Tuesday 28 April 2020

Urip Kang Urup

Kesadaran sang "aku" adanya bukan di tubuh tetapi ada pada apa yang disebut roh. Maka, pada saat kematian sang "aku" yang adalah roh itu melepaskan raga dan tetap hidup. Sang "aku" bisa melihat tubuhnya terbaring dan orang-orang yang datang melayat.

Maka dalam peristiwa kematian raga, roh hanya melepas raganya dan tetap eksis serta hidup dengan pikiran sadarnya. Jadi, pikiran sang "aku" sebenarnya tidak diproduksi oleh otak fisik melainkan oleh kesadaran sang "aku".

Roh atau spirit berarti semangat atau daya hidup, yang dengan kata lain adalah energi. Kesadaran roh ini dari sudut pandang lain disebut soul atau jiwa. Disebut jiwa adalah dari sudut pandang aspek kejiwaannya atau dengan kata lain karakternya. Karakter itu terbentuk dari pola pikir yang dipengaruhi oleh aspek kejiwaannya, lebih mudahnya kebiasaan-kebiasaannya.

Setelah melepaskan raganya, soul/jiwa itu memiliki karakter atau kebiasaan yang sifatnya permanen. Ia tidak lagi merasakan lapar, haus, capek dst. sehingga sulit bagi roh untuk berubah, sebab perubahan kejiwaan membutuhkan pengalaman-pengalaman fisik yang melibatkan emosi atau empati.

Ini artinya memiliki raga adalah kesempatan bagi soul/jiwa untuk berubah atau membentuk karakter atau tumbuh kesadarannya. Setelah kematian sang "aku" hanya bisa memanen apa yang ditaburnya dalam kehidupan fisik. Ini artinya sang "aku" akan menjalani hidup dengan pola pikir yang ditumbuhkan itu dan cara-cara serta sikap sebagaimana kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan.

Jika sang "aku" menyimpan rasa takut, khawatir, benci, permusuhan dst. maka pola pikir dan emosi itu tetap menjadi sifat dan karakternya. Tentu saja sang "aku" akan kesulitan untuk menikmati hidup secara bahagia. Sang "aku" hanya akan bisa berubah dengan pengalaman fisik dan oleh karena itu akan mencari jalan terlahir kembali untuk belajar lagi.

Oleh karena itu kematian bukanlah pintu untuk masuk surga, melainkan kehidupanlah yang merupakan pintu untuk menikmati surga. Kehidupan fisik memberikan kesempatan untuk berubah melalui setiap tantangan hidup yang melibatkan kepekaan rasa dan pengendalian emosi yang menumbuhkan kesadaran.

Urip kang urup (hidup yang menyala bersinar) adalah sebuah petuah yang menginspirasi bahwa hidup ini hendaknya mencahaya, yakni dengan cinta dan berani mengekspresikannya. Hidup di tengah persaingan dan tekanan yang menakut-nakuti adalah tantangannya. Kebanyakan orang hanya ikut arus tanpa mereka sadari. Disitulah kepekaan dan karakter cinta dibangun dan ditumbuhkan.

Cinta adalah kunci untuk menjalani hidup bahagia, sebab dengan cinta tidak ada lagi yang ditakutkan, dikhawatirkan, dimusuhi karena semua ada untuk dicintai yang berarti untuk diterima dan dibantu yang membuat hidup semakin kreatif. Inilah yang disebut bahagia dunia akhirat.


Kematian bukanlah pintu untuk masuk surga, melainkan kehidupanlah yang merupakan pintu untuk menikmati surga. Kehidupan fisik memberikan kesempatan untuk berubah melalui setiap tantangan hidup yang melibatkan kepekaan rasa dan pengendalian emosi yang menumbuhkan kesadaran. 
Urip kang urup (hidup yang menyala bersinar) adalah sebuah petuah yang menginspirasi bahwa hidup ini hendaknya mencahaya, yakni dengan cinta dan berani mengekspresikannya. 

§

Investasi tidak hanya cukup berupa uang tetapi juga inspirasi yang mencerdaskan, membangun rasa damai dan bijaksana untuk mengembangkan keterampilan kreatif sehingga akan memanen hasil-hasil karya kreatif dan kebahagiaan.

Klik "Follow" di blog untuk berlangganan gratis inspirasi-inspirasi baru.

Monggo untuk share. Rahayu sagung dumadi.



Vibrasi cinta.

...((( 💓 )))...

1 comment:

  1. Numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    ReplyDelete