Saturday 4 April 2020

Membangun Kehidupan Surga

Konflik antar agama sangat memprihatikan dan perlu solusi nyata. Para penganut agama-agama dari mazab berbeda-beda terlihat saling bersaing, bertengkar dan berperang demi janji iming-iming akan mendapatkan ganjaran surga. Pertanyaannya kemudian, jika benar mendapatkan hadiah surga lalu mau ngapain di surga?

Kelihatannya sepele namun pertanyaan apa yang akan dilakukan di surga itu akan benar-benar merupakan sesuatu yang harus dihadapi.

Jika kita tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan maka benar-benar akan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Agama-agama tidak menyiapkan orang dengan pengetahuan dan ketrampilan untuk siap menjalani hidup di surga.

Apakah di surga semua dilayani bagaikan raja dan pangeran oleh para pelayan atau malaikat surga?

Gambaran surga seperti itu sangat jelas dilatarbelakangi gaya hidup para raja di masa silam. Gambaran seperti itu sangat kuat di wilayah gurun yang gersang dan sering konflik antar suku dengan raja-raja kecil. Hidup seperti raja yang dilayani dan serba kecukupan dianggap sebagai gambaran surga.

Ajaran-ajaran samawi (Yahudi, Kristen, Islam) memiliki latarbelakang dan basis pengajaran yang serupa dengan latar belakang pengalaman hidup mereka.

Mungkin bisa dikatakan pengaruh lingkungan dan keadaan faktual di masa itu yang mempengaruhi ajaran-ajaran keagamaan dan theologi yang dibangun.

Lingkungan yang berbeda memberikan pengalaman spiritual yang berbeda dan berdampak pada pengembangan ajaran-ajaran spiritual yang berbeda. Spiritualitas di Nusantara tampak jauh berbeda dengan mereka yang hidup di padang gurun.

Bisa dikatakan bahwa ajaran-ajaran spiritual di Nusantara berbasis pergulatan hidup dengan alam, dengan kata lain adalah agama alam.

Spiritualitas Nusantara memberikan pertama-tama pondasi kesadaran untuk hidup selaras dengan alam melalui ritual-ritual penghormatan pada alam.

Ada kesadaran kuat bahwa alamlah yang menyediakan kebutuhan hidup sehingga perlu dihargai dan dipelihara. Kebutuhan hidup tidak dipenuhi dengan cara memerangi dan saling berebut padang penggembalaan.

Ajaran spiritual Nusantara lebih jauh memberikan pengetahuan dan tuntunan tentang ilmu alam, gerak dinamis alam, pergerakan bintang-bintang yang mempengaruhi kehidupan dan pola atau siklus tanam di bumi.

Dengan bekal pengetahuan dan ketrampilan menggunakan pengetahuan tentang alam serta alat-alat bantu spiritual semua kebutuhan hidup akan terjamin.

Kesadaran itu memberikan wawasan lebih jauh dan mendalam tentang cara kerja alam dan melihat bagaimana semua komponen alam bekerja dalam dinamika keseimbangan.

Spiritualitas Nusantara melihat bahwa batu, tanah, air, udara, tanaman dan hewan masing-masing memainkan peran dalam aliran keseimbangan kehidupan. Hilangnya salah satu komponen akan berdampak pada ekosistem alam dan menimbulkan ketimpangan.

Itulah mengapa di tingkat paling mendasar manusia perlu dilatih untuk menghormati alam. Ritual-ritual pelajaran dasar itu sering disalahartikan sebagai penyembahan berhala atas dasar pola pikir mereka sendiri dalam praktek penyembahan yang mereka lakukan.

Semua itu semata-mata karena ketidaktahuan dari mereka yang tidak terbiasa menghormati alam dan hidup selaras dengan alam. Mereka merasa telah cukup dengan adu kuat dan bisa merebut sumberdaya hidup dari pihak lainnya dan tindakan itu dianggap sebagai atas restu Tuhan.

Tentu saja mereka tidak akan dan sulit untuk sampai pada pengertian bahwa kehidupan surga harus diciptakan dan dipelihara oleh para penghuninya.



§ 

Investasi tidak hanya cukup berupa uang tetapi juga inspirasi yang mencerdaskan, membangun rasa damai dan bijaksana untuk mengembangkan keterampilan kreatif sehingga akan memanen hasil-hasil karya kreatif dan kebahagiaan.

Klik "Follow" di blog untuk berlangganan gratis inspirasi-inspirasi baru.

Monggo untuk share. Rahayu sagung dumadi.



Vibrasi cinta. 

...((( 💓 )))...

No comments:

Post a Comment