Tuesday, 3 December 2019

Menggembleng Mental Berkelimpahan

Emosi adalah awan yang menutupi diri dari cahaya Tuhan. Mereka yang hidup keras tidak mendapatkan pelatihan mengendalikan emosinya, malah sebaliknya memupuk emosinya dengan penghakiman, labelisasi (kafir, sesat, najis, haram) dan pemberian hukuman. 

Cara hidup ini jauh dari latihan dan praktek cinta, sebab sibuk memisah-misahkan satu dengan yang lain, yang dinilai salah akan dihukum dan disingkirkan. Sikap menilai dan memisah-misahkan ini membuat sulit untuk maju, sulit untuk melihat peluang, sulit untuk melihat rangkaian ekosistem dan aliran energi yang memungkinkan kelimpahan itu tersedia. 

Kehidupan masyarakat agraris yg menghormati alam mudah melihat aliran energi kelimpahan itu, maka kehidupan dirayakan dengan berbagai festival syukuran. Hidup penuh syukur melahirkan berbagai seni budaya sebagai ungkapan hidup bahagia yang sering disebut surga. 

Rasa syukur ditanamkan melalui praktek dan menjadi kunci untuk siap menerima dan diisi lebih banyak. Persembahan syukur adalah cara untuk mengosongkan diri sehingga tersedia ruang batin yang lebih luas untuk menerima dan menampung berkah lebih melimpah. Tidak ada pembelajaran yang didapatkan dari sekedar teori dan hafalan. Praktek bersyukur benar-benar melatih untuk memiliki keterampilan sampai dengan keyakinan yang kuat dan teguh. 

Keteguhan dan kekuatan itu benar-benar tergembleng dengan terlibat aktif dalam karya-karya seni untuk keperluan berbagai perayaan syukur. Kesadaran tinggi ditumbuhkan dengan laku nyata bahwa kehidupan indah hanya bisa diwujudkan dengan cara-cara indah.


§


Berbagi hal-hal indah dan inspiratif adalah cara aktif untuk mengubah diri dan lingkungan. Monggo untuk share dan terima kasih bagi yang bersedia membagikannya untuk semangat kebangkitan Nusantara. Rahayu sagung dumadi. 

Vibrasi cinta. 

...((( 💓 )))... 


 

No comments:

Post a Comment