkan akan tetap berada di bumi untuk menjangkarkan cara dan pola hidup dimensi 5.

Jiwa-jiwa tercerahkan yang turun ke bumi untuk membantu persalinan bumi melahirkan kehidupan baru di bumi telah banyak diramalkan dengan berbagai sebutan dalam berbagai budaya spiritual berbeda. Sebutan-sebutan tersebut antara lain: satria piningit, Imam Mahdi, kedatangan Kristus kembali (Christed Spirits/jiwa-jiwa yang mencapai kesadaran Kristus), bocah angon, anak-anak asuh Sabdo Palon, sang penyelamat, lightbearer, lightworker dst. Mereka adalah jiwa-jiwa tua atau jiwa-jiwa yang telah terlatih dan banyak pengalaman sehingga dapat membagikan pengalaman dan pengetahuan mereka untuk mengangkat dan membawa kehidupan bumi naik ke vibrasi tinggi. Kehadiran mereka yang bervibrasi pada frekuensi tinggi dan siap untuk menerima pasokan energi lebih besar akan memuluskan transformasi bumi ke realita baru yang disebut era keemasan.

Jiwa-jiwa tercerahkan yang disebut pekerja cahaya ini dalam prakteknya akan bekerja sesuai bidang masing-masing seperti guru spiritual, sastrawan, politikus, petani, musikus, ilmuwan, dst. masing-masing menghadirkan cara hidup baru. Itulah mengapa ada ahli tehnologi ramah lingkungan (penggunaan energi terbarukan seperti panel surya, hidrogen, kendaraan listrik dll.), penggiat kelestarian lingkungan hidup, politikus yang mengakhiri pemerintahan korup dst. yang adalah bidang-bidang praktis untuk terselenggaranya cara hidup dimensi 5 di bumi. Dengan cara aktif berkarya kreatif inilah "pembersihan" di bumi dijalankan oleh para operator kehidupan cahaya,

Jiwa yang tercerahkan dalam prakteknya adalah jiwa yang mampu menciptakan kreativitas kehidupan indah dan berkelimpahan sesuai cita-cita menghadirkan surga di bumi. Kita memasuki era keemasan bumi.

“Kemanusiaan dan Ibu Bumi yang tercinta tengah dalam proses persalinan untuk melahirkan Evolusi Bumi Baru” 


...((( 💓 )))... 



Pulang Kembali Menyatu dengan Tuhan

Saat Musa mengatakan "I AM THAT, THAT I AM" dan Syeh Siti Jenar mengatakan "Manunggaling Kawula kalawan Gusti", sementara itu Isa/Yesus sendiri juga mengatakan "Aku tinggal dalam Bapa dan Bapa tinggal di dalam Aku";

MAKA:

penebusan dosa, bahkan yang disebut dosa itu juga tidak ada di hadapan Tuhan. Tuhan adalah maha pengampun, artinya tidak ada dosa yang perlu ditebus. Ini pertanyaan filsafat.

Jika suatu kesalahan sudah diampuni maka tidak perlu ditebus, tidak perlu ada yang membayar untuk melunasinya. Kesalahan hanya akan menjadi dosa jika tidak dimaafkan. Sementara Tuhan adalah maha cinta dan pengampun.

Kesalahan yang tidak dimaafkan hanya menjadi bara api di tangan pihak yang tidak memaafkannya. Itulah mengapa Tuhan tidak mau menggenggam kesalahan sebagai dosa, sebab Tuhan tidak ingin sakit hati dan terbakar amarah. Tuhan adalah suci bersih adanya.

Itulah jawaban filsafat.

Hukum karma adalah hukum alam sebab-akibat. Semua jiwa akan menanggung karma perbuatannya sendiri. Ini artinya, tidak ada hukuman Tuhan. Kesalahan masing-masing jiwa orang sendiri yang "menghukum" dirinya, hanya menuai dari apa yang ditabur dan ditanam. Ini artinya, lebih tepatnya kesulitan hidup hanyalah akibat dari pikiran dan perbuatannya sendiri.

Yesus/Isa memberikan pengajaran kebijakan hidup adalah untuk melatih jiwa orang hidup bijak dan tidak lagi memanen karma buruk akibat dari kesalahan sendiri.

"Ampunilah kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami." Kata-kata bijak yang jelas mengarahkan untuk selalu melepaskan kesalahan sesama agar hidup merdeka tanpa beban.

