Setiap saat keadaan terus berubah seiring dengan kehidupan yang mengalir. Tentu saja yang diperlukan adalah kemampuan untuk mengamati, mencerna, dan memahami keadaan riil yang berlangsung untuk dapat merespon dengan tepat sehingga disebut hidup disini dan sekarang.
Inilah mengapa ingatan tentang bagaimana harus merespon bukan lagi hal penting sehingga tidak terperangkap pada cara yang sama dan seragam untuk merespon keadaan yang sebenarnya terus berubah-ubah.
Jika digali lebih mendalam sikap seragam dalam merespon yang direkam sebagai ingatan itu sendiri juga menciptakan penjara mental yang membuat manusia hanya berkutat dalam pola mengulang-ulang kisah kehidupan.
Dalam ilmu psikologi, pengulang-ulangan ini disebut sebagai trauma. Oleh karena itu manusia perlu belajar melepas trauma itu sehingga terbebas dan menjadi jiwa merdeka.
Maka tak perlu khawatir jika seiring dengan kebiasaan baru mengamati dan mencerna, kita merasa sering lupa dan kesulitan mengingat-ingat sesuatu. Kita tidak lagi menggunakan otak untuk merekam apa yang harus kita lakukan untuk merespon, melainkan menggunakan otak untuk mengolah hasil pengamatan riil yang tengah berlangsung.
Dengan sikap baru ini kita lebih hidup di masa kini dan hadir di masa kini untuk menikmati realita nyata yang tersaji di hadapan kita.
Dengan demikin pula pemahaman kita tentang kehidupan ini lebih yang senyata dan sebenarnya dan bukan atas dasar pengetahuan yang ditanamkan oleh pihak lain tentang kehidupan ini.
Jiwa yang hidup dan hadir dalam kekinian hidupnya sendiri adalah jiwa merdeka yang tidak lagi terperangkap di dalam matrix kehidupan yang ditanamkan oleh pihak lain tanpa disadari olehnya.
Bergeser dari Dimensi 3 ke Dimensi 5
Gejala pelupa yang dialami oleh para spiritualis terjadi karena meninggalkan alam dimensi 3 dimana pada level ini mereka lebih menggunakan ingatan untuk mengenali dan mengetahui sesuatu. Dalam alam dimensi 5 orang tidak menggunakan ingatan melainkan kemampuan untuk mengetahui untuk benar-benar hadir.
Rekaman ingatan terhapus sehingga menjadi pelupa mendorong orang untuk menggunakan kemampuan merespon secara intuitif. Dengan cara demikian orang didorong untuk hadir di setiap kekinian dan mengetahui apa yang perlu diketahui pada saat itu. Maka dalam hal ini sifat pelupa adalah suatu hal yang positif.
Semua orang dalam berbagai tingkatan usia baik tua dan muda mengalami gejala ini. Pada khususnya hal ini terjadi pada para Pekerja Cahaya atau jiwa-jiwa tua yang telah lama berada di bumi.
Setiap bahan bacaan dapat dirasakan vibrasinya yang akan terekam di bawah sadar dan selanjutnya mempengaruhi kondisi mental kejiwaan. Oleh karena itu fokus saja pada inspirasi-inspirasi kreatif yang menanamkan semangat dan vitalitas di bawah sadar dan selanjutnya menggerakkan jiwa dan raga serta pikiran sehat dan penuh vitalitas.
Klik "Follow" di blog untuk berlangganan inspirasi-inspirasi baru.
Monggo untuk share. Rahayu sagung dumadi.
Gejala pelupa yang dialami oleh para spiritualis terjadi karena meninggalkan alam dimensi 3 dimana pada level ini mereka lebih menggunakan ingatan untuk mengenali dan mengetahui sesuatu. Dalam alam dimensi 5 orang tidak menggunakan ingatan melainkan kemampuan untuk mengetahui untuk benar-benar hadir.
Rekaman ingatan terhapus sehingga menjadi pelupa mendorong orang untuk menggunakan kemampuan merespon secara intuitif. Dengan cara demikian orang didorong untuk hadir di setiap kekinian dan mengetahui apa yang perlu diketahui pada saat itu. Maka dalam hal ini sifat pelupa adalah suatu hal yang positif.
Semua orang dalam berbagai tingkatan usia baik tua dan muda mengalami gejala ini. Pada khususnya hal ini terjadi pada para Pekerja Cahaya atau jiwa-jiwa tua yang telah lama berada di bumi.
§
Klik "Follow" di blog untuk berlangganan inspirasi-inspirasi baru.
Monggo untuk share. Rahayu sagung dumadi.
Vibrasi cinta.
...((( ❤ )))...