Tuesday, 5 June 2018

Paradoks Ajaran Cinta

Kepercayaan yang dengan semena-mena atas keyakinannya menghakimi orang-orang lain sebagai kafir, sesat dan bidaah telah banyak membuat kerusuhan di mana-mana. Banyak kebudayaan indah dihancurkan dan orang-orang dipaksa mengikuti keyakinannya. Orang-orang yang beralih mengikuti keyakinan itu juga mengikuti pola yang sama merusak dan menghancurkan aneka budaya indah yang ada. Ternyata mereka yang disebut para kafir yang memiliki kebudayaan indah lebih merepresentasikan keindahan dan cinta Tuhan.

Bisa cek sejarah, budaya indah di Afrika, Asia, Indian Amerika, Amerika Latin dst diacak-acak hancur bahkan sampai ada yang hilang seolah tak berbekas dan orang tahunya primitif karena sudah tak bersisa. Hanya mereka yang mau menggali dan ingin tahu akan sadar bahwa ternyata sebutan primitif, kafir, sesat itu hanya suatu label dan penghakiman semata, sebab tentu saja berkebalikan dengan sifat Tuhan yang Maha Rahim (= Pengampun) dan Maha Cinta.

Perhatikan bahwa buku-buku yang ditulis dan dihafal di sekolah bukanlah pengetahuan ilmu pasti dan banyak penelitian baru mengungkap hal lain dan sering mencengangkan, mengagumkan. Terlebih jika merujuk ke kisah atau penilaian berdasarkan ajaran keagamaan yang penuh tuduhan kafir, sesat dan bidaah yang sering jauh dan kebenaran.

Kebenaran adalah bagaikan seekor singa. Kau tak perlu membelanya. Biarkan saja. Ia akan mampu membela dirinya sendiri. 
~ St. Augustine 


No comments:

Post a Comment