Friday, 13 March 2020

Bijak Bersahabat dengan Alam Penyedia Kelimpahan

Manusia memang makluk aneh. Mereka menebang pohon penghasil buah untuk dibuat pemujaan lalu berdoa minta makanan. Mereka sebut ritual syukur menghormati pohon sebagai penyembah berhala. Akhirnya setelah menganggap ungkapan syukur itu sebagai musyrik dan syirik, manusia terbiasa memangkas habis pepohonan penghasil pangan dan lebih merasa suci dengan sibuk berdoa mohon diberi uang untuk membeli makanan.


Menjalani hidup nyata dengan mereka juga terkadang sulit sebab mereka sering mengkhawatirkan orang-orang yang tidak pergi beribadah seperti cara mereka, mereka sangat khawatir orang-orang yang tidak beribadah bersama mereka tidak akan masuk surga untuk hidup bahagia abadi; namun sama sekali tidak sadar bahwa hidup dalam kekhawatiran bukanlah cara dan jalan hidup bahagia.

Untuk meyakinkan orang lain mau percaya akan penjelasan mereka dan mau bergabung dengan keyakinan mereka, seringkali mereka memberikan nasehat untuk bersikap rendah hati dan tidak sombong sambil dengan berapi-api mengatakan keyakinan mereka sebagai paling benar dan yang tidak mau percaya disebut tak bertuhan; betul-betul lupa akan nasehatnya sendiri tentang kerendahan hati dan kesombongan.

Maka, bersabarlah sesabar-sabarnya untuk mulai dapat mengungkap apa artinya nasehat “yang waras mengalah saja”, sebab pada akhirnya nasehat itu telah dijalankan selama ribuan tahun dimana yang waras mengalah demi keselamatan sehingga panggung dan mimbar ceramah dikuasai mereka dan kata-kata mereka menjadi standar kebenaran yang diterima oleh mainstream. Dengan sabar dan tenang lebih mudah mengungkap dan melihat kebenarannya dan tidak terseret arus kebingungan; artinya hidup dengan memiliki pijakan jelas, dapat melihat proyeksi dampak setiap perbuatan sehingga mampu bertindak tepat dan bijak.

Kehidupan damai sejahtera berkelimpahan yang diimpikan itu mesti dibangun dengan semangat rasa hormat dan penghargaan yang tinggi kepada alam dan sesama. Kesadaran ini yang perlu dibangun dan menjadi investasi dalam hidup ini. Investasi hidup bukan hanya sekedar uang atau emas melainkan juga pikiran dan tindakan positif berbagi rasa damai dan penghargaan pada alam dan sesama yang dibarengi dengan karya-karya kreatif.

Ketika orang kehilangan hubungan mesra dengan alam, maka kemudian kuil, masjid dan gereja menjadi penting. 
~J. Krishnamurti 

§ 

Inspirasi tidak menghilangkan masalah namun akan menjadikan tekanan masalah sebagai dorongan untuk berpikir kreatif sehingga wawasan mengembang seperti tekanan angin pada ban yang membuat roda kehidupan kita berputar menggelinding.

Klik "Follow" di blog untuk berlangganan gratis inspirasi-inspirasi baru.

Monggo untuk share. Rahayu sagung dumadi.



Vibrasi cinta. 

...((( 💓 )))...

No comments:

Post a Comment