Sony H. Waluyo, 7 Mei 2012
Tiap waktu berlalu mengukir pita kenangan
dimana jejak-jejak pertumbuhan dinyatakan
sebagai ceritera yang membentuk makna hidup
untuk mencapai tujuan sebagaimana diidamkan
menjadi rangkaian yang akan menikmati prosesnya
dalam berbagai cabang yang mengikuti alurnya
Memang tak semuanya hadir sebagai kenyamanan
dimana pahitnya perjalanan menjadi bagian cerita itu
benturan-benturan hidup yang tak terpisahkan
ketika pergulatan diri ini membangun kesadaran
di antara berbagai pertanyaan yang datang membuka hati
untuk mendapatkan pemenuhan janji kesetiaan
Ingin rasanya untuk melupakan semua kepedihan itu
seperti amarah yang membuat kekacauan pikiran
dimana kesalahan langkah menjadi beban
yang selalu mengintip celah untuk diluapkan
ketika kembali berhadapan dengan situasi yang sama
mengusik kedamaian yang ingin dikecap
Semuanya seolah tiada akhir dalam aliran waktu
yang terus menggoreskan nada-nada kehidupan
yang terpanggil untuk mendendangkan iramanya
sebagai tanda keberadaan ciptaan di bumi yang hidup
menggeliatkan setiap bentuk mengurai keruwetan
dimana setiap buah kehidupan akan dituai
Tak mungkin untuk melupakan begitu saja
jika setiap ganjalan pengalaman hanya akan kembali
mengulangi kisah serupa sebagai penderitaan
yang terus menumpuk di bawah sadar
seperti gunung yang siap meletus bergemuruh
di kala sumbatan kerasnya hati menutup jalan
Kini kusadari bahwa setiap benturan itu
hanyalah cara baginya untuk melepaskan diri
sehingga bisa aku kenali apa yang tersimpan
sebagai bentuk pikiran sadarku yang tertuang
dalam perjalanan hidup yang menyatakan keadaannya
dimana aku bisa mengenali diriku sendiri
Dari kepedihan yang kurasakan selama ini
aku menjadi tahu bahwa ada banyak hal mesti kuselesaikan
bukan dengan membuat cerita yang sama
dengan melampiaskan semua emosi marahku
dan semua keinginan yang berakhir dengan kesedihan
sebagaimana jika aku hanya membuat yang kucinta sedih
Dari kebahagiaan yang kurasakan selama ini
aku menjadi paham cara untuk mewujudkan cinta
yang selalu lahir dari setiap perbuatanku sendiri
sebagai tanda bahwa aku hadir untuk menyatakannya
yang didorong oleh setiap situasi yang menginginkannya
sehingga setiap peristiwa diakhiri dengan kebahagiaan
Aku melihat bagaimana setiap luka hati ingin disembuhkan
melalui penerimaan apa adanya
yang membuat setiap kelemahan mendapatkan maaf
sehingga tidak lagi menjadi beban yang memberatkan lagkah
untuk siap mengukirkan solusi-solusi kreatif
yang akan disambut dengan keceriaan
Aku belajar lebih banyak lagi dari semua pengalaman
dimana setiap kali aku mampu berdamai dengan diriku
langkah penyelesaianpun menjadi lebih pendek
sehingga akupun bisa berdamai dengan siapapun
untuk bersama-sama berbagi solusi kehidupan
dalam rangkaian yang menyatakan semesta damai bahagia
Kini semuanya ada tampak sebagai hanya untuk disyukuri
dimana pengampunanpun selalu tersedia untuk setiap
kelemahan
dan hati yang pemurah menyapa penuh kehangatan
untuk mencairkan kebekuan yang selalu mengganjal
luluh dalam kelembutan kasih sayang
dimana cinta menjadi pilihan untuk setiap langkah
--
[http://www.facebook.com/photo.php?fbid=3922054332766&set=a.3865197991393.2166649.1321815697&type=3]
--
love&light.♥.^_^.
... Melupakan masa lalu tidak akan pernah menyelesaikan
masalah, dan hanya menimbunnya di bawah sadar.... dimana tanpa disadari akan
selalu muncul kembali setiap saat dalam berbagai situasi yg memancing emosi.
Semakin besar timbunan masalah masa lalu yg tersimpan di bawah sadar, makin
mudah orang meledak emosinya.
Cara paling jitu utk berdamai dengan masa lalu adalah
memaafkan baik diri sendiri ataupun orang lain shg tdk ada lagi timbunan
masalah di bawah sadar, yg akan membuat hidup ringan lancar mengalir damai
bahagia...
==
No comments:
Post a Comment