Monday 27 April 2020

Klenik, Glenikan, Bisik-bisik

Istilah klenik sebenarnya berasal dari kata glenikan yang artinya bisik-bisik. Istilah itu muncul ketika era persekusi terhadap para spiritualis dimulai di Jawa. Sebelum era persekusi itu pengetahuan spiritual biasa disampaikan di forum-forum terbuka dan menjadi pengetahuan umum.

Konflik-konflik memang ada namun lebih bersifat individual dan politik tanpa melibatkan kelompok keagamaan. Guru spiritual bahkan menjadi rujukan bagi semua kalangan, bukan sekedar guru bagi satu kalangan tertentu. Istilah Buddha-Siwa menyiratkan kerukunan itu.

Keadaan berubah saat kedatangan mereka yang mengaku membawa ajaran pewahyuan dari langit. Ajaran tersebut dengan kitab pewahyuannya diklaim sebagai memuat perintah dan larangan yang wajib dipatuhi dan siapapun yang menolak dianggap sesat atau kafir dan perlu disingkirkan.

Maka sejak kehadiran ajaran pewahyuan itu, kisah-kisah persekusi dimulai di Jawa. Orang-orang yang diketahui mengajarkan pengetahuan spiritual diburu dengan tuduhan mengajarkan ilmu sihir yang dinilai sesat.

Para guru spiritual biasanya juga memiliki kemampuan penyembuhan baik dengan energi penyembuhan ataupun dengan pengobatan herbal. Penyembuhan dengan teknik energi melibatkan perubahan kimia sehingga para penyembuh juga disebut alchemist (ahli kimia).

Perlu dicatat bahwa spiritualitas adalah ilmu pengetahuan tentang energi daya hidup dan cara menggunakan atau mengelolanya untuk kesejahteraan hidup. Energi daya hidup adalah berupa vibrasi dimana frekuensinya akan menciptakan pola yang membentuknya menjadi suatu ujud dan dapat diubah dengan cara menggeser frekuensi vibrasinya. Para spiritualis menguasai teknik-teknik pengendalian energi yang melibatkan perubahan kimia yang kemudian dikira sebagai ilmu sihir.

Oleh karena persekusi, sementara para guru spiritual adalah para pendamai, mereka memilih menyepi dan membagikan ilmu secara terbatas atau secara sembunyi-sembunyi, secara bisik-bisik yang dalam bahasa Jawa disebut glenikan. Kata klenik berasal dari glenikan dimana dalam aktivitas glenikan selain pengajaran juga dilakukan terapi penyembuhan.

Dalam perkembangannya, istilah klenik atau praktek dukun kemudian lebih dianggap sebagai sihir dan dalam banyak literatur atau film digambarkan sebagai tokoh jahat sehingga dalam benak kebanyakan orang tertanam pengertian bahwa klenik dan perdukunan adalah kegiatan sesat. Hal ini membuat orang takut dan tidak berhubungan dengan para spiritualis sehingga dalam waktu panjang semakin tidak mengenal spiritualitas asli leluhur dan apa sesungguhnya yang diajarkan dalam spiritualitas.

Inilah mengapa sejak itu pengetahuan spiritual hanya beredar di lingkungan sangat terbatas, dilakukan dengan cara bisik-bisik (glenikan) di tempat-tempat yang tersembunyi aman dari persekusi.

Hingga sekarang pengetahuan spiritual dianggap aneh, tidak lazim, tidak umum dan dianggap ancaman menurut standar pola pikir keagamaan. Kondisi ini juga terjadi secara global dimana para spiritualis di lingkungan mereka masing-masing juga dianggap aneh.


§ 

Investasi tidak hanya cukup berupa uang tetapi juga inspirasi yang mencerdaskan, membangun rasa damai dan bijaksana untuk mengembangkan keterampilan kreatif sehingga akan memanen hasil-hasil karya kreatif dan kebahagiaan.

Klik "Follow" di blog untuk berlangganan gratis inspirasi-inspirasi baru.

Monggo untuk share. Rahayu sagung dumadi.



Vibrasi cinta. 

...((( 💓 )))...

1 comment:

  1. Numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    ReplyDelete