Friday 3 April 2020

Pembersihan Wabah Kehidupan

Janganlah kau menghakimi orang lain sebab dengan caramu menghakimi itu pula kau juga akan dihakimi. Kata-kata Isa/Yesus ini mengingatkan bahwa segalanya akan berbalik kepada diri sendiri dengan cara kita menilai dan bersikap.

Tugas bakteri dan virus adalah menghancurkan dan ngurai sampah sehingga menjadi pupuk yang menyuburkan. Bukankah sungguh mulia tugasnya?

Yang menjadi masalah adalah, apakah cara hidup kita bagaikan sampah yang juga perlu dihancurkan dan diurai kembali? 
Ketika kita menghakimi bakteri dan virus sebagai buruk namun melupakan semua keserakahan dan sifatnya yang merusak alam, maka alam akan memandang kita sebagai bagian dari sampah yang perlu didaur ulang. 
Sebaliknya, jika kita melihat virus dan bakteri dengan mata cinta, maka kita akan melihat misi cinta mereka mengurai sampah menjadi pupuk yang menyuburkan. Dan saat kita hidup dalam cara-cara cinta maka kita menempatkan diri dalam aliran hidup lestari penuh kelimpahan.

Cara pandang kita atas kehidupan ini sangat menentukan pola pikir, sikap dan perilaku yang membawa kita sendiri pada pengalaman-pengalaman hidup. Ini artinya pikiran kita yang menentukan arah dan realita kehidupan yang kita jalani.

Ketika pikiran kita dipenuhi dengan penghakiman baik-buruk maka kita akan menempatkan diri menjauh dari setiap hal yang kita anggap sebagai buruk menurut penilaian kita, sementara setiap hal, makhluk dan orang memiliki sisi positif dan negatifnya.

Ini artinya, jika semua hal yang dinilai buruk oleh kita harus dimusnahkan maka kita justru menolak aliran kelimpahan kehidupan ini sehingga hidup dalam kekurangan, kekhawatiran, merasa terancam dan hidup dalam ketakutan.

Mari kita lihat sikap orang saat khawatir seperti saat menghadapi lock down dengan memborong dan menimbun barang-barang sehingga menjadi langka dan mereka yang benar-benar membutuhkan malah kesulitan untuk mendapatkannya. Keserakahan, persaingan dan konflik adalah turunan dari wabah ketakutan.

Reaksi dari orang yang merasa takut dan terancam juga menolak dan berusaha memusnahkan apa yang dianggap sebagai ancaman. Inilah yang menjadi sumber permusuhan dan konflik dalam kehidupan di bumi selama ini. Bagi bumi sebagai ibu kehidupan, sikap serakah dan permusuhan yang menghasilkan konflik-konflik adalah wabah penyakit bagi kehidupan.

Sekarang mari kita lihat virus dan bakteri dengan mata cinta, maka kita akan melihat misi cinta mereka mengurai sampah sehingga menjadi pupuk yang menyuburkan. Saat kita melihat dengan mata cinta, rahasia kelimpahan rancangan Tuhan itu terbuka, dan kita hidup dalam aliran kelimpahan itu.

Ini artinya, cinta membuat kita hidup dan selamat dari kehancuran sebab dalam semangat dan cara cinta kita juga bertindak seperti bakteri dan virus yang mengurai sampah menjadi pupuk yang menyuburkan kehidupan. Sikap cinta membuat kita siap menerima semua apa adanya, bukan menolaknya, melainkan menerima sebagai peluang dan mengolahnya sebagai karya kreatif yang adalah solusi bagi kesuburan kehidupan.

Wabah kehidupan di bumi ini sedang dalam proses dibersihkan, namun tidak dengan cara memerangi untuk memusnahkannya, melainkan dengan mengubah cara pandang manusia yakni dari pola hidup dalam ketakutan ke pola hidup dalam cahaya cinta. Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti.


§ 

Investasi tidak hanya cukup berupa uang tetapi juga inspirasi yang mencerdaskan, membangun rasa damai dan bijaksana untuk mengembangkan keterampilan kreatif sehingga akan memanen hasil-hasil karya kreatif dan kebahagiaan.

Klik "Follow" di blog untuk berlangganan gratis inspirasi-inspirasi baru.

Monggo untuk share. Rahayu sagung dumadi.



Vibrasi cinta. 

...((( 💓 )))... 

No comments:

Post a Comment