Cinta adalah jati diri asli setiap jiwa, maka pulang kembali ke rumah Tuhan artinya adalah kembali hidup dalam pola cinta.

Jiwa yang dipenuhi cinta akan sangat cerdas dan kreatif, mampu memenuhi semua kebutuhannya, tidak akan pernah kekurangan. Hidup berkelimpahan dalam damai bahagia.

Inilah sebenarnya misi setiap jiwa turun ke alam fisik, yaitu untuk memancarkan cinta. Sesungguhnya tubuh fisik ini adalah kuas untuk melukis kehidupan, dan lukisan yang ditorehkan oleh kuas yang digerakkan oleh cinta adalah keindahan adanya.

“Saling mencintailah satu sama lain dan membantu orang lain untuk naik ke level-level kesadaran lebih tinggi, sederhana saja caranya yakni dengan berbagi cinta kasih. Cinta kasih sangat menular dan adalah energi penyembuhan terbesar.” 

Hanya cahaya yang akan membuat lingkungan terang. Hanya cinta yang dapat menciptakan lingkungan damai. Di dalam cinta adalah pengampun, sebab cinta dan pengampun adalah satu kesatuan paket. Cinta adalah energi dan obat penyembuh yang dahsyat baik untuk kesehatan maupun kehidupan bersama. Cinta membuat cerdas, kreatif, bugar dan ceria berbinar-binar. Cinta adalah cahaya kehidupan yang menyingkirkan kegelapan dan membuat kehidupan terang benderang. Di dalam cinta semua menyatu, saling terhubung dan dipersatukan antar manusia, alam dan Pencipta.

Rasakan dahsyatnya memancarkan cinta.


...((( 💓 )))...

Pemisahan dan Pelepasan

Di masa tuaian ini orang-orang akan terlihat dalam kebingungan. Kelompok-kelompok saling klaim paling benar dan saling tuding biang kekacauan. Semua memiliki alasan dan argumennya.

Hanya yang tetap wening/hening yang bisa tetap tenang dan sehingga dapat membantu memberikan panduan. Namun memang tidak akan begitu saja diterima. Orang-orang marah dan menolak karena emosi.

Saat kebenaran itu diungkap, orang-orang marah sebab memiliki keyakinan lain yang sudah tertanam kuat. Kebenaran itu menyakitkan. Banyak yang tidak tahan karena emosional.

“Banyak orang akan seolah menyingkir dari hidupmu saat frekuensi vibrasimu meningkat naik. Biarkan mereka pergi. Hal ini adalah bagian dari tahapan kenaikan frekuensimu.” 

Oleh karena itu, saat kesadaran dirimu bangkit, orang-orang akan tampak menjauh darimu, mereka tidak memahami lagi pola dan cara pikirmu. Pemahamanmu tentang kehidupan tidak lagi mengikuti cara pandang umum dan yang diyakini sebagai benar menurut kebanyakan orang.

Kau melihat dunia dan kehidupan dengan mata kepalamu sendiri, bukan dengan mata orang lain, dan membeo apa kata orang lain. Kau menjalani hidupmu sendiri dan tidak berakting menjadi orang lain. Kau menjadi dirimu sendiri dan tidak berpura-pura menjadi orang lain demi dianggap baik dan diterima orang lain.

Tentu saja sangat wajar jika komunikasimu dengan mereka tidak lagi nyambung, bahkan seringkali bisa bertolak belakang dalam berbeda pandangan dan pendapat. Sikapmu dalam memegang prinsip akan terasa seperti keras kepala dan dalam beberapa hal kau akan menolak untuk mendukung atau sekedar menerimanya karena dianggap praktek yang umum dilakukan.


Tak perlu kau jelaskan siapa dirimu pada orang lain. Kau tak memerlukan persetujuan dari orang lain untuk menjadi dirimu sendiri. Buat hidupmu lebih hidup dan ekspresikan kebahagiaanmu.

Perlu belajar melepas. Melepas mereka yang tetap memilih jalannya. Mereka itu mungkin saudara, teman, sahabat, dst. Ini adalah masa penuaian dan buah yang baik akan terpisahkan dari buah yang kurang baik. Relakan mereka meneruskan jalan pembelajaran lanjutan. Pandanglah semua dengan cinta, dan mereka akan menemukan jalannya saat tiba waktunya.

