Sony H. Waluyo, 20 April 2012
... keheningan batin sering disebutkan dg matinya pikiran... namun saat didiskusikan, deskripsi ttg matinya pikiran itupun hrs disampaikan melalui pikiran... hmmm... dan saat diskusi itu mjd perdebatan sengit ahli keheningan batinpun bisa malah menjadi sangat berisik pikirannya...
... jika keheningan batin didefinisikan sbg lenyapnya ego, saat didiskusikan oleh ahli keheningan batin maka peran nara sumber dan audienspun mjd ego2/aku2 yg berdiri pd posisi masing2... dan jika diskusi berkembang mjd perdebatan shg pihak2 memutus tali silahturahmi maka justru topik keheningan batinpun bisa mjd tembok kekar yg scr efektif mempertegas kemunculan ujud ego2 yg terlibat dlm perdebatan sengit itu yg berakhir dg pemisahan-pemisahan... ego-ego yang marah satu sama lain dan tidak mau kenal lagi…
Hening dan luruhnya egoisme hanya akan tercipta saat masing2 mampu menerima, menghargai apapun apa adanya, memaafkan dan merangkulnya dg cinta dlm solusi2 bijaksana... shg tercipta semesta cinta... Oness of All... Kita semua bersaudara yg mengisi peran masing2 utk saling melengkapi bagian dr alam semesta ini dan dlm satu gerak selaras...
Dalam heningnya sebatang tanaman yang terdiri dari akar, batang, ranting dan daun bergerak selaras untuk menghasilkan kembang-kembang cantik mempesona sbg bagian dari pesona indah dan damainya kehidupan…
love&light.<3.^_^.
==
No comments:
Post a Comment