Wednesday, 5 December 2018

Ilusi Keterpisahan

Masing-masing individu jiwa ibaratnya sebuah ombak yang muncul di permukaan laut, saat ombak kembali masuk ke dalam lautan, maka hilanglah identitas individual itu dan kembali menyatu dengan lautan.

Demikian pula suatu jiwa di alam semesta, saat sifat ego muncul seolah menjadi terpisah dari semesta. Namun saat keegoan itu luruh akan melebur menyatu sebagai satu kesatuan kesadaran semesta.

Identitas-identitas komunal yang memisahkan bisa berupa pemisahan berdasarkan warna kulit, suku bangsa, ideologi, politik negara dan agama. Persaingan dan saling berebut untuk gagasan membela kesatuan telah menjadi ilusi sehingga kehidupan ini banyak diwarnai pertikaian, permusuhan, peperangan dan penderitaan.

Masalah lain, tehnologi yang dikembangkan manusia juga cenderung merusak alam, seperti penggunaan bahan kimia dan pestisida yang menghilangkan hewan-hewan dan mikroba yang memainkan peran dalam rantai ekosistem. Saat keseimbangan ekosistem itu semakin parah terganggu, kehidupan menjadi terasa semakin berat oleh ketergantungan-ketergantungan pada produk buatan.

Manusia perlu kembali menggali kearifan lokal terkait dengan keseimbangan lingkungan agar hidupnya terjamin sejahtera bersamaan dengan menyatu kembali selaras dengan ekosistem alam. Saat manusia dapat menghormati alam dan berdamai dengan alam maka masalah hidup bersama dengan sesama tentu jauh lebih mudah. Alam memiliki kecerdasannya sendiri untuk terus-menerus menyeimbangkan diri dan manusia hanya perlu menyelaraskan diri dalam gerak dinamis itu.

Saat jiwa-jiwa manusia kembali menyatu dengan alam, tidak lagi bersikap memisahkan diri, saling berbagi dan memelihara kelestarian alam maka kehidupan di bumi akan kembali menjadi taman indah.




...((( 💓 )))... 

No comments:

Post a Comment