Friday 12 October 2012

[121013][N] PORTAL

Sony H. Waluyo, 13 Oktober 2012

Di banyak tempat bisa didapati jalan-jalan yang ditutup dengan portal, sehingga untuk mencapai tujuan harus memutar. Jalan yang mestinya mempermudah akses keluar masuk itupun menjadi sia-sia.

Pengertian sebenarnya dari portal adalah gerbang yang berarti akses menuju bagian lain namun dalam kehidupan sehari-hari portal menjadi pembatas atau tutup jalan seperti di atas.

Alasan utama dipasangnya portal semacam itu adalah karena ketakutan dan kekawatiran penyalahgunaan akses jalan itu untuk tindak kejahatan. Ketakutan dan kekawatiran tampaknya sudah menjadi budaya yang menjadikan masyarakat menutup diri sehingga tanpa disadari membelenggu kebebasannya sendiri.  

Secara lebih luas lagi, budaya ketakutan dan kekawatiran yang telah menjadi pola pikir umum membuat masyarakat memasang portal pembatas di dalam pikiran-pikirannya dan mengkotak-kotakkan berbagai hal untuk membedakan mana yang boleh dimasuki dan mana yang dilarang dilewati. Dogma-dogma penilaian kebenaran baik melalui agama, ras, suku tak ayal lagi menjadi pembatas hubungan-hubungan antar pribadi.

Kekerasan mental melalui penilaian berbagai label tentang kelompok-kelompok tanpa disadari telah menjadi ketakutan dan kekawatiran sebagai palang portal yang membatasi kebebasan pribadi untuk menjalin hubungan-hubungan sinergis. Sebagai contoh label bahwa orang batak itu berwatak keras, orang jawa bermental lamban, orang cina suka mencari keuntungan, orang barat suka mengkadali orang-orang asia dst. Namun pada kenyataannya per pribadi banyak orang batak yang lembut, orang jawa yang trengginas, orang cina yang murah hati, orang barat yang dermawan dan peduli terhadap masalah kemanusiaan.

Portal yang tertutup lebih dikarenakan pikiran-pikiran sendiri yang dipenuhi dengan dogma-dogma penilaian kaku yang menutup hati sendiri untuk memasuki dunia kebebasan. Dibutuhkan keberanian untuk membuka palang portal hati untuk mulai masuk dan menjalani langkah-langkah kebebasan dan membina tali silahturahmi dengan semua pihak dan mendapatkan kebahagiaan.

Begitu pula terkait dengan perbedaan sistem kepercayaan/agama, hanya diperlukan keberanian untuk membuka hati untuk melihat keindahan dari berbagai sistem kepercayaan  sehingga diri sendiri yang damai mampu berbagi dan melihat semuanya indah dan begitu mendambakan damai, sejahtera dan bahagia.

Gerbang kehidupan damai itu adalah hati kita sendiri.



Love&light…(((<3)))…

** ** **


No comments:

Post a Comment