Monday, 29 October 2018

Distorsi Ajaran Spiritual

Jika perhatikan di media sosial yang memuat hoax dengan fakta-fakta yang dijungkirbalikkan, setelah itu mereka bingung sendiri masuk dalam kegelapan yang pekat akibat dari hoax yang mereka buat sendiri.

Inilah gambaran yang terjadi selama ribuan tahun. Demi mengejar kekuasaan dan keuntungan pribadi fakta-fakta dijungkir balik untuk mendapatkan dukungan.

Banyak orang terpancing emosinya dan menanggapi dengan kasar yang sebagai akibatnya bukan nalar yang digunakan sebab sudah terluka hati. Kubu-kubu saling serang menciptakan dendam dan permusuhan.

Informasi benar yang disampaikan dengan bahasa kasar dan ejekan hanya membuat lebih banyak orang terluka hatinya dan menghalangi mereka mencerna dengan tepat. Orang cenderung menolaknya dan lebih memilih mempercayai informasi yang menyenangkan dirinya.

Pegangan rohani yang mestinya menjadi cahaya penerang tak ada lagi sebab lebih banyak dikuasai oleh orang-orang emosional yang dijadikan panutan. Tokoh-tokoh sejuk dibully dengan bahasa kasar dan orang-orang menjadi terbiasa menggunakan bahasa kasar sehingga tidak ada lagi rasa hormat.

Mereka yang pada dasarnya pengetahuannya kurang terseret arus masuk ke dalam kegelapan tanpa menyadarinya. Ini terjadi karena yang cukup berpengetahuan dan berpengaruh terpancing mengikuti permainan menggunakan bahasa saling balas ejekan.

Saat kesantunan ditinggalkan dan nilai-nilai penghargaan pada sesama dilupakan hasilnya kegelapanlah yang berkuasa. Kepekaan hati semakin terkikis dan ketajaman membaca dan mencerna untuk memahami keadaan semakin berkurang.

Distorsi ajaran-ajaran spiritual selama ribuan tahun ini terjadi dengan cara demikian ini. Kepentingan politik pragmatis demi kekuasaan membajak bidang spiritual dan melunturkan nilai-nilai luhurnya saat kesantunan menghilang bersama dengan sikap-sikap kasar yang digunakan. Kekerasan dan radikalisme keagamaan bersumber dari praktek ini. Manusia kehilangan orientasi dan tenggelam dalam kegelapan.

Hanya cahaya sesungguhnya yang dapat menyingkirkan kegelapan, sehingga jika benar-benar menginginkan kehidupan damai hanya cara-cara damai dan cinta yang dapat mewujudkannya.

Hanya dalam nilai-nilai kesantunan orang dapat mencerna secara cermat dan tepat sehingga mampu menelusuri kebenaran informasi. Kebingungan atas informasi mana yang dapat dipercaya dengan menciptakan konflik memberikan keuntungan bagi pihak ketiga, pihak luar yang terus-menerus menikmati keuntungan dari kegelapan atau ketidaktahuan.

Masih ada waktu untuk mengubah arah yang cenderung menuju pekatnya kegelapan. Abaikan dan tinggalkan hoax tak perlu ditanggapi, biarkan mereka dengan pemikiran mereka sendiri tak perlu terpancing emosi.

Buat tulisan sendiri jika ingin memberikan penjelasan sehingga tidak membuat postingan mereka viral dan dibaca lebih banyak orang dan menyesatkan lebih banyak orang. Gunakan bahasa santun dan inspiratif untuk membantu orang hidup dalam cahaya.

“Hadiah terbesar yang dapat kita berikan kepada sesama adalah melihat kesucian mereka, terutama jika mereka tidak dapat melihat kesucian mereka sendiri.” 


...((( 💓 )))...

No comments:

Post a Comment