Di banyak tempat bisa didapati jalan-jalan yang ditutup
dengan portal, sehingga untuk mencapai tujuan harus memutar. Jalan yang
mestinya mempermudah akses keluar masuk itupun menjadi sia-sia.
Pengertian sebenarnya dari portal adalah gerbang yang
berarti akses menuju bagian lain namun dalam kehidupan sehari-hari portal
menjadi pembatas atau tutup jalan seperti di atas.
Alasan utama dipasangnya portal semacam itu adalah karena
ketakutan dan kekawatiran penyalahgunaan akses jalan itu untuk tindak
kejahatan. Ketakutan dan kekawatiran tampaknya sudah menjadi budaya yang
menjadikan masyarakat menutup diri sehingga tanpa disadari membelenggu
kebebasannya sendiri.
Secara lebih luas lagi, budaya ketakutan dan kekawatiran
yang telah menjadi pola pikir umum membuat masyarakat memasang portal pembatas di
dalam pikiran-pikirannya dan mengkotak-kotakkan berbagai hal untuk membedakan
mana yang boleh dimasuki dan mana yang dilarang dilewati. Dogma-dogma penilaian
kebenaran baik melalui agama, ras, suku tak ayal lagi menjadi pembatas
hubungan-hubungan antar pribadi.
Kekerasan mental melalui penilaian berbagai label tentang
kelompok-kelompok tanpa disadari telah menjadi ketakutan dan kekawatiran
sebagai palang portal yang membatasi kebebasan pribadi untuk menjalin
hubungan-hubungan sinergis. Sebagai contoh label bahwa orang batak itu berwatak
keras, orang jawa bermental lamban, orang cina suka mencari keuntungan, orang
barat suka mengkadali orang-orang asia dst. Namun pada kenyataannya per pribadi
banyak orang batak yang lembut, orang jawa yang trengginas, orang cina yang
murah hati, orang barat yang dermawan dan peduli terhadap masalah kemanusiaan.
Portal yang tertutup lebih dikarenakan pikiran-pikiran
sendiri yang dipenuhi dengan dogma-dogma penilaian kaku yang menutup hati
sendiri untuk memasuki dunia kebebasan. Dibutuhkan keberanian untuk membuka
palang portal hati untuk mulai masuk dan menjalani langkah-langkah kebebasan
dan membina tali silahturahmi dengan semua pihak dan mendapatkan kebahagiaan.
Begitu pula terkait dengan perbedaan sistem
kepercayaan/agama, hanya diperlukan keberanian untuk membuka hati untuk melihat
keindahan dari berbagai sistem kepercayaan sehingga diri sendiri yang damai mampu berbagi
dan melihat semuanya indah dan begitu mendambakan damai, sejahtera dan bahagia.
Gerbang kehidupan damai itu adalah hati kita sendiri.
Ilustrasi diambil dari: http://www.mediaindonesia.com/spaw/uploads/images/article/image/20110404_095329_FOT-201104-000484-D.jpg
Love&light…(((<3)))…
** ** **
No comments:
Post a Comment