Thursday, 8 August 2019

Bisnis Perang & Rahasia Kehidupan Damai

Sesungguhnya tidak ada perang yang suci. Semua perang adalah perkara bisnis dengan perputaran uang yang menggiurkan. Situasi perpolitikan di Indonesia sepanjang 2014-2019 dengan aroma kental penggunaan agama untuk tujuan politik hanya meng-highlight bahwa praktek penggunaan agama dalam perebutan kekuasaan politik telah berlangsung ribuan tahun di berbagai wilayah bumi.

Perang dan gaduh itu menghasilkan uang, terutama jika dibumbui dengan sentimen agama, ditambah narasi hoax dan anarki. Dukungan akan mengalir dari dalam dan luar negeri. Negeri yang gaduh tidak akan mampu membangun dan mencerdaskan warganya, mudah sekali disulut emosi dan dibodohi, tetapi merasa suci karena membela agama. Sekarang paham kan, mengapa Israel-Palestina tidak bisa damai? Sentimen keagamaan dari konflik Israel-Palestina bisa menghasilkan uang dan untuk mengatur struktur politik di berbagai negara di bumi.

Sementara Tuhan hanya bisa menunggu, manusia belum juga kapok ditipu dengan janji palsu jika memusuhi dan menghabisi mereka yang dianggap musuh akan mendapat hadiah hidup damai di surga. Manusia tidak kunjung mampu berpikir dan menggunakan nalarnya, mana mungkin ada kehidupan damai dicapai dengan cara rusuh?

Tuhan sebenarnya juga ingin protes, tetapi sepertinya percuma diskusi dengan manusia yang emosian. Tuhan sudah bosan dituduh sebagai pembuat agama-agama yang berbeda-beda dan penganutnya sering merasa paling benar, bersaing dan konflik. Semua agama adalah buatan manusia dan manusia mencatut Tuhan supaya dipatuhi. Padahal di balik semua itu adalah kepentingan uang dan kekuasaan.

Namun Tuhan tidak bisa memaksa orang untuk tahu dan sadar, sebab mereka yang belum siap tidak akan mampu mencerna dan memahaminya. Mereka tidak akan bersyukur menerimanya bahkan akan ketakutan. Apa yang tidak bisa dipahami oleh manusia akan dianggap sangat menakutkan.

Rahasia Penciptaan Kehidupan Damai

Rahasia penciptaan kehidupan damai yang disebut surga hanya bisa dipahami saat seseorang mampu mengendalikan emosinya. Peristiwa politik yang begitu intens beberapa waktu ini hanyalah untuk mendorong manusia menyadari apa yang selama ini terjadi untuk diamati, dicerna dan menjadi bahan pembelajaran. Semua diungkap untuk membangkitkan kesadaran.

Pengertian dan pemahaman hanya akan didapatkan sejauh mampu mencerna dan oleh karena itu akan ditentukan oleh tingkat kesadaran dengan landasan wawasan dan pengetahuan. Tidak semua orang siap untuk mencerna dan memahami sebab diperlukan keberanian untuk berpikir mandiri, sikap kritis mempertanyakan dan menggali, kepercayaan diri serta keteguhan. Tekanan dari pola pikir mayoritas yang dianggap benar akan sangat kuat seperti tergambar dengan labelisasi sesat/kafir/bidaah/atheis hingga ancaman fisik.

Mereka yang belum sadar tidak akan mampu melihat dan ketakutan sebab mereka tidak dapat memahaminya. Sederhananya, mereka terbiasa berpikir dalam pola baik-buruk/salah-benar sehingga tidak mampu melihat bahwa segala sesuatu saling terkait, berjalan dalam proses yang mengalir dalam keseimbangan untuk tumbuh. Sebagian lainnya takut kehilangan pegangan dan harapan seperti janji-njanji surga saat mempertanyakan dan menggali fakta-fakta sejarah untuk verifikasi kebenaran.

Untuk mencapai kesadaran seseorang harus berani melepaskan hubungan pertemanan atau keluarga yang semula tersambung karena kesamaan pola pikir. Dalam lingkungan masyarakat relijius, tantangan ini sangat besar sebab kebangkitan kesadaran akan membuatnya dianggap aneh, berkhianat atau murtad.

Para pemberani ini akan muncul sebagai pembaharu dan menjalankan perubahan dengan menyadari sungguh-sungguh keadaan yang dihadapi. Mereka sadar bahwa kesadaran tidak dapat dipaksakan, oleh karena itu secara aktif mencari jalan memutar dan kreatif dari pada melakukan konfrontasi langsung. Berdebat jelas tidak ada gunanya. Inspirasi dan keteladanan lebih efektif untuk menggerakkan perubahan.

Vibrasi damai akan semakin kuat saat jumlah manusia yang terbangkitkan kesadarannya tumbuh menjadi mayoritas. Keberanian dan keteguhan dalam berbagi wawasan pengetahuan dan inspirasi membuat semakin banyak orang bangkit kesadarannya dan mampu berdiri teguh menjangkarkan vibrasi cinta di bumi. Energi lama dengan pola persaingan dan keterpisahan akan menghilang dan digantikan dengan energi baru yakni energi cinta yang membuat manusia hidup dalam persaudaraan dan selaras dengan alam, hidup damai, sejahtera dan bahagia – era keemasan.

Hanya cahaya yang dapat menyingkirkan kegelapan. 
Hanya cinta yang dapat mengakhiri permusuhan. 
Hanya keindahan yang dapat menciptakan keelokan surga. 

Nusantara mercusuar dunia. 

…((( 💓 )))…

No comments:

Post a Comment