Bisa perhatikan masyarakat padang pasir yang kurang berkembang seni budayanya, masyarakat yang keras temperamental. Iklim yang keras membuat mereka mengimajinasikan Tuhan yang bersifat keras (Tuhan menurut prasangka) dan penghukum.
Memang berbeda dengan masyarakat tropis kepulauan yang hidup di tanah yang subur. Pengalaman hidup dalam kelimpahan alam membawa pada refleksi bahwa Sang Pencipta adalah baik dan pemurah. Kelimpahan yang membuat banyak waktu luang untuk berkarya seni. Pengalaman hidup berkelimpahan diekspresikan oleh masyarakat Nusantara dengan seni budaya, musik, tari dan cerita yang penuh petuah bijak.
Bisa kita lihat tembang-tembang Jawa yang muatannya penuh petuah, pesan-pesan spiritual yang begitu dalam. Bukan itu saja, cara memilih kosa kata, dengan unsur tebak-tebakan (nyandra) memerlukan ketajaman pikiran untuk menangkap maknanya, melatih otak berkembang.
Alunan musik juga menjadi teknik tuning frekuensi dengan vibrasi harmonis (tidak sumbang). Tidak mengherankan jika masyarakat Nusantara memiliki keanekaragaman budaya indah, mencerminkan penciptaan kehidupan indah.
Sumber foto: http://plesiryuk.com
...((( 💓 )))...
No comments:
Post a Comment