Penelusuran sejarah berdirinya agama dan penyusunan Alkitab selanjutnya ternyata mengungkap bahwa diyakininya kebenaran ajaran agama tidaklah semulus yang disampaikan dalam pelajaran sekolah maupun pengajaran agama. Penuh lika-liku, perdebatan sengit hingga berdarah-darah. Motif politik dan kekuasaan membuat situasi ini semakin rumit dengan alasan untuk membela kebesaran nama Tuhan. Itulah mengapa orang bisa lihat kemarahan menjadi cara untuk menekan mereka yang mempertanyakan dengan kritis. Iman adalah wilayah yang tidak boleh dipertanyakan dan hanya boleh diamini.
“Lebih mudah untuk membodohi orang dari pada meyakinkan mereka bahwa mereka telah dibodohi”
~ Mark Twain
Kondisi yang telah berlangsung ribuan tahun ini membuat ajaran spiritual yang disampaikan para tokoh spiritual yang sebenarnya banyak terdistorsi, mengalami pembusukan sangat parah. Ajaran aslinya adalah tentang cinta tanpa syarat namun telah melenceng jauh membawa penganutnya pada permusuhan dan peperangan berdarah-darah. Mereka yang justru memahami ajaran spiritual yang sebenarnya malah dimusuhi, disingkirkan karena dianggap sesat atau bidaah sebab berbeda dengan versi yang diimani.
“Perbudakan Mental adalah bentuk perbudakan yang terburuk. Perbudakan mental menciptakan ilusi kebebasan. Ini membuatmu menaruh kepercayaan, cinta dan membela pihak yang menguasai dan memperbudakmu sementara itu kau malahan memusuhi mereka yang mencoba membebaskan dirimu dan membuka matamu.
~ Eli
“Segala yang kau inginkan ada di sisi sebaliknya dari ketakutan”
~ Jack Canfield
No comments:
Post a Comment