Tuhan justru sedang terus mengupayakan pembebasan manusia dari belenggu ini melalui inspirasi-inspirasi mencerdaskan sehingga manusia mampu berpikir mandiri dan selalu mampu memiliki solusi kreatif.
Dari sejarah kekristenan, yang memiliki banyak catatan sejarah terbentuknya, tampak dengan jelas bahwa agama adalah buatan manusia. Gereja Katholik yang biasa disebut gereja Roma terbentuk dengan kegaduhan hebat di antara banyak kelompok seperti Orthodoks, Gnostik dll dengan berbagai tafsiran mereka tentang ajaran Yesus.
Pertumpahan darah mewarnai sejarah hingga terbentuknya Gereja Katholik Roma. Gereja Roma yang kemudian menjadi agama kekaisaran tampak memiliki kaitan erat dengan kepentingan politik yang membawa gereja dalam perang salib untuk membela wilayah kekuasaan Romawi. Perang dan permusuhan jelas-jelas bertentangan dengan ajaran cinta tanpa syarat yang diajarkan oleh Yesus. Dogma ketuhanan Yesus serta Trinitas ditetapkan pada era ini dan dipaksakan untuk diterima menetapkan mereka yang tidak sependapat sebagai sesat atau bidaah, yang sering disingkirkan dengan kejam.
“Penglihatan dan pemahamanmu tentang kehidupan selalu terbatas oleh seberapa banyak yang kau ketahui. Perluas pengetahuanmu dan kau akan mengalami transformasi pemikiran.”
~ Dr. Bruce Lipton
Gereja Protestan terbentuk dengan pemikiran Martin Luther yang berupaya mereformasi gereja Katholik karena ada begitu banyak praktek-praktek yang tidak sehat seperti penjualan pengampunan dosa (indulgensi), jual-beli jabatan rohaniwan, dst. Proses pemisahan ini melibatkan perdebatan hebat hingga pertumpahan darah. Agama baru terbentuk dengan meninggalkan jejak luka dan trauma pada semua pihak yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran cinta tanpa syarat yang diajarkan Yesus.
“Jangan hanya ajari anakmu membaca. Ajari mereka untuk mempertanyakan apa yang mereka baca. Ajari mereka untuk mempertanyakan segala sesuatu”.
~ George Carlin
Uraian singkat di atas adalah gambaran bahwa agama-agama adalah buatan manusia dan rumusan ajarannya adalah hasil-hasil tafsiran dan kesimpulan manusia yang dibakukan sebagai dogma yang wajib dipatuhi. Namun dalam perjalanan waktu, melalui konflik-konflik yang begitu keras, rumusan-rumusan ajaran dan theologi tersebut dikoreksi dan diubah. Kitab Sucipun saat ini semakin disadari sebagai kumpulan teks dan dipercayai adanya modifikasi-modifikasi dalam penyusunannya. Semakin disadari bahwa ada teks-teks lain yang sengaja dihilangkan yang diwarnai dengan kekerasan dan kejam selain sekedar diseleksi. Juga disadari bahwa penulisnya tidak hidup di masa hidup tokoh yang dikisahkan, sehingga lebih sejauh diingat, sejauh didengar dan suatu versi dari versi-versi lainnya serta suatu sudut pandang dari sudut-sudut pandang lainnya.
Di era keterbukaan informasi ini, semua yang semula tersembunyi mulai terungkap dan banyak terungkap untuk digali kembali, dipelajari dan dijadikan pembelajaran. Konflik dan kekerasan berlatar belakang agama menjadikan kajian ajaran agama menjadi penting sebab ajaran yang wajib dipatuhi dan dijadikan panutan namun menjadi sumber konflik sudah tentu perlu dibenahi.
“Cara saling berbalas mata ganti mata akan menjadikan orang di seluruh dunia buta”.
“Tak perlu khawatirkan para pembenci. Mereka marah karena kebenaran yang kau sampaikan bertentangan dengan kebohongan yang mereka pegang dan dianggap benar. Biasanya orang marah dan mengamuk karena tidak memiliki argumen. Marah dan mengamuk hanya cara yang mereka miliki untuk menghentikan lawan bicaranya”.
No comments:
Post a Comment