Banyak pihak yang akan menawarkan janji padamu bahwa jika kau mendengarkan mereka, maka masalahmu akan beres. Kau hanya perlu percaya pada mereka sepenuhnya dan menunggu dibereskan. Tentu ini menyenangkan sekali, sebab kau tak perlu banyak bersusah payah untuk menyelesaikan masalahmu. Namun, yang perlu kau pertimbangkan apakah dengan menunggu dan masih terus menjalani hidupmu dengan cara-cara yang sama akan mengubah hidupmu?
Inilah pertanyaan-pertanyaan yang akan muncul di benakmu di masa-masa ini. Ini bukanlah kebetulan jika kau temukan tulisan ini, sinkronisitas telah membawamu pada kesempatan ini. Tidak banyak orang yang ingin tahu tentang hal ini sebab kebanyakan orang masih lebih percaya pada janji-janji manis itu. Hanya mereka yang berpikir kritis akan sadar bahwa hidup tidak akan berubah dengan tetap menjalani cara hidup dan cara berpikir yang sama dimana masalah-masalah itu timbul.
Kau adalah makhluk cahaya yang datang di alam fisik ini dengan bentuk fisikmu agar dapat berada di alam fisik ini. Tanpa bentuk fisik padatmu maka kau tak akan terlihat sehingga kau tak akan bisa menjalankan misimu. Kau butuh tubuh fisikmu untuk menjalankan misimu. Saat kau menyadari bahwa kau memiliki masalah dan perlu solusi untuk mengatasinya di situlah kau akan mulai menyadari dan mengenali dirimu, yakni semua potensimu.
Para pekerja cahaya memang sengaja turun ke bumi di tengah-tengah manusia yang hidup dalam kegelapan ini, hidup dengan cara-cara gelap berupa ketakutan, kekhawatiran, pertikaian, permusuhan; pekerja cahaya hadir untuk memancarkan cahayanya. Cahaya yang menerangi itu adalah cinta yang berwujud inspirasi untuk mendorong hidup secara bijaksana dan penuh semangat untuk kreatif mewarnai kisah hidup. Ketakutan sirna bersama keberanian untuk menjadi diri sendiri, mengeluarkan semua potensi yang adalah harta karun yang terpendam.
“Misi hidupmu tidaklah untuk menghindari kegelapan. Kau ada di sini dengan tujuan untuk masuk ke dalam kegelapan, mengumpaninya dengan cinta, membuat hidup ini bercahaya dan mengubahnya menjadi terang. Hanya cinta yang memiliki daya kekuatan untuk menyembuhkan kegelapan dalam dirimu.”
~Alyonna Parveen
Cara Mendapatkan Petunjuk
Guru yang baik akan sadar bahwa para muridnya akan mendapatkan tantangan zaman yang berbeda dengan dirinya, dan kehidupan selalu tumbuh dan zaman terus berubah lebih canggih, oleh karena itu muridnya harus lebih cerdas dan lebih pintar.
Guru yang menganggap rendah kemampuan muridnya akan menjerumuskan mereka pada kebodohan. Guru yang merasa lebih pintar dari muridnya dan bersikap otoriter mendikte justru akan membawa para muridnya yang cerdas menjadi lebih bodoh dari pada dirinya, degradasi, mundur ke zaman primitif.
Logikanya, realita kehidupan damai dan sejahtera hanya akan terwujud jika penghuninya hidup damai dan kreatif sehingga semua kebutuhan tersedia.
Jiwa yang belum siap tidak mungkin bisa hidup damai. Tidak mudah mengubah karakter! Butuh waktu lama untuk membentuk karakter. Butuh banyak latihan untuk memiliki ketrampilan. Butuh waktu lama untuk belajar dan paham.
Sementara itu, setiap jiwa hidup abadi, kematian fisik bukan akhir kisah setiap jiwa. Kematian hanya peristiwa melepas spacesuit dan melanjutkan hidup tanpa spacesuit yang dilepas itu. Tubuh fisik ini adalah pakaian ruang angkasa yang dikenakan oleh setiap jiwa/soul untuk dapat berada di realita dimensi fisik.
Maka, proses pembelajaran setiap jiwa akan terus berlanjut dari satu periode kehidupan fisik ke periode kehidupan fisik untuk mengumpulkan pengalaman dan pembelajaran sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan menciptakan realita kehidupan damai sejahtera.
Maka, jiwa yang belum siap tentu saja tidak akan mampu menjalani realita hidup damai sejahtera, oleh karena masih banyak melalukan kekeliruan. Komunikasi tidak akan nyambung, karakternya belum siap hidup damai. Takut dan khawatir membuatnya sering salah paham dengan sesama, bahkan dengan mereka yang berusaha membantu.
Oleh karena itu, sesungguhnya janji-janji hadiah surga itu secara logika tidak bisa diterima sebab karakter jiwa yang dihadiahi hidup surga tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan surga. Jiwa yang belum siap juga akan sering mencederai dirinya sendiri. Kekurangan timbul dari ketidaktahuannya akan potensi dirinya sendiri. Belum punya kreativitas untuk menciptakan kelimpahan.
Secara fisika, pikiran suatu jiwa yang akan membentuk hologram realita hidupnya. Jiwa yang karakternya ketakutan dan kawatir akan terus-menerus menciptakan hologram realita ketakutan dan kekhawatiran. Hanya sampai saat suatu jiwa mampu hidup bijaksana, barulah ia akan mampu hidup dalam realita damai sejahtera. Ini adalah penjelasan yang logis adanya, berdasarkan ilmu pengetahuan dan bukan bahan iman; ilmu yang perlu dipahami dan dikuasai.
Mati sajroning urip - transformasi
Jiwa yang terbangun kesadarannya akan memahami bahwa bukan orang lain yang harus diubah, melainkan dirinya sendiri yang harus berubah. Transformasi diri adalah keniscayaan untuk mampu menjalani hidup bahagia yang digambarkan sebagai surga itu.
Mati raga seperti puasa dan bertapa dan cara-cara lainnya merupakan cara untuk bermetamorfosis seperti ulat menjadi kupu-kupu. Istilah kerennya "mati sajroning urip" yang secara harafiah berarti mati selama dalam hidup atau mematikan nafsu/kemelekatan keduniawian.
Saat berubah menjadi kepompong ulat sibuk dengan dirinya, bertransformasi dan mengasingkan diri dari dunia luar. Ia fokus ke dalam dan selama itu tubuhnya secara bertahap melalui proses menyiapkan sayap dan juga mengubah sistem pencernaan untuk siap mengasup madu. Setelah masa mati raga itu tuntas, sang ulat sudah berubah menjadi kupu-kupu dengan sayap cantik untuk terbang. Hidupnya sama sekali berubah. Mati raga adalah proses untuk mempercantik diri.
Asupan jiwa saat mati raga adalah inspirasi-inspirasi kebijaksanaan hidup untuk bertransformasi menjadi jiwa cantik.
...((( 💓 )))...
No comments:
Post a Comment