Monday, 26 August 2019

Perangkap Pikiran Emosional

“Cinta adalah cara dan jalan untuk menghormati dan menghargai sesama sehingga mampu untuk lebih fokus melakukan refleksi pengalaman hidup dan melakukan pembenahan, maka jalan dan cara hidup semakin rapi dan mulus. Jiwa yang dipenuhi dengan rasa cinta akan tumbuh semakin kreatif sehingga melahirkan karya-karya dengan sentuhan seni untuk menciptakan kelimpahan.”
Sumber Foto: Internet

Permainan yang paling manipulatif dalam kehidupan di bumi ini adalah permainan setan-setanan. Sekalipun setan katanya menakutkan namun permainan ini sangat disukai oleh manusia. Kisah dan pengalaman horor seolah tak pernah habis menjadi menu berita utama.

Konflik terus-menerus menjadi sajian dan pilihan utama sehingga bisa dikatakan sebagai sangat dicintai, dibenci namun selalu dirindukan. Ini sungguh luar biasa sebab berita konflik di era media sosial ini sangat diminati dengan dikomentari dan dibagikan selama berhari-hari dan terus berseri. Berita hoakspun menjadi marak sebab sangat menguntungkan secara ekonomi. Sajian berita yang laris dibagikan dan dikomentari adalah sumber uang yang didapatkan dari iklan.

Saat manusia terpancing emosinya, pikirannya tidak bisa diam untuk mencari-cari sisi kelemahan dan melontarkan emosinya. Malangnya pikiran yang tersulut emosi selalu terburu-buru dan mudah meledak, gagal mencermati dan mencerna semua informasi, sehingga peluang ini selalu menarik dimanfaatkan untuk dengan mudah mengontrol manusia.

Tingkat pendidikan tinggi bukan berarti terbebas dan aman dari permainan manipulatif ini, bahkan mereka yang emosional sering dijadikan panutan dengan kepintaran argumentasinya untuk menggiring lebih banyak pengikut terlibat dalam konflik yang lebih rumit.

Sementara para pengikut dan pendukung mengelu-elukan, mereka semakin jauh terperangkap dalam kebanggaan semu dengan merasa pintar dan lihai bermain kata-kata dan argumen. Keadaan itu dirasakan sebagai cara yang tepat untuk mencapai kepentingan dan mempertahankan zona nyaman mereka.

"Tidak ada hal yang dapat membuat dirimu merasa terganggu lebih banyak dan lebih reseh dari pada pikiranmu sendiri. Pada kenyataannya gangguan itu hanya seolah-olah datang dari orang lain, namun sesungguhnya bukan dari orang lain. Pikiranmu sendirilah sumber gangguan yang paling reseh." 
~Dalai Lama 


Tentu saja masalah-masalah tidak akan mendapatkan solusinya dan terselesaikan, sebab mereka yang berkonflik secara emosional tidak mencari jalan keluar dan titik temu tetapi sibuk mencari kelemahan lawan konfliknya untuk saling menghancurkan. Mereka yang sibuk menyalahkan orang lain tidak akan pernah belajar memperbaiki diri dan tidak akan mengubah cara hidupnya sehingga akan lagi dan lagi jatuh pada lubang masalah yang sama, lubang yang digalinya sendiri.

Obat mujarab untuk penyembuhan dan keluar dari perangkap manipulatif ini adalah ketenangan. Jiwa yang tenang akan dengan mudah mencermati dan menganalisa apa yang muncul dari berbagai sudut pandang. Jiwa yang tenang lebih memilih cara-cara cinta yang membahagiakan untuk mengekspresikan dirinya.


Cinta adalah cara dan jalan untuk menghormati dan menghargai sesama sehingga mampu untuk lebih fokus melakukan refleksi pengalaman hidup dan melakukan pembenahan, maka jalan dan cara hidup semakin rapi dan mulus. Jiwa yang dipenuhi dengan rasa cinta akan tumbuh semakin kreatif sehingga melahirkan karya-karya dengan sentuhan seni untuk menciptakan kelimpahan.

Rahayu sagung dumadi. 
...((( 💓 )))...

No comments:

Post a Comment