Tuesday 14 April 2020

Pradaksina untuk Cerdas Kreatif Bijak

Lingga - Yoni merepresentasikan aspek maskulin dan feminin yang sebenarnya ada dalam kesadaran setiap diri.

Jika seseorang terlalu dominan aspek maskulinnya, maka akan cenderung menggunakan kekuatan fisik dan kasar. Jika seseorang dominan aspek feminimnya, maka akan cenderung kurang memiliki keberanian atau lemah.

Pria cenderung lebih dominan otak kirinya yang membuatnya lebih berpikir analitis dan mendetil menggunakan logika namun cenderung hanya fokus pada satu hal.

Sebaliknya, wanita lebih dominan otak kanannya yang membuatnya lebih menggunakan perasaan sehingga artistik, yang diwakili dengan suka berdandan; namun wanita cenderung tidak fokus pada satu masalah yang membuatnya mampu melakukan multitasking. Kemampuan ini diperlukan sebagai seorang ibu yang harus mengurus banyak hal sekaligus.

Dalam kehidupan yang lebih didominasi oleh aspek maskulin yang timbul adalah pola persaingan, adu kuat, rebutan wilayah kekuasaan, konflik dan peperangan.



Dalam pembahasan tentang Merkaba, disebutkan tetahedron aspek maskulin berputar berkebalikan arah dengan tetahedron aspek feminin pada setiap orang. Latihan-latihan bisa dilakukan untuk menyelaraskan aspek maskulin dan feminin ini.

Jika seseorang memiliki aspek maskulin dan feminin yang seimbang dan selaras maka ia akan memiliki sifat-sifat unggul maskulin dan feminin secara sekaligus. Ia tumbuh menjadi pribadi yang lembut artistik kreatif sekaligus pemberani untuk menjalankan ide-idenya kreatifnya.

Lingga Yoni biasanya ditemukan di candi-candi dan ritual Pradaksina yaitu berjalan mengelilingi suatu obyek seperti candi dilakukan dengan tujuan aktivasi dan penyelarasan keseimbangan aspek maskulin dan feminin.

Pradaksina berarti berjalan mengelilingi obyek dari timur ke selatan atau searah jarum jam. Di Borobudur Pradaksina dilakukan 3 kali putaran sementara di candi-candi berukuran lebih kecil dilakukan 7 kali putaran. Tradisi di Minahasa menyebutkan dilakukan 9 kali putaran.

Candi-candi sendiri merupakan Mandala yang menggambarkan riak gelombang energi elektromagnetik alam semesta yang dibuat dengan memperhitungkan titik-titik simpul grid bumi, dengan pola batik kawung atau dikenal dengan flower of life. Ibaratnya candi-candi dan situs megalitikum adalah paku bumi yang menjaga keseimbangan dan keselarasan grid energi elektromagnetik bumi.

Jadi, sebenarnya fungsi candi bukanlah sebagai tempat pemujaan, melainkan sebagai tonggak energi yang juga berfungsi sebagai Mandala yang bervibrasi dengan pola indah untuk mempertahankan vibrasi bumi pada polanya sehingga tercipta realita alam yang indah dan mensejahterakan.

Dengan melakukan ritual Pradaksina orang-orang di masa lalu melakukan kalibrasi sistem energi pada dirinya, untuk peningkatan kesadaran dan keselarasan aspek maskulin dan femininnya. Dengan kemampuan itu maka manusia dapat memainkan peran sebagai mitra kerja penciptaan alam semesta damai dan indah dengan karya-karya kreatif.

Inilah rahasia mengapa Nusantara di masa lalu mampu menciptakan berbagai seni budaya indah dan pengetahuan spiritual begitu tinggi serta membangun monumen-monumen yang berfungsi sebagai piranti spiritual alat bantu penciptaan kehidupan indah, damai dan sejahtera.

 

§

Investasi tidak hanya cukup berupa uang tetapi juga inspirasi yang mencerdaskan, membangun rasa damai dan bijaksana untuk mengembangkan keterampilan kreatif sehingga akan memanen hasil-hasil karya kreatif dan kebahagiaan.

Klik "Follow" di blog untuk berlangganan gratis inspirasi-inspirasi baru.

Monggo untuk share. Rahayu sagung dumadi.



Vibrasi cinta.

...((( 💓 )))...

No comments:

Post a Comment