Biarkan mereka pergi. Ini adalah bagian dari kenaikan frekuensi vibrasimu. Mungkin saat ini teman-temanmu jauh berkurang dan seolah menjadi minoritas, namun seiring dengan berjalannya waktu, kau akan menemukan teman-teman baru yang setara dengan frekuensimu dan komunitasnya terus meningkat dan akan menjadi mayoritas di Bumi suatu saat.


...((( 💓 )))... 

Sunday 9 June 2019

Operasi Pembebasan Bumi

Isa/Yesus banyak dikisahkan berselisih pendapat dengan para pemuka agama berkenaan dengan aturan dan agama yang membelenggu. Isa/Yesus sampai disebut sesat, gila atau kerasukan iblis karena sikapnya itu. Berkali-kali para pemuka agama berusaha menjebak Isa/Yesus untuk dapat menghukum dan menyingkirkannya. Namun Isa/Yesus selalu bisa dengan cerdik membalik situasi dan mereka yang berusaha menjebaknya terpaksa menyingkir.

Saat aturan agama semakin ketat, keadaan akan semakin sulit dan manusia hidup dalam ketakutan dengan sanksi hukuman keras dan kejam. Masyarakat juga harus menanggung pajak yang dikenakan oleh negara dan juga oleh institusi agama. Pengenaan sertifikasi oleh agama bukan hanya untuk makanan tetapi juga produk lain seperti cat, pakaian dst yang jika tidak dipatuhi akan dikenai sanksi dan dilarang. Tekanan dari umat beragama adalah beban lain yang menghimpit, para pelanggar akan dihukum beramai-ramai dan disebut kaum berdosa dan sesat, dikucilkan. Mereka yang disebut pendosa boleh diperlakukan semena-mena demi mau tunduk dan patuh.

Aturan agama yang ketat hanya menjadi topeng untuk sahnya tindakan keras dan kejam bagi yang tidak patuh pada para penguasa. Manusia jatuh dalam kegelapan atau zero peradaban. Suriah adalah contoh nyata saat aturan agama yang kejam digunakan sebagai cara hidup.

Misi Isa/Yesus membawa manusia bumi pada kemerdekaan dan kehidupan terang belum selesai. Ia baru merintis dan meletakkan pondasi. Dibutuhkan para pejuang dan pemberani untuk pembebasan bumi dan menghadirkan cahaya di bumi. Para pejuang kemerdekaan akan benar-benar merasakan tekanan itu namun itulah misi yang mereka emban.

Bukan aturan ketat dan sanksi kejam yang menakutkan yang akan menghadirkan keadilan dan kesejahteraan melainkan cinta dan kebijaksanaan hidup atau biasa disebut cahaya. Cinta tanpa syarat akan melahirkan kebijaksanaan dan saat manusia hidup dengan cara-cara bijak, manusia akan hidup dalam terang cahaya Ilahi. Kebijaksanaan juga melahirkan kecerdasan dan kreativitas sekaligus hidup dengan cara-cara penuh tanggung jawab yang memungkinkan kehidupan damai dan sejahtera penuh kebahagiaan. Surga di bumi adanya.


...((( 💓 )))...

Jika Menakutkan Apa Beda Tuhan dan Iblis?

Ini pertanyaan filsafat: Jika tuhan adalah pemarah dan hukumannya amatlah keras, lalu apa beda antara tuhan dengan iblis?
Tanggapan balik yang lazim muncul: Jika mereka yang bersalah tidak dihukum, enak dong bisa sesuka hati?

Tanggapan di atas menunjukkan orang lebih memilih sesembahan sesuai seleranya untuk balas dendam. Inilah mengapa orang cenderung tidak percaya bahwa Tuhan yang Sejati adalah Maha Cinta. Orang lebih memilih memuja sesembahan yang pemarah dan penghukum untuk memuaskan kemarahannya. Jadi, siapa sesungguhnya yang mereka sembah itu?

Tenang dan hening adalah kunci untuk sadar dan benar-benar menemukan Tuhan yang Maha Cinta. Vibrasi cinta bergetar dalam frekuensi yang damai tak terganggu dan tak tersentuh oleh alam kacau dengan pola balas dendam.

Realita alam dimensi bawah adalah realita dimana jiwa-jiwa pikirannya bergetar dengan tema ketakutan dan amarah. Jiwa-jiwa hanya akan dapat keluar dari realita yang diciptakannya itu jika mereka mengubah vibrasi pikirannya. Sama seperti kanal TV yang menampilkan gambar dan kisah berbeda satu sama lain, begitu juga vibrasi pikiran dengan frekuensi siaran realitanya akan berbeda pada kanal dimensi-dimensi lainnya. Kanal siaran realita dimensi tinggi sama sekali tidak terganggu oleh kanal siaran realita dimensi bawah karena berbeda frekuensi.

