Sunday, 8 December 2019

Terjajah Malah Membela Penjajah


Gerakan radikal keagamaan dan juga fanatisme agama adalah bentuk pembelaan dari mereka yang dijajah dan diperbudak kepada pihak yang memperbudak/menjajah mereka. Mereka tidak sadar justru membela pihak yang memperbudak/menjajah dan sebaliknya malah melawan pihak yang berusaha membebaskan mereka. 

Pihak yang membantu membebaskan malah dianggap sesat/kafir dan menghina keyakinannya. Labelisasi sesat dan kafir, doktrin manusia lemah dan berdosa adalah ciptaan para penjajah. Selama masih ada doktrin manusia lemah/berdosa dan labelisasi kafir/sesat, gerakan radikal akan tetap bisa tumbuh subur, sebab terus-menerus dipelihara. 
Senyum para penari dan gerakan lincah mereka mengikuti irama tetabuhan merepresentasikan jiwa-jiwa merdeka bebas dari beban yang memerangkap. 
[Foto: RomaDecade – Tari Pendet] 

Kesalahan hanya akan menjadi dosa jika tidak dimaafkan/diampuni; dan dosa itu justru akan menjadi beban yang disangga dan dibawa kesana kemari oleh orang yang tidak memaafkan kesalahan itu. Beban yang semakin menumpuk karena tak mau melepaskan dengan memaafkan itu kian berat dan membuat orang yang tak mau mengampuni emosional, mudah tersinggung dan tentu saja tidak akan bahagia. Efek dari beban mental itu akan membuat timbulnya berbagai penyakit. 

Sementara itu, orang yang melepaskan kesalahan orang lain akan terbebas dari masalah itu sehingga kehidupannya ringan tanpa beban. Ia tidak terjebak pada masa lalu dan hidup di masa lalu dengan membiarkan diri terus-menerus mengingatnya dan lagi-lagi terluka. 

Sesungguhnya mengampuni adalah lebih untuk kepentingan diri sendiri sebab dengan mengampuni kesalahan sesama akan membersihkan diri dari pikiran buruk sehingga imajinasi mudah melayang bebas, menjadi jiwa kreatif, tidak takut terbang menjelajah wilayah-wilayah baru kehidupan. Dunia kreatif tanpa batas. 

Banyak orang bertanya, bagaimana cara paling mudah untuk bisa mengampuni. Berpikir tentang mengampuni memang cukup menjebak yang membuat orang malah teringat pengalaman-pengalaman yang menyakitkan itu. Karena alasan inilah disediakan kegiatan bantuan agar mudah melepaskan beban itu secara otomatis yakni dengan kegiatan-kegiatan seni budaya. Terlibat dalam kegiatan seni budaya membawa pikiran fokus pada hal-hal yang membahagiakan sehingga mudah melepaskan kesalahan-kesalahan dan dengan demikian siap menikmati kehidupan bahagia. 

Doktrin yang mengatakan bahwa manusia adalah lemah/berdosa membuat jiwa-jiwa terjebak dan terpenjara dalam perbudakan mental. Perbudakan mental adalah bentuk perbudakan terburuk. Perbudakan mental membuat orang terjebak dalam ilusi kemerdekaan, membuat mereka menaruh kepercayaan, menyukai dan membela pihak yang memperbudak mereka sementara malahan memusuhi pihak yang mencoba membebaskan dan membuka mata mereka. 
~Miss Fiyah 

§

Berbagi hal-hal indah dan inspiratif adalah cara aktif untuk mengubah diri dan lingkungan. Monggo untuk share dan terima kasih bagi yang bersedia membagikannya untuk semangat kebangkitan Nusantara. Rahayu sagung dumadi. 


Vibrasi cinta. 

...((( 💓 )))...



No comments:

Post a Comment