Tuesday, 9 October 2018

Hoax – Alat Peraup Dukungan dengan Mengaduk-aduk Emosi, Mematikan Nalar Sehat

Uraian ini akan menjelaskan mengapa politikus menggunakan hoax dan logika jungkir balik tidak karuan untuk meraup dukungan, yang telah terbukti sebagai cara efektif dan efisien untuk mencapai kekuasaan.

Sasaran yang mereka rekrut sebagai pendukung memang bukan golongan orang yang berpikir. Emosi orang yang mereka aduk-aduk sehingga tidak sempat berpikir. Orang yang emosional cepat bereaksi tanpa berpikir panjang, yang biasanya akan menjadi tindakan yang keliru.

Mereka meyakini bahwa ada banyak orang dari golongan tak berpikir panjang ini yang bisa dimanfaatkan sebagai pendukung militan. Kampanye di Amerika yang dianggap negara majupun menggunakan cara ngaduk-aduk emosi dan logika jungkir balik.

Contoh, pernyataan tempe setipis ATM menjadi viral dibicarakan banyak orang membuat pelontar pernyataan itu semakin populer. Masyarakat yang terpancing emosinya memberikan tanggapan dengan kasar dan itu justru yang diharapkan. Dengan itu pihak pelontarnya bisa play victim sebagai korban, dan kebencian akan menciptakan jarak pemisah antar kelompok fanatik yang tidak berpikir panjang, sulit disatukan kembali. Masyarakat yang terpecah belah mudah dikontrol.

Semakin masyarakat tenggelam dalam caci-maki dan saling ejek, mereka memiliki peluang menang lebih besar. Jika golongan berpendidikan ikut-ikutan menggunakan kata-kata kasar, maka peluang menang semakin besar. Orang-orang yang kurang pendidikan hanya meniru panutannya.

Berkenaan dengan tokoh panutan, itulah mengapa politik selalu mencari dukungan dari penganut agama yang cenderung patuh pada tokoh panutannya. Kepatuhan pada panutan tanpa kemandirian berpikir menjadikan agama sebagai lumbung suara dukungan, agama menjadi alat politik yang sangat efisien.

Emosi kemarahan membuat banyak orang terluka dan luka-luka traumatis itu menciptakan kebencian dan fanatisme buta. Nalar sehat sudah tidak digunakan lagi. Mereka terus-menerus hanya mempercayai informasi dari satu sisi sebab sudah membenci informasi dari sisi lain.

Maka tak mengherankan jika pihak yang didukung melakukan kekeliruan tetap membabi-buta membela dengan alasan-alasan yang sering tidak masuk akal. Jika kita ikut terlibat dalam perdebatan sengit dengan kata-kata kasar berarti sudah masuk jebakan mereka.

Untuk keluar dari jebakan ini orang perlu banyak mengasup inspirasi-inspirasi dan menenangkan pikiran. Perlu menghindari terlibat dalam perdebatan dengan menggunakan bahasa kasar sebab menumpulkan ketajaman hati dan pikiran. Ada petuah yang mengatakan “hanya cahaya yang dapat mengusir kegelapan, kebencian tidak dapat melakukannya”. Inspirasi akan memicu kreativitas cerdas dan oleh karena itu jika menginginkan kehidupan lebih baik selalu gunakan cara-cara kreatif, bagikan dan viralkan kabar gembira.

"Penguasa akan sangat beruntung apabila orang-orang tidak berpikir." 
~ Adolf Hitler

...((( 💓 )))...

No comments:

Post a Comment