Namun, jiwa-jiwa berkesadaran tinggi selalu siap membantu jiwa-jiwa di level dimensi rendah untuk naik tingkat. Bentuk bantuannya tentu saja bukan menarik dan mengangkat mereka ke dimensi lebih tinggi seperti mengangkat orang jatuh ke laut naik ke atas kapal, sebab jiwa-jiwa dengan pikiran yang bergetar pada frekuensi dimensi rendah tidak akan dapat begitu saja berada di realita dimensi tinggi. Realita dimensi tinggi tercipta oleh getaran pikiran masing-masing jiwa. Oleh karena itu bentuk bantuannya adalah inspirasi dan motivasi untuk mengubah pola pikir.

“Bernafaslah dalam Cinta” 


...((( 💓 )))... 









Menyudahi Pemujaan Sesembahan Pemarah

Jika membaca kisah-kisah dongeng tentang Yesus/Isa tentu akan menemukan banyak kisah Yesus/Isa berbeda pendapat dengan para pemuka agama. Dikatakan berkali-kali para pemuka agama mencoba menjebak Yesus/Isa untuk bisa memiliki alasan bisa menyingkirkan Yesus/Isa.

Yesus/Isa bersikap kritis terhadap aturan dan dogma/ajaran agama. Dogma/aturan agama membelenggu kebebasan spiritual manusia. Sikap-sikap keras dan hukuman keras seperti hukum rajam (dilempari batu sampai mati) bersumber dari aturan dan dogma agama yang kejam dan membelenggu.

Yesus/Isa mengajar dengan kisah-kisah bijak berbasis cinta adalah bagian dari menggugah kesadaran manusia bahwa hidup damai sejahtera dapat dicapai dengan cara hidup bijak. Kebijaksanaan hidup akan memampukan manusia melihat kehidupan yang sebenarnya penuh kelimpahan dan peluang untuk kreatif berkarya. Kisah-kisah bijak adalah pemicu kecerdasan spiritual.

Perjuangan Yesus/Isa belum usai sebab akhirnya Ia disingkirkan juga. Orang mengira dengan cara itu Yesus/Isa menjadi tebusan bagi dosa manusia. Orang banyak yang tidak tahu bahwa dogma penebusan dosa ini dipaksakan untuk diyakini sebagai kebenaran dengan cara-cara kejam. Mereka yang tidak sependapat disingkirkan dan dihukum kejam seperti hukuman rajam dan dipanggang hidup-hidup. Misi Yesus/Isa belum selesai.

Dogma ajaran bahwa Tuhan pencemburu, pemarah dan akan mengazab/menghukum dengan kejam masih diajarkan hingga saat ini. Kekerasan dan permusuhan berlatar belakang keagamaan masih banyak terjadi. Manusia banyak meyakini perlu membela tuhan dan membalas dendam demi tegaknya agamanya dan kebesaran Tuhan.

Peristiwa-peristiwa besar seperti teror berbasis keagamaan justru menguat dan bumi tengah mengarah pada perang dunia berupa perang antar agama. Misi mengubah sejarah bumi ini dirintis sejak karya Yesus itu, dan kehidupan di bumi bisa diselamatkan jika dogma-dogma agama yang misleading itu bisa dibenahi. Tantangannya tentu saja para pemeluknya yang menolak dan menentang untuk membelanya sebab menganggap ajaran agamanya paling benar dan yang menolak adalah sesat atau kafir dan layak dihabisi.

Butuh keberanian untuk mengubah arah sejarah bumi.

“Kau butuh Kekuatan hanya ketika kau ingin melakukan sesuatu yang sangat Merugikan dan Merusak; sebaliknya, Cinta selalu Cukup untuk membuat segala sesuatunya diselesaikan dengan baik.” 
~Charlie Chaplin 


...((( 💓 )))...

Saturday 8 June 2019

Dongeng Kitab Suci

Jika kau bisa menerima kitab suci sebagai dongeng, maka kau akan mampu memecahkan kode-kode rahasia yang tersimpan di dalamnya. Namun jika kau menganggapnya sebagai sakral untuk dipuja-sembah, kau akan terjebak pada permainan yang tak akan kau sadari.

