Friday, 7 December 2018

Meditasi – Memegang Kendali Pikiran Sepenuhnya

Ada yang berpendapat bahwa tujuan meditasi adalah mematikan pikiran, namun sebenarnya bukanlah untuk mematikan pikiran melainkan menyadari pikiran-pikiran yang muncul. Itulah mengapa ada yang kemudian merasa gagal dan frustasi karena merasa tidak berhasil mencapai tujuan mematikan pikiran atau mematikan egonya.

Dengan mulai meditasi orang akan menyadari betapa liarnya pikiran sehingga pikiran digambarkan seperti kera yang tidak bisa diam, loncat sana loncat sini, tidak fokus. Pikiran yang tidak fokus membuat orang tidak mampu menyelesaikan misinya, tidak tuntas karena terus-menerus berganti arah dan berganti topik.

Praktisi meditasi juga sering dianggap sebagai orang yang lari dari kenyataan kehidupan, terlebih para pertapa yang menyepi dari keramaian. Namun sesungguhnya justru sebaliknya. Praktisi meditasi dan pertapa justru benar-benar memahami hidup ini sesungguhnya apa dan memegang kendali atas hidupnya. Mereka mampu melihat kenyataan hidup dengan jernih sehingga dapat mengatur dan menempatkan diri serta memilih jalan hidupnya sendiri yang dengan demikian tidak diombang-ambingkan oleh riak kehidupan.

Praktisi meditasi dianggap lari dari kenyataan hidup karena memiliki pemahaman yang berbeda dari mayoritas manusia pada umumnya. Mereka tidak mengikuti apa yang dianggap benar oleh umum. Mereka melihat manusia hidup dalam ilusi, hidup dalam kepura-puraan dan kebohongan. Mereka memilih menyingkir dari perdebatan dan obrolan umum sebab seringkali muatan obrolan-obrolan itu kosong, ilusi, kepura-puraan yang bahasa populernya sekarang adalah hoaks. Mereka tidak mau bertengkar karena melihat lawan bicaranya tidak akan mampu menerima penjelasan selama mereka belum praktek meditasi.

Praktisi meditasi, melalui sikap diam dalam hening membaca dan mengenali pikiran-pikirannya, merasakan dan mencermati alam dan lingkungan sehingga benar-benar paham kenyataan alam dan kehidupan yang sesungguhnya. Itulah mengapa dikatakan bahwa dengan hening dalam meditasi membuat orang benar-benar berpikir.

“Jika ingin tetap terus hidup jangan lupa bernafas” adalah sebuah humor yang nampaknya sederhana namun memiliki makna sangat dalam. Kegiatan bernafas adalah hal biasa dan dianggap otomatis sehingga tidak disadari sering diluar kendali yang berakibat pada timbulnya berbagai malfungsi tubuh dan penyakit. Praktisi meditasi terbiasa menyadari nafasnya, mengendalikan nafasnya sehingga emosinya stabil, terkontrol yang berdampak pikirannya ada dalam genggaman kendalinya. Praktisi meditasi memegang kendali atas pikiran dan tubuhnya seperti nahkoda yang siap mengarungi lautan kehidupan di tengah badai sekalipun.

Ada ungkapan energi mengalir kemana pikiran mengalir, yang artinya dengan kemampuan memegang kendali atas pikiran berarti mampu mengendalikan arah dan aliran energi untuk menciptakan realita kehidupan. Dengan memiliki pengetahuan spiritual dan fisika kuantum nalar konsep ini dapat dipahami dengan gamblang. Avatar adalah sebutan bagi para ahli/master pengendali energi.

Para praktisi meditasi dengan kemampuannya mengendalikan pikirannya dapat menciptakan realita hidupnya sesuai yang diinginkannya. Mereka adalah para master kehidupan dan berperan sebagai co-creator kehidupan yang mumpuni.




…((( 💓 )))…

No comments:

Post a Comment