Sunday, 10 June 2018

Buah Simalakama

Pertikaian dan peperangan berlatar belakang agama telah ribuan tahun berlangsung dan nampaknya akan masih berlanjut dengan korban tak terbilang. Tangis dan kepedihan seolah tanpa solusi saat sakit hati dan dendam terus dikorek-korek.

Mereka mengira diperintah oleh Tuhan untuk menyebarkan agamanya dan wajib ditaati jika ingin selamat. Mereka mengira pihak yang lain adalah pembangkang perintah Tuhan yang perlu dilenyapkan atau hanya akan dihukum di neraka, lebih baik dibersihkan dari pada menjadi pengganggu.

“Jangan biarkan orang menarikmu ke dalam badai mereka. Tariklah mereka ke dalam damaimu.” 
~ Kimberly Jones 

Saat disampaikan bahwa Tuhan sesungguhnya mencintai tanpa syarat, mereka meragukan cinta itu sendiri. Saat upaya damai, cinta dan pengetahuan disampaikan justru dimusuhi karena dianggap pembuat onar dan membangkang perintah dan ajaran agama.

Sesungguhnya mereka yang tahu dan paham sering hanya bisa memandang dengan sedih, melihat manusia bagaikan pion-pion yang saling berhadapan saling serang, saling curiga dan dimanfaatkan bagaikan ternak yang digiring ke tempat penyembelihan.

“Terus-menerus menyimpan amarah adalah seperti meminum racun dan berharap orang lain mati.” 
~ The Mind Unleashed 

Mereka berteriak agar yang tahu tidak tinggal diam, namun saat bicara dan bertindak malah dianggap tukang onar dan pengganggu. Tidak mudah menjelaskan karena mereka juga sulit diajak berpikir panjang. Emosi sangat tinggi sehingga sangat sulit mencerna informasi dan pengetahuan. Minat belajar sangat kurang dan perlu kesabaran ekstra tinggi untuk pendampingan. Para penolong hanya bisa membantu jika yang ditolong siap untuk ditolong yakni siap belajar untuk memahami keadaannya.

“Burung-burung yang dilahirkan dalam sangkar mengira bahwa terbang bebas adalah penyakit.” 
~ Spirit Science 


Silahkan untuk share. …((( <3 )))…

No comments:

Post a Comment