Friday 22 November 2019

Ritual Keliling - Keseimbangan Aspek Maskulin Feminin

Ka'bah adalah bangunan untuk ritual sebagaimana dilakukan dalam kebudayaan animisme dan dinamisme. Suatu sumber cerita mengatakan bahwa bangunan Ka’bah merupakan bantuan dari suatu kerajaan di India yang berlatar belakang Hindu untuk penguasa di Arab dengan tujuan sebagai piranti spiritual dengan ritual berputar mengelilinginya untuk upgrade kesadaran atau peningkatan kualitas kehidupan spiritual masyarakat Arab agar mampu menciptakan kehidupan damai dan sejahtera. Bangunan ini kemudian diambil alih dan menjadi ritual dalam agama Islam.
Ritual Pradaksina yang artinya berkeliling searah jarum jam dilakukan di tempat-tempat suci seperti candi. 

Ritual berputar keliling suatu obyek adalah teknik spiritual yang digunakan sejak masa silam. Dalam sistem energi Merkaba yang digambarkan sebagai 2 tetrahedron yang berputar berkebalikan arah dimana tetrahedron aspek feminin berputar melawan arah jarum jam dan tetrahedron aspek maskulin berputar searah jarum jam. Saat aspek maskulin dan feminin pada kesadaran seseorang seimbang maka kesadarannya akan meningkat pesat. Kepribadian seseorang akan sangat kuat namun juga sekaligus lembut, memiliki keberanian untuk menjalankan ide-ide kreatifnya namun dengan cara-cara lembut bijaksana.
Merkaba dari kata Mer-Ka-Ba atau Cahaya-Jiwa-Tubuh artinya adalah Jiwa/Tubuh yang diselimuti medan energi Cahaya yang berputar berlawanan arah, tetrahedron aspek maskulin dan feminin yang berlawanan arah putarannya. Maka Merkaba juga berarti kendaraan suatu jiwa/soul untuk berada dalam realita fisik. 

Praktek ritual berkeliling dilakukan di Yogyakarta tiap malam 1 suro dengan jalan mengelilingi keraton. Di Minahasa juga ada ritual berputar searah jarum jam 9 kali putaran. Di candi Cetho juga ada ritual 7 kali mengelilingi puncak candi searah jarum jam. Sementara di Borobudur juga dilakukan ritual keliling candi dengan 3 kali putaran searah jarum jam.

Ritual berputar/keliling juga bisa dilakukan dengan cara praktis yang bisa dilakukan dimanapun. Caranya sangat mudah cukup dengan berdiri di tempat, rentangkan tangan, berputar di tempat melawan arah jarum jam sebanyak 30 kali dengan mata terbuka. Setelah 30 kali berputar, katupkan tangan di dada dengan mata tetap terbuka. Diam di tempat sampai rasa berputar hilang. Latihan ini bisa dilakukan sehari sekali atau sampai 3 kali.

Ritual keliling dalam tradisi sufi dilakukan dengan arah melawan putaran jarum jam yang berkebalikan dengan tradisi ritual keliling di Nusantara. Arah putaran dalam tradisi sufi nampaknya mengikuti pola arah putaran rotasi planet-planet pada sumbunya di tata surya, yakni berputar melawan arah jarum jam sehingga matahari terbit di timur dan terbenam di barat. Kecuali planet Venus dan Uranus yang berputar searah jarum jam pada sumbunya. Venus disebut bintang fajar dan sumber-sumber spiritual menyebutkan memiliki tingkat peradaban kehidupan yang tinggi. Mungkin tradisi ritual keliling di Nusantara merujuk pada sistem Venus.
Jadi, sebenarnya untuk melakukan ritual berputar/keliling tidak perlu harus pergi ke Arab, melainkan juga bisa dilakukan dimanapun, atau di situs-situs megalitikum seperti candi-candi sebab sumber ajaran ritual itu malah berasal dari tradisi animisme-dinamisme yang bisa banyak ditemukan ragamnya di Nusantara. Ritual keliling di candi-candi juga bisa membantu aktivasi kembali situs-situs tersebut sebagai mandala atau portal antar dimensi, bukan sekedar tempat wisata. Maka, orang tidak perlu keluar puluhan juta rupiah untuk melakukan ritual ini, seperti halnya kaum sufi yang melakukan tarian sufi berputar di tempat.


§

Berbagi hal-hal indah dan inspiratif adalah cara aktif untuk mengubah diri dan lingkungan. Monggo untuk share dan terima kasih bagi yang bersedia membagikannya untuk semangat kebangkitan Nusantara. Rahayu sagung dumadi.

Vibrasi cinta. 


...((( 💓 )))...

No comments:

Post a Comment