Monday 5 March 2018

Jiwa Merdeka Tanpa Beban Emosi

Kehilangan hanya akan menjadi beban jika rasa itu terus-menerus dipikul. Bukankah aneh jika sesuatu yang sudah hilang dan tak ada namun masih menjadi beban yang dibawa-bawa?

Beban emosi ternyata lebih berat dari pada sekarung beras. Dan lebih konyol lagi, adalah lebih mudah melepaskan beban beras sekarung dari pundak dari pada melepaskan beban emosi. Celakanya, karena beban emosi tak berwujud fisik sering orang tak menyadarinya bahwa ia membawa-bawa beban itu terus-menerus.

Setiap orang pernah mengalami kehilangan namun beban emosinya mungkin masih terus dibawa-bawa yang setiap saat tumpukan beban itu terasa begitu berat saat keletihan. Trauma yang berkepanjangan dan perlu disembuhkan. Caranya tentu saja dengan melepaskannya, menurunkannya dari pundak.

“Rahasia kebahagiaan adalah bersyukur atas apa yang kau miliki, bukan jika tersedia apa yang tidak kau miliki atau apa yang telah hilang darimu.” 
~ Muniba Mazari 

Muniba Mazari adalah seorang wanita tangguh, ia mengalami banyak kehilangan. Pertama ia kehilangan kebebasannya sebagai remaja 18 tahun untuk menikah atas permintaan ayahnya. Kemudian ia mengalami kecelakaan dan harus dioperasi, hidup di atas kursi roda dan dengan konskuensi tidak bisa punya anak. Ia diceraikan suaminya. Sungguh kehilangan beruntun. Ia bertanya-tanya mengapa ia masih hidup jika hanya menjalani hidup dengan beban itu. Ia memutuskan untuk melepaskan bebannya.

Dengan melepaskan bebannya itu ia mulai melukis, terlibat dalam banyak kegiatan sosial, menjadi model, menjadi pembawa acara, menjadi duta besar PBB untuk Pakistan, Tahun 2015 masuk dalam BBC sebagai 100 perempuan paling berpengaruh, Majalah Forbes tahun 2016 menobatkannya menjadi perempuan di bawah usia 30 tahun yang paling berpengaruh.
“Mereka menyebutku disable (cacat/tidak mampu). Aku menyebut diriku sendiri mampu dengan cara lain.” 
~Muniba Mazari 

Ia menerima keadaannya dengan kehilangan itu, ia melepaskan, ia tidak menyalahkan, tidak lagi mengeluh, ia menggali lebih dalam dirinya, harta itu ada di sana, dan ia keluarkan untuk pelayanannya bagi kehidupan. Dengan melepaskan beban emosinya, ia leluasa bergerak, lincah berkarya.
“Aku terkurung dalam tubuhku, namun pikiranku bebas; maka demikian juga jiwaku, dan demikian juga roh/semangat/daya hidupku juga bebas merdeka.” 
~Muniba Mazari 

Luangkan waktu sejenak menonton video (dengan teks Bahasa Indonesia) ini, tak akan pernah menyesal. Ini keren banget dan menontonnya bisa menjadi terapi penyembuhan jiwa dari luka-luka traumatis emosional.

Video Motivasi oleh Muniba Mazari:
https://www.youtube.com/watch?v=H2M79AZXkNk&feature=share













No comments:

Post a Comment