Busuknya kejahatan tak akan bisa disembunyikan, namun kau hanya bisa menciumnya jika memiliki kepekaan rasa. Sastra adalah sarana melatih kepekaan dan rangsangan imajinasi dan dongeng-dongeng sastra akan melatihmu bermain-main dengan imajinasimu yang pada saat bersamaan kepekaanmu semakin tajam. Kau akan mampu mencium bau busuk itu.

Kau akan benar-benar menyadari kekuatan pikiranmu dan dahsyatnya imajinasi saat bisa menikmati dongeng-dongeng sastra. Imajinasimu adalah nyata. Saat kau mampu menggunakan imajinasimu itu, kau akan terbebas dari belenggu penjara kejahatan yang busuk itu. Terbanglah bebas merdeka.

“Kita tidak dapat menciptakan sesuatu atau kehidupan yang ada di luar imajinasi kita dan untuk itu tersedia dongeng-dongeng yang akan menjadi mesin-mesin yang menggerakkan imajinasi kita.” 

...((( 💓 )))...

Mengapa Sastrawan Ditakuti Penguasa Zalim?

Sekalipun tidak memegang bedil, berondongan kata-kata sastrawan memiliki kemampuan menggerakkan masa tak terbilang. Kata-katanya hidup tak lekang oleh zaman, mengusik jiwa-jiwa untuk memberontak menegakkan keadilan.

Karya sastra adalah energi yang hidup, menyuburkan keberanian untuk tumbuh. Manusia sering tidak menyadari kemampuan imajinasinya yang tak terbatas. Kebuntuan senantiasa mudah diterobos oleh pikiran imajinatif, itulah dahsyatnya kekuatan sastra.

Saat membaca karya sastra, pembaca mulai dirangsang imajinasinya, membayangkan tokoh-tokohnya, tentang penampilan mereka, dandanan mereka, ekspresi wajah mereka, ruangan atau alam terbuka di lokasi cerita, semuanya tampak sebagai gambar hidup dalam imajinasi para pembaca.

Pengalaman berimajinasi ini menyadarkan para penikmat sastra akan kekuatan pikirannya menembus dan melampaui realita fisik dan material. Mereka menyadari bahwa realita fisik bisa diciptakan dari dan dimulai dari imajinasi. Mereka menyadari bahwa segala kemungkinan bisa dibuat dengan imajinasi sehingga realita dan keadaan fisik yang ada bukanlah batas yang tidak bisa ditembus.

Statusquo adalah kenyamanan bagi penguasa zalim dan kebodohan adalah lahan subur bagi penguasa zalim untuk bisa terus hidup dalam kemewahan. Sastra adalah ancaman bagi kelangsungan hidupnya yang nyaman, sebab akan membangunkan orang-orang yang selama ini menjadi pelayan setianya.

Berjuang di jalan sastra adalah cara untuk menghidupkan obor kemerdekaan bagi jiwa-jiwa tertindas. Jiwa-jiwa yang akan bangkit membebaskan diri mereka sendiri dari penjara kebodohan.

Laskar pembaharu bumi bermunculan saat daya hidup mereka meneguk air kehidupan dari sastra yang merasuki jiwa mereka.

“Dunia ini adalah kanvas untuk imajinasimu. Kau adalah sang pelukisnya. Tidak ada aturan apa yang harus kau lukis. Ayo kerjakan saja, berimajinasilah seluas-luasnya.” 


...((( 💓 )))... 























Bumi Adalah Galactic Zoo?

Istilah yang menarik, dikatakan planet bumi adalah "galactic zoo" atau kebun binatang galatika yang dijaga oleh para alien pengawas. 



Sumber-sumber mengatakan bahwa wilayah bintang kita telah banyak mengalami kerusakan akibat perang bintang. Planet Mars dikatakan rusak parah karena perang. Sabuk Kuiper atau asteroid adalah kepingan planet yang hancur berkeping-keping karena senjata perang.


Para pengawas galatika dikatakan membuat kesepakatan dengan entitas yang hobi perang untuk planet bumi. Pengawas galatika tidak boleh campur tangan langsung atas planet bumi yang dikuasai entitas hobi perang. Namun sebaliknya, entitas lain dari luar bumi yang tidak berkepentingan juga tidak boleh masuk ke bumi yang akan memperparah konflik di bumi. Semua entitas yang datang ke bumi dari luar dikenakan aturan wajib lapor atau jika tidak akan diusir oleh pengawas bumi.



