Seni budaya Nusantara bukan hanya indah dipandang namun juga memuat pesan-pesan spiritual yang dalam. Gerak tari, busana dan irama tetabuhannya merupakan simbol-simbol spiritual yang bisa digali maknanya. Suatu cara cerdas menyampaikan pengajaran spiritual yang rumit dan rahasia kehidupan dengan cara-cara sederhana dan mudah, cukup dengan melakukannya orang akan sampai disana dan mencapai pengetahuan secara otomatis. Dalam berbagai ragam seni tari digunakan selendang atau hiasan bulu serta gerakan-gerakan tangan seperti burung mengepak-ngepakkan sayap. Penari diajak berimajinasi terbang menjelajah semesta raya. Imajinasi yang lepas bebas membawa jiwa keluar dari batas-batas yang seolah seperti tembok yang padat dan tak mungkin ditembus. Imajinasi bersifat halus namun kelembutannya memiliki kekuatan dahsyat untuk menembus semua kemungkinan. "Urip nang Bumi iki mung sadermo mampir ngombe", ungkapan yang berarti kita hanya sejenak singgah untuk minum di Bumi ini. Sebagai jiwa/soul perjalanan hidup kita akan terus berlanjut berwisata menjelajah semesta raya ini, tidak terbatas oleh raga fisik dan kehidupan jiwa/soul melampaui batas-batas usia fisik. Tubuh fisik ini hanyalah pakaian ruang angkasa untuk bisa mendarat di alam dimensi fisik di bumi.
Selendang atau hiasan bulu serta gerakan tangan seperti burung mengepakkan sayap membawa penari berimajinasi terbang menjelajah semesta raya. "Urip nang Bumi iki mung sadermo mampir ngombe", ungkapan yang berarti kita hanya sejenak singgah untuk minum di Bumi ini dan akan terus melanjutkan wisata menjelajah semesta raya ini.
Berbagai tradisi peringatan arwah dalam budaya spiritual Nusantara seperti peringatan 3, 7, 40, 100 dan 1000 hari mengingatkan bahwa setelah kematian jiwa/soul tetap hidup dan memasuki kehidupan baru di alam dimensi lain yang lebih halus dan tidak sepadat ketika memiliki tubuh fisik. Berbagai peringatan itu juga mengingatkan bahwa manusia juga dapat terus berkomunikasi dengan mereka yang ada di alam dimensi lain. Tetabuhan musik pengantar tarian mengingatkan bahwa dengan mengikuti irama nada indah perjalanan hidup juga akan menampilkan pengalaman hidup yang indah. Mereka yang terbiasa mengikuti irama dan vibrasi indah akan menjalani realita kehidupan indah. Alam multidimensi dengan realitanya masing-masing hanya dibatasi oleh rentang frekuensi vibrasi kesadaran. Nikola Tesla, seorang ilmuwan, mengatakan bahwa jika ingin memahami rahasia kehidupan ini coba galilah pengetahuan tentang energi, vibrasi dan frekuensi. Berbagai mitos yang ada di Nusantara juga mengatakan bahwa leluhur mereka turun dari langit atau dengan kata lain berasal dari luar bumi. Ungkapan “Jagad gumelar, jagad gumulung” yang artinya kehidupan digelar dan digulung musnah mengingatkan bahwa peradaban di bumi telah berulang kali tumbuh dan mengalami kehancuran. Setiap kali setelah suatu peradaban di bumi hancur dan musnah maka datanglah mereka dari luar bumi menyemaikan kembali kehidupan di bumi. Hal ini termuat dalam berbagai mitos dan catatan di berbagai kitab serta jejak-jejak arkeologis yang tersisa. Seni tari mengajak jiwa-jiwa mengikuti imajinasinya seluas-luasnya untuk mampu lepas dari sekat dan batas, terbang bebas melampaui semua hambatan, menjadi jiwa merdeka dan melanjutkan penjelajahannya mengarungi semesta raya.
"Langit bukan batasnya. Sistem kepercayaanmu yang membatasi dirimu."
Bintang-bintang yang terlihat di langit malam hanyalah sebagian kecil dari bintang-gemintang yang ada dan tak terlihat dari bumi. Ada trilyunan galaksi di luar sana sementara itu di galaksi kita, Bima Sakti, diperkirakan ada 100 milyar matahari. Kepakkan sayapmu, kembangkan imajinasimu dan nikmatilah wisata indah di semesta raya ini.
Arca entitas bersayap di Candi Sukuh,
Karanganyar
Rahayu sagung dumadi.
...((( 💓 )))...