Thursday 21 November 2019

Ketajaman Mata Kartini

Mungkin Kartini lebih dikenal sebagai pejuang kaum perempuan untuk bisa mendapatkan pendidikan, namun ternyata pemikiran Kartini lebih jauh dan luas lagi. Ia tidak hanya berjuang bagi kaum perempuan, melainkan juga berjuang membebaskan kaum pria dari kebodohan. Kartini sangat prihatin melihat bangsanya begitu mudah dibodohi dan diadu domba karena kurang pengetahuan dan kemampuan berpikir.

Kartini begitu prihatin dengan kondisi ini sampai menulis, “Agama menjauhkan kita dari perbuatan dosa, tetapi berapa banyak dosa yang telah dilakukan atas nama agama.” Kartini mampu menganalisa dan melihat bahwa banyak kejahatan, pertengkaran, permusuhan dan berbagai macam kekerasan mulai dari secara psikis hingga fisik oleh karena alasan agama. Dan Kartini menyadari bahwa sumber masalahnya adalah karena kurangnya pengetahuan dan daya kritis serta kemampuan berpikir untuk benar-benar memahami.

Dari pengamatan Kartini melihat bahwa bangsanya sangat relijius namun pengetahuan keagamaannya lemah. Dalam masyarakat relijius, agama memainkan peran sentral dalam membentuk pola pikir masyarakat dan pemuka agama dianggap sebagai sumber ilmu yang wajib dipatuhi. Ketergantungan pada pemuka agama sangat besar sebab di masa itu Kitab Suci hanya tersedia dalam bahasa asing (Arab) dan kebanyakan orang tidak bisa berbahasa Arab.

Kartini dengan berani memberikan kritik tajam terhadap praktek beragama ini, dengan pertanyaan kritisnya bagaimana mungkin sesuatu diyakini sebagai kebenaran mutlak namun sama sekali tidak tahu isinya seperti kitab suci yang ditulis dalam bahasa asing (Arab) yang sama sekali tidak dimengerti.

Bayangkan, selama sebelum era Kartini orang-orang percaya begitu saja pada sesuatu sebagai kebenaran namun mereka sama sekali tidak bisa membaca dan mengerti isi dan artinya. Bahkan, orang-orang bisa menjadi penceramah tentang sesuatu yang sebenarnya tidak dipahaminya namun diyakini sebagai kebenaran, dan para pendengarnya mengamini.

Kartini adalah orang yang berjasa sehingga membuat tersedianya Qur'an dalam bahasa Jawa, karena kegigihan dan kenekadannya dengan berani mendesak disediakan terjemahannya untuk bisa dipelajari dan sehingga layak dan bisa diterima logika jika diyakini sebagai kebenaran. Kenekadan dan keberanian Kartini tersebut di masa itu sangat luar biasa; bahkan untuk ukuran di masa kini sekalipun. Ketajamannya melihat sumber masalah kebodohan juga sungguh mengagumkan.

Kritikan Kartini itu bukan sekedar tentang kesempatan belajar untuk kaum perempuan, tetapi juga bagaimana tingkat pengetahuan dan pemahaman atas keyakinan relijius menjadi sumber perlakuan buruk terhadap kaum wanita serta berbagai kebodohan. Diskriminasi, konflik dan permusuhan berlatar belakang keagamaan timbul karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan berpikir mandiri untuk menguji kebenaran informasi dan mempertimbangkan sendiri untuk mampu bertindak secara bijaksana.



§

Berbagi hal-hal indah dan inspiratif adalah cara aktif untuk mengubah diri dan lingkungan. Monggo untuk share dan terima kasih yang bersedia membagikannya untuk semangat kebangkitan Nusantara. Rahayu sagung dumadi.


Vibrasi cinta. 

...((( 💓 )))...

No comments:

Post a Comment