Monday 19 March 2018

Kopi Pahit dan Manisnya Kehidupan

Paijo: Kopi pahit mang, tanpa gula.

Badu: Busyet, kagak salah itu mas?

Penjual: Biasa itu kang, Mas Paijo selalu pesan kopi pahit disini.

Badu: Emang enak?

Paijo: Jika terbiasa enak saja, ada rasa manis di mulut di sela-sela pahitnya.

Badu: Kok bisa?

Paijo: Entahlah, tapi coba jika sering mengalami pahitnya hidup, saat ada harapan sedikit saja berasa manis, iya kan?

Badu: Eh, iya juga ya?

Penjual: Cukup banyak juga yang minta dibuatin kopi pahit disini mas.

Badu: Oh, begitu ya? Baru tahu aku.

Paijo: Nah, sudah tahu belum mengapa obat penyembuh itu rasanya pahit?

Badu: Wah, aku tidak tahu mas. Tolong dijelasin dong.

Paijo: Rasa pahit itu adalah sebagai penawar kadar asam dalam tubuh. Jika lambung terlalu asam maka pencernakan tidak bekerja dengan baik sehingga sel-sel tubuh terganggu dan tidak terjadi peremajaan. Akibatnya tubuh menjadi sakit bahkan tumbuh sel-sel liar seperti tumor dan kanker.

Badu: Mengapa penawarnya bukan gula yang manis saja? Bukankah lebih nikmat?

Paijo: Kadar gula yang berlebih dalam darah dan tidak terpakai akan disimpan menjadi lemak dan juga berisiko menimbulkan penyumbatan pembuluh darah. Hanya nikmat di mulut, sebentar saja tetapi sepanjang hari badan terasa sakit, tidak nyaman.

Badu: Bisa lebih jelas lagi?

Paijo: Pahit itu adalah basa. Tubuh perlu kadar pH yang ideal dan rasa pahit akan menjadi penawar asam menyeimbangkan kadar pH itu. Perubahan pH akan mempengaruhi semua reaksi kimia dalam tubuh oleh karena itu perlu dijaga jika ingin hidup sehat dan nyaman sehingga nikmat.

Penjual: Waduh, mesti jaga makan ya?

Badu: Ala… hidup sudah susah dan sulit mengapa mesti dibuat lebih rumit dengan makanan? Sudahlah, sejenak nikmati makan dan minum enak. Memanjakan diri sedikit saja kenapa mesti dipersulit. Hahaha…

Paijo: Hehehe…. Buat aku sebaliknya mas. Lebih nikmat hidup ini punya tubuh yang sehat dan nyaman. Dengan tubuh sehat pekerjaan sesulit apapun enak dan santai saja dijalani. Badan sehat buat mikir yang rumit pasti ketemu solusinya. Tubuh enteng bisa lincah dan gesit mengerjakan pekerjaan fisik.

Penjual: Oh… iya juga ya?

Paijo: Mari disruput kopi pahitnya. Nikmati sejenak pahitnya, selanjutnya nikmati manisnya kehidupan sepanjang hari selama hidup. Jangan dibalik.

Badu: Wah… wah… baru sadar aku. Ternyata pahit itu obat penyembuh.

Paijo: Tidak ada obat penyembuh yang manis, begitu juga pahitnya pengalaman hidup menyentak membangunkan diri dari tidur panjang. Pembelajaran dari kegagalan yang menyadarkan akan kekeliruan jalan yang menghasilkan pengalaman pahit membuat tawar racun yang menggerogoti jiwa. Tak perlu lagi menyesali pengalaman pahit sebab itulah obat penawar racun yang menyembuhkan luka-luka traumatis. Maka jiwapun siap menjalani hidup baru.

Pahitnya hidupmu adalah pecahnya cangkang yang menutupi pemahamanmu. Bahkan saat cangkang biji buah pecah, jantungnya (tunasnya) mesti tegar berdiri di bawah sinar matahari (untuk tumbuh), jadi kau harus tahu sakitnya. 

~Kahlil Gibran 

No comments:

Post a Comment