Thursday, 10 March 2016

[160311][N] Malaekat dan Dewa-Dewi Hanya Beda Sebutan – Reunifikasi Keagamaan

Mungkin orang bertanya-tanya tentang mengapa kisah-kisah malaekat menemui nabi-nabi hanya ada di Timur Tengah dan tidak ada di Indonesia misalnya, namun kisah tentang Jaka Tarub dan Dewi Nawang Wulan bisa menggambarkan bahwa sebenarnya kontak serupa juga terjadi.

Perbedaannya dalam kisah di Timur Tengah malaekat ini bahkan kadang dianggap sebagai Tuhan seperti kisah pergumulan nabi Yakub dengan Tuhan (Kejadian 32:22-30), sedang dalam kisah Jaka Tarub malaekat yang disebut dewi malah dicuri selendangnya sehingga tidak dapat pulang ke kahyangan (langitan) lalu dijadikan istri.

Namun demikian, jika teliti membaca Kitab Suci seperti dalam Kitab Kejadian juga dikisahkan tentang perkawinan silang antara manusia bumi dan manusia dari luar bumi seperti  di Kejadian 6:4.

“Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan.”

Dalam versi Kitab Kejadian ttg perkawinan silang antara manusia bumi dan para dewa alias orang dari langit alias orang dari luar bumi itu disebut anak-anak Allah.

Dokumen-dokumen Sumeria adalah bagian dari teks-teks yang dianggap tidak bisa dikompilasi menjadi Kitab Suci pada saat kanonisasi dalam sejarah Gereja Roma dianggap menyesatkan sehingga banyak yang dimusnahkan seiring dengan perlakuan keras pada mereka yang disebut kaum bidaah yang dianggap sesat. Kejadian sejarah ini yang menyebabkan seolah kisah-kisah dewa-dewi dalam tradisi keagamaan timur berbeda dengan tradisi keagamaan di Timur Tengah, namun dengan masih adanya teks-teks yang tersisa dan mulai dimunculkan ke publik terutama melalui internet, kisah-kisah Sumeria bisa kembali diakses.

Pemahaman ini selanjutnya akan menyatukan kembali semua ajaran berbagai agama baik tradisi timur dan tradisi barat yang selama ini seolah terpisah dan berbeda. Perlu dicatat bahwa dalam tradisi Yunani juga sangat kaya dengan kisah dewa-dewi, maka sebenarnya semua agama memiliki satu tradisi yang serupa.

Pertanyaan selanjutnya, mengapa bisa terbentuk berbagai agama dengan ajaran yang begitu berbeda bahkan timbul konflik, persaingan, permusuhan dan perang?

Jawabannya adalah karena kurangnya pengetahuan dan wawasan  yang membuat penafsiran dan pemahamannya menjadi berbeda-beda. Dogma atau doktrin keagamaan semuanya hanyalah hasil penafsiran semata yang dibakukan dan dianggap wahyu Tuhan, sementara dari uraian di atas bisa dilihat bahwa yang disebut Tuhan itu ternyata adalah sosok-sosok orang dari luar bumi yang disebut malaekat dalam tradisi Timur Tengah dan disebut dewa-dewi dalam tradisi timur.

Tradisi Timur Tengah memiliki karakter keras dalam menjaga dogma mereka dan menuntut ketaatan mutlak pada ajaran bahkan tak jarang menggunakan kekerasan. Tindakan kekerasan inilah yang menyebabkan seolah-olah mereka paling benar dan durasi waktu eksistensi ajaran yang terus bertahan diklaim sebagai restu Tuhan tetang ajaran dogmatis mereka. Tentu saja orang takut menafsirkan secara mandiri dan orang takut dikucilkan atau bahkan terancam nyawanya jika dinyatakan sebagai sesat atau bidaah. Sering kali orang lupa bahwa ajaran yang dianggap paling benar itu mendominasi karena menggunakan cara-cara kekerasan, intimidasi dan kejam sebagaimana telah tercatat dalam sejarah. Perang salib yang dianggap suci merupakan bagian dari sejarah kekerasan agama yang mestinya bisa menjadi pembelajaran.

Hanya dalam cinta semua teka-teki dan misteri sejarah dan kehidupan ini dapat terungkap dan terbuka secara gamblang. Inti ajaran spiritual pada umumnya dan bersifat universal adalah tentang praktek hidup dalam cinta kasih dan bijaksana sehingga kehidupan damai dimungkinkan terwujud di bumi dan di seluruh semesta raya.

Uraian di atas juga menjelaskan bahwa sesungguhnya manusia bumi dan orang dari luar bumi yang ada pada saat ini memiliki asal-usul dan leluhur yang sama dari hasil perkawinan silang itu mengingat peristiwa perkawinan silang itu juga terjadi di berbagai tempat di bumi dan itu mungkin menjawab mengapa ada berbagai macam ras dan warna kulit berbeda di bumi karena hasil perkawinan silang dengan berbagai ras dari berbagai galaksi.  

[https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10208819316543188&set=a.10207960850202066.1073741854.1321815697&type=3&theater]

Silahkan untuk share.

Sony H. Waluyo, 11 Maret 2016

Love & light …((( <3 )))…

** ** **


No comments:

Post a Comment