Percaya akan surga abadi sudah semestinya juga berarti setiap jiwa/soul memiliki hidup abadi dan kehidupan saat ini adalah bagian dari kisah hidup abadi itu.
Selanjutnya yang perlu disadari adalah bahwa karakter suatu jiwa tidak akan begitu saja berubah setelah kematian fisiknya. Setiap jiwa akan tetap melanjutkan cara hidupnya, caranya berpikir dan sikapnya oleh karena karakternya.
Ini artinya pengampunan dosa tidak serta-merta mengubah karakternya. Dalam kehidupan setelah melepas tubuh fisiknya saat kematian, setiap jiwa memiliki karakter sama persis dengan karakternya yang dikembangkan dalam hidup fisiknya.
Senyum bahagia penari Dayak menampilkan tarian Enggang yang menggambarkan kehidupan bahagia burung enggang terbang di alam bebas. Seni tari adalah bagian penting dari seni budaya Nusantara membentuk karakter jiwa-jiwa bahagia.
Oleh karena itulah setiap unit kesadaran individu disebut jiwa/soul karena identitasnya ditentukan oleh karakter kejiwaannya. Tentu saja bentuk dan kisah hidupnya di dimensi alam lain itu akan mirip dengan sebelum kematian. Jika jiwa itu emosional, ia akan tetap emosian dan mudah tersinggung.
Itulah mengapa bukan pengampunan dari pihak lain yang diperlukan untuk masuk ke kehidupan damai bahagia surgawi; sebaliknya justru mengampuni adalah sikap yang memungkinkan jiwa melanjutkan hidupnya dengan cara-cara damai dan bahagia.
Mengampuni adalah hadiah rasa damai bahagia bagi diri sendiri.
“Mengampuni bukanlah suatu pemberian hadiah kepada orang lain. Mengampuni adalah hadiah yang kau berikan bagi dirimu sendiri.”
~Spirit Science
§
Klik "Follow" untuk mendapatkan postingan baru.
Monggo untuk share dan terima kasih bagi yang bersedia membagikannya untuk semangat kebangkitan Nusantara. Rahayu sagung dumadi.
Vibrasi cinta.
...((( 💓 )))...
#Nusantarabangkit
#Nusantarajaya
#Spiritual
#Kesadaran
#Inspirasi
#Jiwamerdeka
No comments:
Post a Comment