Tidak semua telah siap untuk belajar, banyak yang tidak tahan membaca tulisan panjang seperti banyak keluhan, tulisan panjang membuat capek. Itulah mengapa dalam sejarah agama-agama sering terlibat perang yang kejam sebab lebih memilih menggunakan okol dan pedang dari pada menggunakan argumentasi. Perang salib/sabil yang dianggap sebagai perang suci adalah contoh bagaimana okol dan pedang lebih dipilih dari pada menggunakan argumentasi, pembuktian dan verifikasi.
Akibat sikap main hajar itu, pengetahuan-pengetahuan spiritual yang memang perlu kesabaran, ketekunan, latihan bertahun-tahun untuk memahami dan menguasai ilmunya seperti gnostik di barat dihabisi. Setelah habis lalu diklaim bahwa hilangnya pengetahuan tersebut adalah karena direstui Roh Kudus, atas kehendak Tuhan. Tuhan dianggap berpihak dan mendukung cara-cara peperangan yang jelas-jelas penuh kekerasan dan kejam.
Kegiatan misi dan syiar agama dari barat banyak menghancurkan tradisi spiritual timur yang dinilai sebagai penyembahan berhala. Cara-cara kekerasan itu dianggap sebagai perjuangan memuliakan Tuhan dan memperluas kerajaan Tuhan. Diluar agamanya dianggap jahat, tidak mengenal Tuhan yang diistilahkan dengan orang-orang atau budaya kafir atau sesat yang halal untuk dilenyapkan. Tidak ada ruang dialog, diskusi dan argumentasi untuk semua yang dianggap kafir dan sesat.
Sebagai contoh mudah, sesungguhnya tradisi yang dianggap penyembahan berhala seperti menyarungi pohon beringin adalah cara mengedukasi masyarakat untuk menghargai alam dan memelihara alam. Pada gilirannya alam juga memelihara, mendukung dan melindungi manusia. Pohon beringin menyediakan air yang menghidupi selain oksigen untuk bernafas. Dalam pembelajaran spiritual lebih lanjut dipahami bahwa pohon adalah juga sebentuk kesadaran yang memiliki kecerdasan yang juga mengalami evolusi kesadaran.
Dalam ajaran spiritual timur ada ungkapan "semoga semua makhluk berbahagia" yang sangat dalam maknanya. Ungkapan tersebut mengajarkan dan mendorong untuk bukan hanya saling menghargai sesama manusia namun juga semua bentuk kehidupan sebab masing-masing bentuk memiliki kesadaran yang hidup. Setiap kesadaran akan semakin meningkat dengan cara saling menghargai dan bukan dengan merusak atau menghancurkan.
“Setiap kesadaran akan semakin meningkat dengan cara saling menghargai dan bukan dengan merusak atau menghancurkan.”
No comments:
Post a Comment