Sunday 4 March 2018

Pekerja Cahaya dan Misi Penyelamatan

Para pekerja cahaya adalah jiwa-jiwa tua yang turun ke bumi untuk membawa cahaya bagi manusia yang hidup dalam kegelapan. Manusia disebut hidup dalam kegelapan oleh karena kurangnya pengetahuan dalam mengelola hidup sehingga menimbulkan banyak penderitaan. Manusia bumi tidak menyadari kemampuan mereka yang sesungguhnya dan tidak menyadari kelimpahan alam yang tersedia.

Manusia lebih banyak mengidentifikasi dirinya sebagai makhluk fisik yang hidupnya terbatas sampai kematian fisiknya. Manusia tidak menyadari bahwa sebenarnya ia adalah makluk spiritual yang hidupnya melampaui batas-batas kelahiran dan kematian fisik. Bentuk fisik sebenarnya hanyalah sebentuk ekspresinya. Tingkat kesadaran suatu jiwa menentukan bentuk realita fisik yang diujudkannya.
“Kita semua adalah Cahaya, berkas Cahaya yang sangat kuat, berasal dari satu Sumber yang unik” 
~We Are Human Angels 

Suatu kesadaran disebut dengan istilah “jiwa” (=soul) yang berarti identitas suatu unit kesadaran ditentukan oleh karakternya. Karakter seseorang terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan atau pengulangan-pengulangan bersikap yang menentukan bentuk fisik dan realita fisik yang dijalaninya.

Jiwa-jiwa sering terjebak dalam bentuk-bentuk kehidupan keras oleh karena tingkat kesadarannya yang dipengaruhi oleh karakternya. Ini artinya suatu jiwa yang karakternya sulit memaafkan, egois, suka bertengkar akan terus-menerus menciptakan realita kehidupan fisik yang mencerminkan tingkat kesadarannya itu.
“Impianmu tidak memiliki batas tanggal berakhir. Ambil nafas yang dalam dan coba lagi.” 

Jika diukur dengan satuan waktu bumi, suatu jiwa dapat terjebak dalam bentuk realita kehidupan fisik yang penuh kegaduhan selama ribuan tahun bumi. Suatu jiwa akan terus-menerus mengulang-ulang kisah-kisah lahir dan mati sampai mampu mengelola kesadarannya. Keinginan-keinginannya yang terekam dalam karakter kejiwaannyalah yang menentukan bentuk realita fisik yang dialaminya. Suatu jiwa adalah suatu potensi kehidupan yang dapat mewujud sebagai apapun tergantung dari karakternya. Oleh karena itu perkembangan kesadarannya yang akan menentukan bentuk kehidupan seperti apa yang akan dijalaninya.
“Orang yang hidupnya sengsara pikirannya fokus pada hal-hal yang mereka benci tentang hidup mereka. Orang bahagia pikirannya fokus pada hal-hal yang mereka cintai tentang hidup mereka.” 
~The Mind Unleashed 

Dalam fisika kuantum telah dijelaskan bahwa semesta ini adalah sebentuk hologram yang adalah berupa getaran energi. Kondisi emosional suatu jiwa yang membentuk aspek kejiwaannya yang disebut karakter sebagaimana diuraikan di atas menempatkan suatu jiwa pada irama gelombang energi itu atau dengan kata lain berada di suatu frekuensi tertentu.

Kehidupan fisik di bumi disebut sebagai frekuensi getaran dengan tingkat kepadatan 3 atau lebih dikenal dengan sebutan dimensi 3. Untuk tingkat kesadaran humanoid, dimensi 3 adalah bentuk realita kehidupan terpadat sementara itu disebutkan ada 12 tingkat kepadatan di semesta ini. Untuk memasuki tingkat kepadatan lebih halus suatu jiwa harus melakukan transformasi kesadaran yang ditandai dengan perubahan karakternya.

Para pekerja cahaya adalah jiwa-jiwa tua dengan kesadaran tinggi yang turun ke bentuk fisik di bumi untuk membantu jiwa-jiwa muda melakukan transformasi kesadaran sehingga dapat keluar dari “terjebak” dalam bentuk realita padat dan realita hidup dengan kisah-kisah penderitaan. Jiwa-jiwa muda hanya akan keluar dari “terjebak” dalam bentuk realita dengan kisah penderitaan sampai dengan jika getaran kejiwaannya menjadi lebih halus yang ditandai dengan sikap pendamai.

Tantangan yang dihadapi oleh para pekerja cahaya ini adalah bahwa jiwa-jiwa yang hidup dalam kekhawatiran dan ketakutan akan menafsirkan dan menerjemahkan segala yang di luar sistem pikirnya sebagai ancaman. Itulah mengapa upaya bantuan perlu menunggu kesiapan mereka yang akan diselamatkan. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan inspirasi dan keteladanan untuk membantu mengubah pola pikir. Begitu wawasan terbuka dan pola pikir berkembang maka mereka sendiri akan mampu hidup dengan cara-cara selamat, mampu berenang dalam lautan kehidupan.
“Sepanjang malam yang gelap, selalu ada cahaya yang bersinar. Begitu kau menyadari bahwa cahaya itu ada di dalam dirimu, kau akan selalu tahu jalan.” 
~JSB 



No comments:

Post a Comment