Friday 24 April 2020

Perjuangan Kemerdekaan dari Perbudakan Mental

Setiap jiwa sebenarnya adalah makhluk spiritual yang juga disebut makhluk cahaya, namun doktrin yang mengatakan bahwa manusia adalah lemah dan berdosa membuat jiwa-jiwa terjebak dan terpenjara dalam perbudakan mental. Jiwa-jiwa yang terperangkap tersebut dimanfaatkan oleh suatu kepentingan. 

Perbudakan mental sangat halus sehingga sama sekali tidak disadari. Mereka yang terperangkap dalam perbudakan mental menjalani hidup dalam ilusi dimana merasa seolah-olah merdeka namun sebenarnya terjajah. Mereka justru menaruh kepercayaan, mendukung dan membela pihak yang memperbudak mereka; sementara sebaliknya malahan memusuhi pihak yang mencoba membantu agar mata mereka terbuka dan mampu membebaskan diri.



Sebagai contoh, 2000 tahun lalu Yesus dihadapkan pada pengadilan penjajah Romawi dengan tuntutan hukuman salib justru oleh bangsanya sendiri yang hendak ditolongnya untuk lepas bebas merdeka dari perbudakan mental yang membuat mereka tunduk dan takluk di bawah penjajahan Romawi.

Doktrin dan aturan keagamaan (Yahudi) yang sangat keras dan kejam membelenggu kebebasan mereka untuk berpikir dan berekspresi. Belenggu mental itu yang menghalangi mereka untuk mampu bebas merdeka dari penjajahan Romawi. Kaum parisi berperan sebagai polisi agama yang dengan ketat mengawasi dan menjatuhkan sanksi hukuman pada masyarakat yang dinilai tidak patuh pada aturan agama. Tanpa sadar mereka menjadi tangan kanan penjajah Romawi dalam mengendalikan para pejuang kemerdekaan.

Mentalitas yang terbelenggu oleh aturan agama yang sangat ketat dengan praktek sanksi hukuman yang keras dan kejam seperti hukuman rajam dengan dilempari batu sampai mati atau hukuman salib adalah sangat menakutkan dan tentu saja mematikan kreativitas dan keberanian untuk berpikir mandiri. Pikiran dan kreativitas yang terbelenggu tentu tidak akan mampu melihat peluang dan solusi.

Inspirasi-inpirasi dalam bentuk cerita dan perumpamaan adalah cara pendekatan yang lazim digunakan oleh para guru spiritual dan juga oleh Yesus untuk membuka cakrawala baru dan sekaligus kedalaman pengertian untuk mampu membaca dan memahami situasi. Ini penting untuk dipahami sebab penjajahan oleh suatu bangsa lain tidak akan bertahan lama tanpa dukungan dan melibatkan bangsa yang terjajah itu sendiri.

Belenggu mental bersifat internal dan menjadikan suatu bangsa terjajah tanpa mereka sadari. Tentu saja terjajah secara mental tidak akan dapat dibebaskan oleh orang lain. Belenggu mental hanya dapat dipatahkan oleh masing-masing diri yang terperangkap oleh pola pikirnya sendiri yang telah tertanam melalui indoktrinasi.

Ini artinya, hanya jika orang mampu mencerna petunjuk berupa inspirasi-inspirasi dalam bentuk cerita dan perumpamaan itu mereka akan mampu membebaskan diri dari belenggu mentalitas itu.

Karya-karya sastra digunakan oleh para pembebas yang disebut para pekerja cahaya untuk memicu imajinasi agar berkembang sehingga cakrawala pemikiran meluas melewati batas-batas yang semula terlihat.

 
Perbudakan mental adalah bentuk perbudakan terburuk. Perbudakan mental membuat orang terjebak dalam ilusi kemerdekaan, membuat mereka menaruh kepercayaan, menyukai dan membela pihak yang memperbudak mereka sementara malahan memusuhi pihak yang mencoba membebaskan dan membuka mata mereka. (~Miss Fiyah) 

§ 

Investasi tidak hanya cukup berupa uang tetapi juga inspirasi yang mencerdaskan, membangun rasa damai dan bijaksana untuk mengembangkan keterampilan kreatif sehingga akan memanen hasil-hasil karya kreatif dan kebahagiaan.

Klik "Follow" di blog untuk berlangganan gratis inspirasi-inspirasi baru.

Monggo untuk share. Rahayu sagung dumadi.



Vibrasi cinta. 

...((( 💓 )))...

1 comment:

  1. Numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    ReplyDelete