Friday 15 November 2019

Sistem Lama Runtuh, Sistem Baru Muncul

Semuanya semula terlihat normal sampai munculnya kebangkitan kesadaran. Mereka yang terbangun dan bangkit kesadarannya melihat bahwa ada yang tidak beres dalam sistem kehidupan di bumi.

Jumlah mereka yang mulai bangun ini hanya sedikit namun apa yang mereka lakukan mulai mengusik yang lain. Pengamatan mereka yang tajam menelanjangi sistem yang korup seperti sistem ekonomi, politik dan keagamaan. Mereka yang masih tertidur dibuat bingung sebab menganggap semuanya normal dan justru melihat orang-orang yang bangun kesadarannya sebagai tidak normal.
Sistem ekonomi dan politik penuh dengan manipulasi, sistem keagamaan menciptakan persaingan dan permusuhan dengan ajaran yang begitu parah terdistorsi, sejarah palsu; yang semula dianggap normal mulai dikuliti.

Goro-goro, bumi gonjang-ganjing. Sistem yang korup mulai terkikis, pijakan kaki goyah semua berubah. Aliran ekonomi pindah jalur, politik menciptakan arus baru dan kehidupan spiritual begitu menantang sebagai energi perubahan. 

Semua diuji dan diverifikasi untuk mendapatkan pijakan baru. Sekat-sekat keagamaan mulai runtuh, mereka yang menyerukan pemisahan dan permusuhan ditinggalkan. Manusia semakin menyadari manipulasi itu. Semakin ditekan dan ditakut-takuti, keberanian untuk membongkar manipulasi makin kuat.
Dalam kebangkitan kesadaran ini Nusantara tegak kembali jati dirinya sebagai bangsa yang mandiri bagaikan tanaman yang layu telah kembali segar. Suatu bangsa hanya akan bangkit dan berdiri kuat jika mampu menghadapi tantangan hidupnya sesuai kondisi alamnya sehingga tercukupi semua kebutuhannya. 

Disinilah peran kebangkitan kembali seni budaya yang menjadi ciri khas Nusantara menggerakkan semangat kembali ke jati diri, tidak lagi takut dengan penilaian disebut penyembah berhala, kafir, sesat, musyrik dst. sebab menyadari semua ekspresi seni budaya itu lahir dari pergulatan spiritual menyelaraskan diri dengan dinamika alam sumber berkat dan kehidupan.

Seni budaya berarti penggunakan olah rasa dan olah pikir untuk mencipta, yakni tanda keahlian menggunakan daya hidup untuk penciptaan pengalaman hidup yang indah. Masyarakat Nusantara semakin menyadari kekuatan dirinya dan kreativitas menjadi cara untuk menjalani hidup dengan cara-cara baru dan penuh suka cita. 

“Kau telah dibohongi tentang segala sesuatu yang selama ini aku anggap benar. Mereka yang disebut buta aksara pada abad 21 ini bukan lagi mereka yang tidak dapat baca tulis, melainkan mereka yang tidak dapat melepaskan kebohongan-kebohongan yang telah diajarkan kepada mereka dan selama ini mereka yakini. Selanjutnya mereka harus membuka pikiran dan mempelajari hal-hal baru.” 

§

Berbagi hal-hal indah dan inspiratif adalah cara aktif untuk mengubah diri dan lingkungan. Monggo untuk share, rahayu sagung dumadi.



Vibrasi cinta. 


...((( 💓 )))... 

No comments:

Post a Comment