Memahami Seni Wayang dengan Fisika Kuantum

Setelah banyak belajar fisika quantum yang menjelaskan bahwa semesta ini adalah suatu hologram (holographic universe) akan sangat membantu untuk lebih mengerti ajaran-ajaran spiritual leluhur.

Alam ini disebut suwung atau kosong namun isi. Gambaran itu ditunjukkan dengan seni pewayangan dimana penonton pertunjukan wayang melihat dari sisi lain dimana dalang memainkan wayang. Apa yang kita lihat pada alam sebagai realitas sebenarnya hanyalah bayangan atau ilusi.

Saat kita melihat realita alam ini dengan indera fisik adalah posisi kita melihat pertunjukan wayang dari sisi penonton. Sebaliknya jika mampu melihat semesta ini dari kesadaran diri sejati (sebagai soul/jiwa) yang sifatnya abadi, kita memandang realita semesta ini dari sisi dalang memainkan wayang.

Sebagai bantuan jembatan untuk memahami misteri kehidupan dan menyadari realita ilusif itu leluhur juga melatih kita dengan pasemon dan sanepan yang hanya akan kita pahami artinya jika memiliki pengetahuan dasarnya. Tanpa memiliki pengetahuan tentang nama-nama kembang, kita tidak akan tahu makna pesan-pesan sanepan itu.

Realita ilusif juga hanya bisa dimengerti dengan memahami sumbernya, yaitu dalang-dalang di balik wayang/bayangan yang dilihat sebagai realita.

Pikiran sadar kita adalah dalang di balik ujud yang kita lihat sebagai realita. Saat pegelaran wayang usai dan wayang dimasukkan kembali ke kotaknya bukan berarti pagelaran semesta kehidupan selesai. Setiap saat sang dalang bisa menggelar kembali pertunjukan wayang dengan lakon cerita lain, artinya kematian fisik bukan akhir cerita kehidupan suatu jiwa yang tetap hidup di alam dimensi lain dari alam multidimensi ini.

---

Contoh gurauan sanepan:

A: Hushhh...ampun ngembang duren ... (Jangan seperti bunga durian)

B: Halahhh... Kok njur malah ngembang kacang?... (Kok malah seperti bunga kacang)

Gurauan di atas hanya bisa dipahami jika mengetahui bahwa nama bunga durian adalah "dlongop" (ekspresi wajah bengong keheranan); dan nama bunga kacang adalah "besengut" (ekspresi wajah manyun).

Hebat bukan cara leluhur kita melatih imajinasi generasi muda dengan seni budaya? Cara halus untuk melatih kecerdasan spiritual melalui seni sastra.

 § 

Investasi tidak hanya cukup berupa uang tetapi juga inspirasi yang mencerdaskan, membangun rasa damai dan bijaksana untuk mengembangkan keterampilan kreatif sehingga akan memanen hasil-hasil karya kreatif dan kebahagiaan.

Klik "Follow" di blog untuk berlangganan gratis inspirasi-inspirasi baru.

Monggo untuk share. Rahayu sagung dumadi.

Vibrasi cinta. 

...((( 💓 )))...