Pelan-pelan orang akan menyadari permainan ini, yakni penguasaan dan penjajahan secara halus dengan penghapusan budaya dan distorsi sejarah yang menghilangkan jejak perjalanan setiap bangsa membangun peradabannya.
Aneka ragam seni budaya indah seperti di Nusantara hanya dapat dikembangkan oleh suatu bangsa melalui perjalanan panjang dan bangsa tersebut hidup dalam damai dan berkelimpahan sehingga banyak mengadakan festival syukur. Bangsa yang sibuk berperang akan terus-menerus terlibat dalam konflik dan kehancuran.
Foto: Tribunnews
Kebudayaan suatu bangsa tumbuh sesuai lingkungannya dan secara bertahap meningkat. Saat kebudayaan suatu bangsa dikaburkan, bangsa itu akan kehilangan pondasi dan pilar untuk terus belajar dan bergerak maju. Saat suatu bangsa kehilangan pondasinya untuk tumbuh berarti runtuh dan mulai dari nol lagi.
Runtuhnya pondasi suatu bangsa juga berarti kehilangan jati dirinya. Jika suatu bangsa mengadopsi dan mengaplikasikan budaya lain, tentu saja akan kesulitan dalam pengembangannya, sebab lingkungan alamnya berbeda dengan budaya itu.
Contoh konkitnya dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan yang adalah vital. Alam yang berbeda mungkin akan kesulitan menghasilkan pangan dari jenis yang menjadi pathokan dianggap terbaik di budaya yang dicopy. Akibatnya, tentu perlu mengimpor dari tempat lain yang berarti menciptakan rasa serba kekurangan dan rasa tidak berdaya.
Maka, sebenarnya wilayah ladang kering tidak perlu menjadikan beras sebagai makanan pokok. Kenyataannya, mereka yang makan singkong juga sehat dan umur panjang. Konsumsi beras juga tidak menjadikan lebih cerdas daripada yang konsumsi singkong. Kecerdasan bukan dari makanan melainkan dari belajar dan berlatih keterampilan. Konsumsi beras berlebihan terbukti malah menjadi penyakit gula darah.
Memuja dan mengadopsi budaya dan bangsa lain menciptakan rasa rendah diri dan minder yang akan lebih banyak berperan menghalangi suatu bangsa untuk tumbuh. Mentalitas yang lemah itu yang membuat suatu bangsa takluk dan terjajah tanpa disadari. Kreativitas mati sehingga tidak memiliki solusi dan tetap terbelakang.
Warisan keanekaragaman budaya Nusantara sebenarnya adalah jejak peradaban yang sangat maju yang tumbuh karena dilandasi spiritualitas tinggi. Spiritualitas adalah daya hidup yang diolah dan digunakan untuk menciptakan kreativitas kehidupan. Seni budaya beraneka ragam itu adalah bukti nyata kemajuan dan tingginya spiritualitas para leluhur Nusantara.
Perlu dicatat bahwa sebenarnya agama dengan berbagai ritual, aturan dan perayaan-perayaannya adalah termasuk hasil budaya suatu bangsa, yakni dari hasil perjalanan panjang suatu bangsa membangun peradabannya.
Saatnya Nusantara bangkit kembali menjadi dirinya sendiri secara kolektif sebagai suatu bangsa dengan seni budaya dan spiritualitasnya sendiri.
Juri Lina, penulis Swedia dalam buku Architects of Deception - the Concealed History of Freemasonry (2004), menuliskan bahwa ada tiga cara untuk melemahkan dan menjajah suatu negeri:
(1) kaburkan sejarahnya;
(2) hancurkan bukti-bukti sejarah agar tidak bisa dibuktikan kebenarannya;
(3) putuskan hubungan mereka dengan leluhur, katakan bahwa leluhurnya itu bodoh dan primitif.
§
Monggo untuk share dan terima kasih bagi yang bersedia membagikannya untuk semangat kebangkitan Nusantara. Rahayu sagung dumadi.
Vibrasi cinta.
...((( 💓 )))...
No comments:
Post a Comment