Bumi ibaratnya diisolasi/dikarantina dan semua jiwa di bumi harus menyelesaikan urusannya sendiri. Hubungan-hubungan antara pemerintah bumi dengan alien sifatnya terbatas sejauh telah ada sejak sebelumnya.

Dengan kondisi pengawasan ketat ini, jiwa-jiwa di bumi belajar dan berevolusi kesadarannya tanpa gangguan dari entitas jahat dari luar. Kisah Lucifer penggoda akan memiliki makna lain dalam hal ini. Lucifer yang dalam arti aslinya adalah pembawa cahaya. Ia menggoda jiwa-jiwa untuk kritis mempertanyakan segala sesuatu untuk menemukan rahasia kehidupan.

Proyek ini konon diharapkan akan bisa menjadi model di semesta raya ini untuk menyelesaikan dan menciptakan kehidupan damai di wilayah-wilayah konflik perang bintang.

Jiwa-jiwa yang lulus pendidikan di bumi diharapkan akan menjadi duta dan ahli solusi pertikaian untuk menciptakan kehidupan damai sejahtera di wilayah-wilayah semesta yang masih kacau oleh perang tak berkesudahan.



Bacaan:
https://www.forbes.com/sites/jamiecartereurope/2019/03/18/are-we-in-a-galactic-zoo-protected-by-aliens-scientists-meet-to-investigate-the-great-silence/#10d88b7c1ce7




...((( 💓 )))...


Friday 7 June 2019

Kitab Ulangan – Pengulang-ulangan Sejarah?

Cukup menarik mencermati kitab ulangan yang dikatakan sebenarnya ada kekeliruan penerjemahan.

Kitab ulangan ini kurang lebih menyampaikan perintah tuhan yang menuntun Yahudi ke tanah terjanji. Perang.

Entah mengapa dalam bahasa Indonesia diberi judul kitab ulangan. Namun, ini seolah sebuah kode bahwa manusia hanya mengulang-ulang kisah hidup selama ribuan tahun. Perang.

Kitab Ulangan memberikan petunjuk cara berperang, merebut tanah orang lain yang dianggap layak untuk direbut.

Jika memperhatikan cara, sikap dan pola pikir ISIS berperang akan terlihat mereka menggunakan pola pikir dalam kitab Ulangan (dalam Alkitab). Mereka meyakini perang adalah perintah tuhan. Mereka memperlakukan siapa yang dianggap musuh seperti dalam kitab ulangan. Mereka memperlakukan wanita seperti dalam kitab ulangan. Cara-cara perang memang kejam.

Isa/Yesus hadir untuk mengubah sejarah manusia 2000 tahun lalu. Ia meletakkan pondasi pola pikir untuk mengubah sejarah bumi, dengan ajaran cinta dan kebijaksanaan.

Tercatat dalam kurun waktu ini ada banyak wilayah konflik/teror. Yang terbaru adalah peristiwa teror New Zealand dan Belanda dan belum lama terjadi serangan teror di Uganda.

Diperkirakan dunia mengarah ke perang dunia ketiga dalam apa yang disebut perang agama. Manusia berperang karena meyakini sebagai perintah tuhan dan membela tuhan. Ini perang sangat brutal dan sangat menghancurkan seperti tergambar dari kota-kota yang hancur oleh ISIS. Bumi mengarah pada zero point peradaban.

Sumber ide kehancuran itu ada tercatat di kitab ulangan dan selama manusia meyakininya sebagai perintah tuhan yang wajib dipatuhi, perang hancur-hancuran tak terelakkan.

Perlu waktu sangat panjang untuk membuat manusia sadar. 2000 tahun lalu, proyek mengubah sejarah bumi dirintis oleh Isa/Yesus.

Cukup menarik juga ketika di masa kritis ini muncul Tablet Sumeria yang mengungkap kisah Anunnaki dari planet Nibiru. Kisah yang mengungkap sejarah bumi dan membuka mata tentang mereka yang turun dari langit dan disebut para dewa. Kisah ini menjadi kunci yang akan menyadarkan manusia bahwa perintah-peritah yang diyakini sebagai sabda/firman Tuhan dalam kitab suci adalah sebenarnya perintah dan aturan yang dibuat para dewa itu untuk dipatuhi.

"Terkadang orang tak mau mendengar kebenaran 
sebab tak ingin ilusi mereka hancur" 
~Friedrich Nietzshe



...((( 💓 )))...